24.Give up, tired, and sorry

1.1K 92 0
                                    

Dor! Dor! Dor!

Sebuah peluru yang ditembakkan sebanyak tiga kali, berhasil membuka gembok dari sebuah pintu besi.

Para polisi masuk dengan menggunakan perlengkapan khusus. Goongmin--ayah dari Gyuri lah yang memimpin sebagai ketua tim di polisi jakarta setempat.

"Pak sepertinya mereka sudah kabur." Salah satu dari anak buah goonmin bersuara ketika menyadari ruangan yang dimasukinya sudah bersih tanpa jejak sama sekali.

Sial! Lagi dan lagi mereka gagal.

Pria itu membuka helm densus beserta maskernya dengan gerik kasar, sungguh ia sudah sangat frustasi mengejar gang Z yang selalu saja berhasil kabur.

"Ini sudah ke enam kalinya kita gagal pak..." Celetuk yang paling muda dengan Hela nafas berat.

"Selidiki siapa yang berani membocorkan rencana kita." Ucap goongmin, rahangnya sudah terlihat begitu mengeras.

--

BUGHH

BUGHH

Tanpa belas kasih sama sekali renjun memberikan Bogeman yang begitu keras ke Jeno yang sudah tidak berdaya di lantai.

Renjun terlihat begitu marah, bahkan suara napasnya saja sudah terdengar ugal-ugalan.

Sudah berapa kali renjun ingin melarikan diri menghindari Jeno, tetapi anak itu malah gencar memohon pada sang kakak agar dimaafkan, dan puncaknya saat Jeno memegang kaki renjun, namun merasakan sentuhan dari Jeno membuat amarah renjun semakin membuncah.

Renjun jijik...

"Kak renjun!" Pekik jisung, matanya membelalak melihat pemandangan di hadapannya.

Pemuda itu segera berlari menghampiri renjun namun sayangnya berhasil di cegat oleh sang ayah.

Donghae hanya menggeleng dengan hembusan nafas yang terdengar begitu lirih.

"T-tapi yah..."

Pada akhirnya jisung hanya diam saja, sepertinya masalah ini akan butuh waktu.

"Ada apa ini ayah?" Tanya haechan yang baru saja sampai.

Lagi dan lagi tidak ada jawaban dari donghae membuat jisung dan haechan saling menatap satu sama lain.

"Jangan pernah lagi menunjukkan wajah kotormu di hadapan ku!" Suara renjun begitu terdengar dingin dan kejam.

Renjun pun melanjutkan langkahnya dan menutup pintu rumah tersebut dengan cukup kuat hingga menciptakan dentuman yang keras.

"Kak renjun..." Gumam Jeno yang sudah berada di ambang batas kesabaran, setelah itu semuanya menjadi gelap.

--

"Ha? Lo gila? Gak gw gak mau itu berisiko anjir!"

"Ya mau gimana lagi kita di kejar polisi, c'mon lah jaem katanya mau jadi berandalan?"

"Siapa yang mau jadi berandalan? Gw cuma mau gabung."

"Ya sama aja babi."

"Masalahnya Lo nyuruh gw ngirim tu sabu di rumahnya polisi mana polisinya bokapnya cewek gw lagi."

"Siapa bilang itu sabu? Surat doang itu."

The smile has your life || W-NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang