Lima hari telah berlalu tanpa murid sadari. Hari terakhir ujian semester ini akan segera datang menghampiri para siswa-siswi SMA Juanda, tak jarang beberapa di antara mereka bahkan sudah mengabaikan yang namanya belajar karena beranggapan bahwa ujian terakhir sudah tak begitu penting.
Sementara itu di pojok paling ujung kelas terdapat seorang pemuda yang tengah sibuk mencatat materi yang semalam ia pelajari.
"Woiii!" Seorang gadis datang seraya menghentakkan tangannya ke arah meja pemuda itu.
Pemuda itu pun reflek terperangah ketika suara dentuman yang dihasilkan mejanya cukup begitu keras.
"Lo kok ngejauhin gw sih akhir-akhir ini?" Ucap gadis itu dengan bersedekap dada, sorot matanya memicing menatap pemuda di hadapannya yang masih terdiam.
"Nggak." Elak Jeno dengan wajah yang datar.
Gyuri yang melihat itupun semakin merasa penasaran, apalagi saat melihat cowok yang mengejar-ngejar nya dulu kini sudah tidak menampakkan senyum cerianya seperti dulu.
"Dih gausah bohong deh Lo! Pasti ada sesuatu kan? Kan? Kan?" Gyuri semakin mengikis jarak di antara dirinya dan Jeno, tatapannya penuh selidik membuat Jeno semakin merasa tak nyaman, apalagi saat melihat sosok adiknya kini sudah berdiri di ambang pintu kelasnya.
"Sayang." Suara kekasihnya terdengar hingga gadis itu sontak menoleh ke arah belakang mendapati sosok jaemin yang nampak sudah berjalan ke arahnya.
"Ja-jaemin? Hehehe..." Gyuri hanya menyengir kuda melihat kehadiran jaemin tanpa pemberitahuan.
Gadis itu membalikkan seluruh badannya ke arah jaemin dan menggaruk kulit kepalanya yang bahkan tidak gatal.
"Ngapain disini jaem?"
"Justru itu yang mau aku tanyain, sayang. Kamu ngapain disini?"
Gyuri terdiam seribu bahasa, entahlah mengapa mulutnya tiba-tiba saja terasa kalut untuk berbicara. Begitu pula dengan akalnya yang mendadak ngeblank untuk membuat bualan.
"Anu--itu aku mau--"
Sebelum menyelesaikan perkataannya, bel sekolah sudah berbunyi dengan lantang menunjukkan bahwa sebentar lagi ujian mata pelajaran ketiga akan segera dimulai.
Kedua mata gadis itu teralihkan ke arah audio kelas, hembusan nafasnya bahkan terdengar begitu lega.
"Ehh aku ke kelas duluan ya jaemin, byeee!"
Jaemin yang baru saja ingin menggenggam tangan gadis itu sontak mengurungkan kembali niatnya kala Gyuri sudah melenggang duluan dari hadapannya.
Pemuda itu hanya bisa menghela nafas melihat Gyuri yang makin hari makin terasa memerhatikan kakaknya sendiri. bahkan semenjak kejadian itu, Gyuri seringkali bertanya bagaimana keadaan Jeno, apakah Jeno baik-baik saja atau tidak. Dan setiap itu terjadi jaemin hanya bisa membisu dengan emosi yang bergejolak, perasaan cemburu dan marah bercampur menjadi satu hingga membuat jaemin semakin muak melihat keberadaan Jeno.
"Abis ujian temuin gw di gudang belakang." Bisik jaemin dengan tatapan mengintimidasi.
--
Sesuai permintaan jaemin, Jeno benar-benar pergi ke gudang belakang. Gudang belakang itu terlihat begitu sepi dan sunyi karena memang gudang ini tepat berada di halaman belakang sekolah, tidak ada pintu atau jalan pintas lainnya yang bisa memunculkan niat murid untuk membolos.
Jeno menyisir keadaan sekitar mencoba menemukan keberadaan jaemin.
"Woii!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The smile has your life || W-NCT DREAM ✓
Fiksi Penggemar-sinopsis- Namanya Jeno, pemuda yang selalu tersenyum menawan, dan senyum itu selalu terpasang di raut wajah pucatnya. Saat tersenyum matanya akan menghilang, tetapi tidak dengan rasa sesak, sakit dan perih yang ditahannya. Rasa itu akan tetap ada d...