25. Last flower (END)

1.8K 119 8
                                    

"Bunda awasssssss!" Jeno memekik membuat Tiffany terkejut, perempuan itupun segera menoleh dengan raut wajah cemas.

"Itu bunda, anak itu!"

"Anak yang mana sayang?"

"Itu!"

Tiffany mengikuti arah pandang Jeno, mencoba mencari anak yang dimaksud putranya. Tetapi sayangnya ia sama sekali tidak menemukan anak yang dimaksud Jeno, cuma ada lalu lalang kendaraan yang begitu padat.

Lampu hijau sudah menyala, tetapi tiba-tiba...

"Jeno!!!" Tiffany berteriak ketika Jeno tiba-tiba saja keluar dari mobil dan menuju ke arah tengah jalan.

Tanpa pikir panjang wanita itu segera berlari melindungi Jeno.

Kalian tahu? Terkadang takdir selalu tidak berjalan dengan harapan indah yang manusia rangkai.

Tiffany yang niatnya ingin pergi berobat sekaligus ingin mencoba membawa Jeno ke psikiater malah harus pupus akibat takdir yang membawanya ke jalan lain.

Dari seberang sana sebuah mobil mewah dengan laju yang begitu cepat menabrak Tiffany dan jeno yang saling berpelukan satu sama lain.

Akibatnya tubuh ibu dan anak tersebut terlempar hingga beberapa meter, Jeno langsung tak sadarkan diri sementara itu Tiffany masih mencoba untuk menghampiri putranya walaupun sudah tidak ada lagi tenaga yang tersisa.

"J-jeno..." Ucap Tiffany sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya.

"BUNDAAAA!!"

Haechan dan Jisung yang baru saja sampai di ruangan Jeno sontak terkejut ketika mendengarkan teriakan Jeno yang menggelegar.

Kedua pemuda itu segera masuk dengan gerik gesit.

"Ada apa Jen?" Tanya haechan dengan wajah panik.

Jeno kembali tersenyum getir, hatinya terasa begitu teriris ketika mimpinya malah mengingatkannya pada kenyataan yang sebenarnya terjadi.

Mimpinya saja ingin membuat Jeno sadar, bahwa dirinya lah penyebab bundanya pergi.

Haechan dan Jisung sontak kebingungan ketika melihat jeno yang malah tersenyum, senyum yang terlihat begitu menyakitkan.

Jeno menatap kedua adiknya dengan tatapan sendu.

"Tetap ingat kakak ya? Walaupun suatu hari nanti kakak harus pergi."

"Ngomong apa sih Lo? Ngawur..."

Jeno hanya terkekeh mendengarkan tanggapan haechan.

Sementara itu jisung kembali bertanya, karena penasaran.

"Pergi kemana?"

"Nebus dosa."

--

Jeno menatap wajah kakaknya yang sepertinya sangat enggan melihatnya.

Ya, renjun sudah sadar lima jam yang lalu, itulah mengapa haechan dan Jisung pergi ke ruangan Jeno tadi untuk memberitahukan keadaan sang kakak, renjun.

Hanya ada suara cairan infus yang menetes serta suara detak jantung renjun yang terdengar dari balik monitor itu.

"Kakak begini karena aku kan?" Suara Jeno setelah lama berdiam.

"Maafin Jeno ya kak, jeno tahu Jeno gak pantes untuk di maafkan walaupun begitu Jeno mau tetap meminta maaf, karena untuk saat ini hanya itu yang bisa Jeno lakukan."

The smile has your life || W-NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang