Di tengah derasnya hujan di malam ini, seorang pemuda dengan geriknya yang begitu Lamat tengah bersimpuh menatap aspal yang kian mengenang karena air hujan yang tak hentinya menimpa.
Pemuda itu sedang menangis, menyesali segala perbuatannya.
Tak jarang sesekali ia memukul dada dan kepalanya sendiri karena rasa bersalah yang semakin menggerogoti jantungnya.
Jeno berpikir ialah penyebab kematian sang bunda, tetapi pada kenyataannya tidak hanya sebatas penyebab kematian namun ialah pembunuh yang sebenar-benarnya.
Jeno sangat jijik terhadap dirinya sendiri.
Ia bahkan dengan berani tanpa rasa malu ingin mengakhiri hidupnya sendiri, padahal dia pun tak berhak atas hal itu.
"Aku benci..." Lirihnya dengan bibir yang menipis.
Pandangannya lurus ke depan, wajahnya terlihat begitu sendu, seakan tak ada lagi keinginan untuk hidup di dalam kedua legamnya.
"Bunda... Jeno harus ngapain? Maafin Jeno bunda... Jeno gak tau mau ngapain lagi, Jeno jahat. Jeno gak pantas hidup gak pantas mati juga..." Ucap pemuda itu dengan air mata yang terus berlinang hebat, bersamaan dengan rintitan hujan yang semakin deras mengguyur kota Jakarta malam ini.
Sementara itu di malam yang semakin sunyi yang hanya temani oleh suara hujan dan Sambaran petir yang entah berapa kali sudah menyambar, seorang pemuda terguncang dengan raut wajah kaku.
"Renj--"
"Lo udah liat ternyata."
--
"Pihak keluarga Sono udah tau bos?"
Jaehyun mengangguk dengan helaan nafas yang terdengar jelas.
"Udah, bokap gw dulu masang dasbor kan belakang depan mobil gw soalnya dia tahu kalau gw sering mabuk-mabukan nyetir."
"Itumah kita juga udah tau bosss..."
Salah satu dari bawahan jaehyun itu menyeletuk hingga membuat sohib disampingnya sontak memukul ringan lengan pria itu.
Melihat atasannya menatapnya dengan tatapan tajam membuat nyali si bawahan tersebut sontak menciut.
"Iya iya maap-maap boss, sok atuh di lanjut..." Ucapnya dengan intonasi memelas.
"Terus salinan rekaman dasbor mobil gw di kasih ke bokap jaemin, makanya masalah ini gak di perpanjang soalnya bokap jaemin tau kalau anaknya juga ikut ajang dalam kecelakaan itu."
"Terus kan di situ gw masih kelas dua belas SMA kan, nah disitu gw langsung masuk sel tahanan khusus remaja gitu, tapi gw di lepasin berkat koneksi ayah gw di tambah lagi ada bukti kalau sebenarnya gw sepenuhnya gak salah." Sambungnya.
Para bawahannya yang mendengarkan hal itupun hanya bisa memangguk-mangguk seolah paham apa yang sedang jaehyun rasakan kini.
Keheningan pun mulai menjalin, malam semakin larut beberapa anak buah jaehyun yang tadi sedang berbincang-bincang dengannya, kini sudah terlihat pulas.
Jaehyun mengarahkan pandangannya pada arah jarum jam.
Tiba-tiba...
Ceklek!
"Bossss!" Anak buah jaehyun muncul dari balik pintu, gerak-gerik nya terlihat begitu panik.
"Ada apa?" Jaehyun segera bangkit dari kursihnya karena dia tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi.
"Itu bos ada polisi yang menuju ke sini, kita harus cepat-cepat pergi." Balas pria yang tak jauh berbeda umurnya dari jaehyun.
Jaehyun pun segera bertindak untuk mengarahkan anak buahnya. Tenang saja, jaehyun memiliki banyak markas. Sengaja, agar jika kejadian seperti ini terjadi, maka ia bisa mengatasinya dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The smile has your life || W-NCT DREAM ✓
Fanfiction-sinopsis- Namanya Jeno, pemuda yang selalu tersenyum menawan, dan senyum itu selalu terpasang di raut wajah pucatnya. Saat tersenyum matanya akan menghilang, tetapi tidak dengan rasa sesak, sakit dan perih yang ditahannya. Rasa itu akan tetap ada d...