14.Brotherhood

674 76 1
                                    

Renjun memijat pangkal hidungnya kala telinganya sudah terasa pengap mendengarkan guru privatnya yang sedang berbicara panjang lebar mengenai bisnis.

"Jadi bagaimana renjun apakah cukup mudah mengerti penjelasan bapak?" Tanya salah satu pria dihadapannya dengan setelan jas hitam rapi.

Renjun pun tak punya pilihan lain selain mengangguk seolah mengerti. Nyatanya pemuda itu sama sekali tak paham dengan materi apa saja yang di jelaskan bapak tadi. Fokusnya entah mengapa susah untuk di kendalikan belum lagi rasa mengantuk yang tiba-tiba mencuar di tengah pembelajaran nya mengenai bisnis tadi.

"Bagus, kalau begitu untuk hari ini bapak akhiri ya." Final bapak itu sembari tersenyum tipis, lalu segera melangkah keluar dari ruangan tersebut.

Renjun menghembuskan nafas lelahnya, tubuhnya benar-benar kelelahan. Ingin sekali rasanya ia merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya sekarang.

"Renjun udah selesai?" Tiba-tiba baritone suara yang sangat renjun kenal, membuat pemuda itu menoleh dengan cepat.

"Iya, ayah."

"Owh... Kalau begitu kita lanjut ya ke bagian administrasi, kamu juga ha--"

"Ayah, aku harus jemput mereka." Renjun tiba-tiba saja memotong ucapan ayahnya, karena pemuda itu ingin melarikan diri dengan alibi menjemput adik-adiknya.

Donghae pun melirik ke arah jam dinding yang terpasang di ruangan tersebut dan waktu memang menunjukkan bahwa putra-putranya Sudah pulang.

"Gapapa biar supir ayah yang jemput mereka."

"Ehh- biar renjun aja yah, renjun juga harus ke kampus ada sesuatu yang renjun harus urus." Dalihnya lagi.

"Yasudah kalau begitu, kita tunda dulu ya sampai sore nanti." Balas donghae disertai helaan nafas.

Renjun kembali bisa bernafas lega ketika kilahannya berhasil di makan sang ayah, akhirnya renjun bisa bebas. Lega sekali.

Pemuda itupun segera mengambil kunci mobilnya dan menuju sekolah adik-adiknya sesuai apa yang di ucapkan nya tadi.

--

Renjun mencembungkan kepalanya ke arah gerbang, menunggu adik-adiknya yang tak kunjung datang juga.

Para siswa-siswi SMA Juanda Jakarta sudah berkerumun keluar sedari sepuluh menit yang lalu.

Renjun benar-benar sudah kelihatan kesal setengah mati, padahal niatnya sesudah menjemput adik-adiknya, pemuda itu ingin pulang dan beristirahat sebentar tetapi sepertinya niatnya itu akan segera pupus.

"Dimana sih mereka?!" Gumam renjun dengan gerakan gusar.

--

"Bisakan Bu? Please..." Ucap haechan memohon pada wali kelasnya untuk di berikan ujian susulan tanpa ayahnya ketahui.

"Ujian susulan pasti ibu kasih kok Chan, tapi untuk merahasiakan ini dari ayahmu sepertinya ibu gak bisa." Balas wali kelas haechan dengan helaan nafas.

Haechan, anak itu terus merengek meminta agar ini di rahasiakan oleh ayahnya, tetapi wali kelas haechan tidak mungkin juga merahasiakan ini dari orang tua siswanya sendiri.

Kedua matanya sudah seperti anak anjing yang meminta makanan, kedua tangannya terkepal untuk memohon agar wali kelasnya itu mau berbaik hati.

Seraya menghembuskan nafas, akhirnya wali kelas tersebut memilih untuk menyerah. Tak apa akhir-akhir ini Donghae juga sudah jarang memonitoring anak-anaknya sebab kerjaannya yang tak bisa di tunda.

The smile has your life || W-NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang