"Anak-anak bapak punya pengumuman penting, jadi setelah ujian semester ganjil ini berakhir sekolah kita akan mengadakan studi tour ke Yogyakarta, jadi--"
Belum sempat pak Dudi melengkapkan kalimatnya, para siswa-siswi yang berada diruangan IPA X11 2 telah menyorak-sorakkan kegembiraan, membuat para guru yang lalu lalang di luar kelas tersebut terheran-heran.
Pak Dudi pun memukul meja di hadapannya menggunakan penggaris keramat miliknya.
"Jangan berisik dulu! Bapak belum selesai ngomong."
Para murid pun sontak membisu.
"Jadi bapak harap kalian benar-benar bersungguh-sungguh untuk meraih nilai terbaik di ujian ini, karena orang tua kalian telah mengeluarkan banyak biaya untuk studi tour tahun ini, kalian mengerti?"
"Iya pakkkk..." Sahut serentak para murid dengan raut kegembiraan,
Kecuali Jeno.
"Baiklah kalau begitu bapak akan menjelaskan materi terakhir di semester ini, jadi simak baik-baik."
Pak Dudi pun menjelaskan sebagaimana mestinya dan tak terasa jam istirahat pun sudah berbunyi. Seluruh murid di kelas Jeno berhamburan keluar.
Hari ini Jeno sengaja bawa bekal sendiri, karena tak sanggup menghadapi rasa malu yang kemarin masih menghantuinya.
Jeno takut melihat Gyuri yang masih kesal kepadanya, makanya hari ini ia akan di kelas seharian penuh.
Menu bekal siang ini pun cukup sederhana, hanya ada mie goreng beserta nasi dingin sisa semalam.
Jangan tanya bagaimana Jeno bisa datang ke sekolah dengan luka sebanyak itu. Karena sebenarnya siswa-siswi tidak begitu peduli terhadap Jeno, mereka hanya peduli jika Jeno di rudung maupun dipermalukan. Maksudnya peduli dalam harfiah ingin menonton.
Guru juga begitu, mereka hanya peduli saat murid yang mereka incar yang sedang mengalami kesulitan tetapi saat murid biasa yang mengalami, mana mungkin mereka ingin meladeni mereka malah terlihat acuh tak acuh.
Pada intinya tidak ada yang peduli dengan luka Jeno, baik keluarganya maupun manusia sekitarnya.
Ceklek
Baru saja Jeno hendak menyuapkan sesuap mie ke dalam mulutnya tapi gerakannya terhenti kala Gyuri beserta kawannya malah datang ke kelasnya.
Aduh! Padahal ini yang Jeno hindari.
"Gyuri." Walaupun begitu Jeno tetap berbinar melihat keberadaan pujaan hatinya.
"Jen Lo liat Kenzo gak?" Tanpa mempedulikan Jeno, Gyuri malah mengedarkan penglihatannya.
"Kenzo ya?"
"Iya lelet."
"Hehe.. dia tadi ke kantin sama temannya." Balas Jeno, matanya hampir menghilang.
"Owh yaudah kalau gitu gw mau minjem flashdisk nya bentar ya, tolong nanti kasi tau kalau gw yang minjem, mintol Jen."
"Iya Gyuri nanti aku sampaikan dengan baik pesan kamu."
"Eum okey, cabut girls."
Gyuri beserta ketiga temannya pun hendak melangkah keluar, namun Gyuri tiba-tiba berbalik kembali.
"Lo kenapa gak makan di kantin?"
Deg!
Jeno harus jawab apa? Tidak mungkin kan dia harus jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
The smile has your life || W-NCT DREAM ✓
Fanfiction-sinopsis- Namanya Jeno, pemuda yang selalu tersenyum menawan, dan senyum itu selalu terpasang di raut wajah pucatnya. Saat tersenyum matanya akan menghilang, tetapi tidak dengan rasa sesak, sakit dan perih yang ditahannya. Rasa itu akan tetap ada d...