3.I'm not disabled

934 95 4
                                    

"Anak tidak berguna kau tawuran lagi?"

Belum menjawab Donghae sudah melepaskan satu tinjuan ke arah Jeno.

BUGH

Tubuh babak belur milik Jeno termundurkan hingga menabrak pintu rumahnya itu.

"Ayah sakit." Monolog Jeno seraya meringis tipis.

Baru saja ia dihantam habis-habisan oleh jaemin, sekarang sepertinya Jeno harus bersiap ke ronde dua.

Bisa-bisa dia akan menemui ajalnya jika begini terus, tetapi bukankah itu yang Jeno harapkan?

Dada Donghae naik turun saat emosinya berhasil terpancing.

Pria berusia akhir empat puluh tahunan itu melonggarkan dasinya dengan kasar  lantas bersiap untuk memukul putranya.

Kalau kata Donghae bukan memukul tapi memberi hukuman. Oke kita sebut saja pake kalimat itu.

"Anak sialan! Hobinya tawuran saja! Mau jadi apa kau nanti?! Ha?!"

"Ayah, Jeno nggak tawuran." Bela Jeno yang malah membuat Donghae semakin nafsu untuk menghantamnya.

"Terus apa?! Ha?! Jawab Jeno terus ini kenapa tubuh kamu seperti ini?!"

Sekilas Jeno melirik ke arah sang adik, jaemin, yang nampak diam dengan wajah datar nan dingin.

Jeno tidak tega mengatakan bahwa ini adalah ulah sang adik. Bagaimana pun juga jeno sangat sayang jaemin, Jeno tidak tega jika harus melihat jaemin yang menerima hukuman.

"Iya ayah maaf aku tawuran." Jawab Jeno polos.

"APA?!" Emosinya Kembali di buat naik pitam hingga haechan renjun dan juga jisung mendekat untuk memopong tubuh sang ayah yang hampir roboh.

Donghae memegang lehernya yang terasa kaku akibat ulah Jeno.

Sementara itu jaemin hanya diam saja sembari memikirkan kebodohan kakaknya yang satu ini.

Terkadang jaemin bingung, kakaknya itu bodoh tolol bego apa polos? Atau gabungan antara semuanya.

"Ayah hentikan, mending ayah istirahat aja, ayahkan baru pulang kerja. Biar aku dan haechan yang kasih anak itu pelajaran." Usul renjun yang diangguki kedua saudaranya.

"Iya yahh... Aku antar ya?" Jisung ikut menyahut.

"Jisung tolong bantu ayah menuju kamarnya." Ucap renjun yang diangguki kepala oleh jisung.

"Iya kak."

Setelah kepergian sang ayah dan Jisung, kini sisalah ke empat saudara itu. Jeno masih ditempatnya, menunduk seraya menitikkan air mata.

Sepertinya Jeno berhasil menorehkan luka lagi bagi sang ayah.

"Jeno." Panggil renjun.

Jeno sama sekali tak menyahut. pemuda itu sibuk bersiteru dengan pikirannya.

"JENO!"

Nada tinggi milik renjun berhasil membuyarkan dunia Jeno.

"I-iya kak?"

Jeno reflek mendongak menatap kakaknya yang sudah terlihat kesal setengah mati terhadapnya.

"Kamu beneran tawuran?"

Jeno membisu tak sanggup menjawab.

"Beneran tuh..." Jaemin menyela membuat haechan melayangkan tatapan tajam pada adiknya yang satu itu.

"Jeno jawab!"

"I-iya."

"Kamu ini bisa gak sih sehari aja jangan buat onar?! Tau gak dalam seminggu kamu pulang dalam keadaan begini itu hampir tiap hari Jeno! Kamu tau itu?!"

The smile has your life || W-NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang