Rama duduk di kamar kostnya mencoba untuk mengerjakan tugas siang itu. Rencananya, malam nanti dia akan ke acara om Verdi. Jadi tidak ada waktu untuk mengerjakan tugasnya. Revan juga sudah mengingatkan, bahwa dia akan menjemput Rama bersama-sama dengan teman temannya sehingga Rama tidak usah bingung bagaimana cara untuk pergi ke acara itu. Lagipula Rama tidak tau tempatnya dimana.
Pukul enam tepat, Revan dan teman temannya mengetuk pintu kamar kost Rama.“Siapa sih?” ucap Rama sambil bangun dari tidur nya. Di ketiduran selesai mengerjakan tugas, dan sekarang dia lupa dengan Rencana Revan
Rama membuka pintu dan terkejut melihat gerombolan orang sedang berdiri di depan pintunya tanpa ada cela sedikitpun.“Sialan lu! Lo belum siap siap?” Seru Revan yang berdiri paling depan dan yang paling semringah saat Rama membuka pintu. Tetapi wajahnya langsung kusut saat melihat penampilan Rama
“Kemana?” Tanya Rama sambil menggaruk lehernya. Otaknya mulai mencerna omongan Revan dan mengingat ingat apa rencananya malam ini.
“Oyiyyahh!!! Astagaa.. gue lupaaa!!” Seru Rama saat teringat dengan acara papanya Revan. Dia segerah menutup kembali pintunya dan cepat cepat bersiap
“Serius dia lupa? Gue nggak bisa tenang seharian gara-gara acara ini…” keluh Kurin saat mengingat acara ini diliput media
“Dia benar benar tulus cuman mau ngucapin selamat ke papa..” Revan menghela nafas dan berbalik meninggalkan pintu Rama. Mereka berkumpul di depan kost kosan menunggu Rama keluar
Usai bersiap, Rama kemudian keluar. Dia hanya mengenakan kemeja biasa dengan celana jeans dan mereka berangkat ke pesta ulang tahun perusahaan ayah Revan. Rama dibonceng oleh Revan yang kali ini membawa motor. Dia ingin tampil senada dengan teman temannya. Lagipula mereka tidak akan datang lewat depan melainkan lewat belakang.
Pesta ulang tahun perusahaan pak Verdi dilaksanakan di salah satu hotel besar di tengah kota. Acara ini sangat megah karena dihadiri oleh tamu tamu besar dan kolega kolega pak VerdiRama dan teman temannya memasuki aula utama dengan melalui pintu belakang. Mereka mengawal revan sampai tiba di bagian dalam gedung, kemudian mereka harus berpisah karena revan harus hadir terpisah dengan mereka.
"Wahhh... Gak nyangka dalam hidup gue gue bisa datang ke pesta megah kayak gini.." puji Oki yang melangkah masuk ke aula utama dengan terus melihat sekelilingnya
"Ki! Lo jangan mulai deh.." tegur Kurin yang mungkin merasa malu dengan sikap Oki.
"Hahaha... Ya lo tau sendiri Oki orang nya gimana" ucap seorng lagi yang berdiri di samping Kurin. Namanya Aldo.
Saat mereka berbincang, mereka tidak sadar bahwa Oki sudah tidak ada bersama mereka. Pria itu memisahkan diri tidak peduli dengan apa yang dikatakan teman temannya. Dia berdiri di depan meja prasmanan yang menyediakan berbagai macam hidangan
Tidak mau ketinggalan, teman teman yang lain juga segerah berpencan dan bebrrapa berkumpul untuk menikmati hidangan pesta.Melihat teman temannya yang begitu bersemangat membuat Rama ikut tersenyum senang. Dia teringat dengan om Verdi ayah Revan. Sepertinya dia harus mencarinya dulu dan mengucapkan selamat sekaligus mewakili teman temannya yang sudah terpanah dengan hidangan. Rama agak meninggikan lehernya mencari keberadaan Verdi di tengah tengah keramaian orang yang berlalu lalang. Walaupun ruangan ini luas tetapi ada lebih dari ratusan orang yang berlalu lalang membuat Rama menyerah untuk mencari Verdi. Mungkin dia akan melihatnya nanti diatas panggung besar yang berada di sisi ruangan itu.
Rama terkejut saat menyadari dirinya kini bejalan jalan sendirian di tengh tengah orang orang ber jas dan wanita wanita berpakaian bagus ini. Teman temannya sudah terpencar entah kemana dan Rama jadi merasa agak rendah dia mencoba kembali ke belakang dan mencari teman temannya tetapi Rama tak kunjung melihat mereka. Dia tidak menyadari saat seorang wanita tiba tiba lewat di depannya dan bukk.. Rama tanpa sengajah menabrak wanita itu
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMMA LAURENT
RomanceHarks menghampiri seorang pria parubaya yang sedang berbincang dengan kenalannya ditengah tengah pesta. Harks membisikkan sesuatu di samping telinga orang itu, dan sukses membuatnya membelalakkan mata karena terkejut dengan berita yang disampaikan H...