"Oh, Jimin-ah. Tumben sekali, apa ada sesuatu yang kau perlukan?"
Tanya itu Song Yunhyeong layangkan, saat melihat Karina Yoo datang menghampirinya. Mengurungkan niat untuk meninggalkan ruang guru, pria itu terlihat sukarela menahan laparnya; bukan karena gadis ini adalah anak pemilik sekolah, tapi Yunhyeong merasa jika begitulah seharusnya seorang guru bertindak saat diperlukan muridnya begini.
Lagipula, tak seperti yang lain; Yunhyeong jadi salah satu dari sedikitnya staff sekolah yang berani memanggil gadis itu dengan nama koreanya dan itu jadi alasan kenapa Karina seringkali malas untuk menemui pengajar yang satu ini --jika tak dalam kondisi mendesak seperti sekarang.
"Data diri Cha Jaemin," Karina langsung ke intinya, rasa penasaran soal apa yang Yoon Jeonghan katakan kemarin benar-benar membuatnya hampir mati. "Apa Yoyo Ssaem yang memegangnya?"
Mata si lawan bicara mengerjap bingung sesaat. "Apa ada sesuatu yang terjadi pada Jaemin?"
"A-ah, bukan begitu Ssaem..." gadis itu menjawab sambil mengalihkan pandang. Berusaha mencari alasan yang masuk akal agar Yunhyeong tak terus bertanya, tapi dari helaan nafas panjang itu; sepertinya ia tak bisa menemukan satu yang pas. "Aku-- aku hanya penasaran soal beberapa hal tentangnya."
Jadi terpaksa jujur, ia sudah tak peduli dengan apapun respon Yunhyeong setelah ini; lagipula, Sungchan juga selalu bilang kalau Karina tak pandai berbohong.
"Kalau begitu, boleh kutahu apa yang membuatmu penasaran?" Yunhyeong bertanya. Namun setelah melihat wajah Karina yang memerah, bibirnya dikulum dengan senyum yang berusaha ditahan. "Ah, apa ini soal..." pria itu mendekat, telapak tangannya diletakkan disisi mulut seakan ingin merahasiakan apa yang selanjutnya ingin ia sampaikan. "...Cinta?"
Walau bukan itu alasan utamanya, tapi panas tubuhnya terasa semakin menjalari wajah. Menatap Yunyhyeon yang kini terkekeh, lagi-lagi ia dipaksa jujur dengan menganggukkan kepala; guru itu terlihat akan memberi apa yang diminta, jadi Karina memilih untuk mengikuti alur saja.
"Begitu ya..." Yunhyeong mengangguk-angguk sambil menurunkan tangannya. "Memang kalau sudah merasa begitu jadi ingin tahu segala hal tentang orang itu, ya," katanya sambil meraih laci. Mengambil sebuah dokumen dari dalam sana, satu kursi kosong milik guru lain yang kebetulan sedang keluar, ditariknya mendekat. "Ah, indahnya masa muda..." ditepuknya kursi tersebut dengan wajah berseri. "Kalau begitu duduklah dan baca saja berkas ini selama yang kau mau."
Memandang apa yang sekarang disodorkan Yunhyeong padanya, tersipunya berganti heran; sebenarnya agak tak menyangka jika Pak Guru yang satu ini benar-benar akan semudah itu menyerahkan data diri siswanya hanya karena perkara taksir-menaksir begini.
"Aku masih akan tetap di sini. Jadi kalau ada yang ingin ditanyakan silahkan saja..."
Melihat Yunhyeong yang akhirnya menaruh dokumen itu disisi lain meja ketika Karina tak juga mengambilnya, gadis itu kemudian barulah berani duduk di kursi yang telah disediakan. Menarik map hitam itu mendekat dan mulai dibacanya isi dari data diri dengan foto Cha Jaemin di sisi kanan biodata.
Tampan.
Itu terlintas dibenak saat pas foto berseragam itu memenuhi matanya. Menganggumi wajah sang pujaan hati, saking terpanannya dengan senyum itu, Yoo Jimin benar-benar nyaris dibuat lupa dengan tujuannya membaca berkas Jaemin; Mencoba untuk fokus lagi, dia pun membaca pelan-pelan semua informasi milik Jaemin.
Mulai dari nama, tanggal lahir, dan sampai pada data diri orang tua; yang hanya menampilkan satu nama, Kim Jiho tertulis di kolom 'nama ibu'. Jadi tak diragukan lagi, jika Jeno dan Jaemin memang anak dari cinta masa lalu Jung Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Appa✔
ФанфикJaemin dan Jeno pikir keluarga yang mereka miliki sekarang sudah lebih dari cukup; keduanya sama sekali tak memerlukan sosok 'Ayah' dihidupnya. Sampai ketika Kota Seoul mempertemukan mereka dengan sosok yang bahkan tak pernah ada sejak sepasang kemb...