- 29 -

484 87 8
                                    

Suasana di dalam minimarket sekarang bukannya terasa canggung, tapi lebih didominasi oleh kebingungan terutama pada wajah si kembar yang tak henti-hentinya saling lirik sebelum kemudian secara bersamaan juga menatap pada Sungchan yang terlihat serius.

Baru saja, lelaki itu datang bersama Jeno ke tempat kerja Jaemin dengan alasan yang masih belum jelas kenapa.

Hanya dari kontak mata yang diberikan Jeno, Jaemin tahu bagaimana garis besar ceritanya; Sungchan tiba-tiba saja datang ke rumah mereka, awalnya Jeno pikir lelaki itu ingin komplain soal masalah kursus yang sering tertunda, tapi tahu-tahu meminta sang kakak untuk mengantar menemui dirinya, dan jadilah seperti ini.

"Sepertinya kau ada perlu denganku, ya..."

Jaemin masih di kasir, mengusap tengkuknya, tawa setelahnya terdengar kaku. Untungnya, tidak ada pembeli selain kedua orang tersebut. Jadi setidaknya bisa bercakap dengan sedikit santai.

"Dengan kalian berdua lebih tepatnya," Sungchan mengoreksi, suaranya terdengar dingin ditelinga keduanya seolah itu bukan adik kelas ramahnya yang mereka kenal. "Ini mungkin agak memakan waktu. Jadi bisa kita berbicara sambil duduk?"

Walau masih belum ada tambahan pembeli, tapi Jaemim tetap bercelinguk seolah mencari seseorang. Terlihat terburu menjauh dari kasir setelah menemukan apa yang dicari, lalu bisa dua orang itu lihat si lelaki memeberi gelagat memohon pada satu karyawan yang sedang menata barang, yang terlihat gemas dengan tingkah Jaemin, tapi akhirnya mengangguk dengan wajah kesal sebelum menggerakkan tangannya untuk mengusir juniornya itu seolah meminta; Cha Jaemin segera menjauh atau dia akan berubah pikiran.

"Duduk di sana saja, apa tidak masalah?" Setengah berlari Jaemin menghampiri 'dua tamunya', jemarinya menunjuk pada meja yang biasa digunakan orang-orang untuk menyantap ramyeon.

"Asalkan kalian janji tidak akan sekaget itu dengan apa yang akan aku tanya dan sampaikan."

Lagi, Jeno dan Jaemin bertatapan; saling berkomunikasi lewat pandang sebelum akhirnya mengangguk. Kemudian mereka bertiga sama-sama berjalan menuju tempat yang tadi disarankan, lalu duduk di sana dengan posisi Sungchan yang diapit oleh si kembar.

"Jadi apa yang sebenarnya terjadi?" Sungchan bertanya, memandangi dua orang yang sekarang makin bingung itu, dia lalu berdehem untuk mengoreksi. "Antara kalian dan.... Jaehyun Samchon."

Entah karena ikatan dari sepasang kembar atau memang karena sangat terkejut, tapi pertanyaan Sungchan membuat Jeno dan Jaemin sama-sama tersedak saliva sendiri, sampai jadi terbatuk cukup kuat.

"Ke-kejadian apa maksudmu?"

Jung Sungchan menghela nafas. "Aku itu sudah tahu kalau Jaehyun Samchon dan Ibu kalian adalah sepasang kekasih yang terpisah dan asal kalian tahu saja, Samchon itu sangat mencintai Kim Jiho-ssi. Foto mereka bersama pun masih Samchon simpan di dompetnya sampai sekarang..." ia menjelaskan. "Makanya aku rasa, kalian pasti juga ada hubungannya dengan Jaehyun Samchon."

Batuk Jeno dan Jaemin sudah reda, sekarang mata itu saling tatap lagi sebagai kode tentang apa yang harus mereka lakukan terkait pertanyaan Sungchan.

"Jadi jujur saja padaku, karena apa yang selanjutnya aku sampaikan benar-benar tergantung pada jawaban kalian."

Ini sebuah dilema, antara tetap diam untuk menjaga keakraban mereka atau memuaskan rasa penasaran terhadap maksud sebenarnya Jung Sungchan. Jika mereka memberitahu semuanya, mereka takut hubungan dengan Sungchan akan berantakan, terlebih lagi mereka juga belum memutuskan akan bagaimana kedepannya terkait ingin bersama siapa --Cha Eunwoo atau Jung Jaehyun-- Tetapi jika tetap diam, sungguh apa yang sebenarnya ingin lelaki itu sampaikan? Wajahnya sejak tadi serius, sebuah ekspresi yang tak pernah mereka lihat selama mengenal teman Karina Yoo itu.

Uri Appa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang