19.Situation

689 81 2
                                    

"AYAM AYAM KAGETTTT!" Haechan mendelik kaget ketika melihat sesosok tubuh sedang meringkuk tepat dihadapannya, dan Jisung yang berada dibelakang pun turut tersentak dan tanpa sengaja menubruk haechan yang mendadak berhenti.

"Ada apa sih kak?" Ucap Jisung dengan raut wajah yang menekuk.

"Tu..." Singkat haechan seraya merotasikan matanya ke arah depan dan jisungpun ikut mengikuti arah pandang pemuda itu.

"Ha?! Kak Jeno?"

Tanpa basa-basi, jisung segera menghampiri Jeno dan menggoyangkan tubuh Jeno agar pemuda itu segera terbangun.

"Kak jenooo!" Jisung masih setia berusaha menyadarkan kakaknya itu.

Sementara itu jaemin dan juga Renjun yang baru saja keluar gara-gara mendengarkan keributan, segera berhenti dan memerhatikan Jeno yang masih tertidur pulas itu.

"Jeno ngapain tidur disitu?" Gumam renjun dan haechan hanya mengedikkan bahunya.

"Kak Jeno? Ngapain disini?" Tanya jisung setelah Jeno mulai tersadar dari alam bawah sadarnya.

Jisung membantu Jeno untung bangkit dan melemparkan pertanyaan yang hanya dibalas senyuman oleh pemuda itu.

"Di hukum ayah." Jawab Jeno setelah terdiam beberapa detik.

"Pasti gara-gara nilai Lo jelek..." Sahut jaemin dengan sedikit kekehan julid, yang sontak dilemparkan tatapan tajam oleh kedua kakaknya.

"Iye.. iye.. gw duluan ke mobil dah.." finalnya dengan memutar bola matanya, terlihat begitu malas melihat interaksi dihadapannya.

"Kak... Darah..." Jisung terlihat begitu panik.

Renjun dan haechan yang melihat cuping bibir Jeno yang mulai memerah karena tetesan darah yang tak henti menetes itu, mulai merasa cemas dan memilih untuk mendekati Jeno.

"Kak kamu mimisan..." Ucap Jisung lagi dan Jeno hanya menanggapi nya dengan seulas senyuman tipis dan tenang, seolah itu adalah hal yang biasa saja.

Jeno pun segera menghapus jejak darah itu dengan menggunakan punggung tangannya.

"Nggak kenapa-napa kok, aku kecapean aja." Balas Jeno seraya bangkit duluan.

Pemuda itu segera masuk ke rumahnya tanpa mengatakan hal yang lebih panjang lagi.

Dan renjun, haechan dan juga jisung-pun hanya bisa menghela nafas melihat hal itu.

Khawatir? Tentu saja iya!

Tapi entah mengapa rasanya terlalu sulit untuk mencoba mendekati saudaranya yang satu itu, mengingat saudaranya menjadi sebab utama tragedi beberapa silam yang lalu.

Ataukan ini hanya perkara gengsi? Pikir renjun yang namun langsung ditepiskan begitu saja, seolah tak mau mengambil pusing.

--

Jeno menatap wajah pucatnya melalui pantulan kaca di hadapannya. Mengerikan dan terlihat begitu miris. Pemuda itu tersenyum sendu melihat dirinya yang semakin hari semakin kacau.

Pemuda itu kembali menyalakan kerang air dan membilas wajahnya ketika darah itu kembali turun mengenai wastafel.

Byur

Dengan nafas yang tersengal-sengal, Jeno menselonjorkan tubuhnya ke lantai. Pemuda itu memeluk kedua lututnya dan merenungi segala kesalahannya yang sebenar-benarnya itu bukanlah sebuah kesalahan.

Saat mengingat itu lagi, Jeno terus menerus memukuli kepalanya sendiri tanpa henti.

Frustasi. Mungkin itu yang tengah Jeno rasakan sekarang.

The smile has your life || W-NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang