- 04 -

957 95 9
                                    

Ada papan kayu terukir besar bertuliskamn MJ Law Firm, saat akhirnya Kim Jiho sampai di lantai tiga sebuah gedung di tengah kota Seoul itu. Tercengang beberapa saat ketika menyadari kantornya sungguh melebihi ekspetasinya; perempuan ini ingat bagaimana saat kemarin bertemu dengan lelaki yang mengaku sebagai CEO di restoran sekitar sana, orang itu selalu merendah dengan mengatakan bagaimana kantor mereka terlihat berantakan dengan pegawai yang agak sembrono.

Namun kenyataannya, ketika Jiho akhirnya berhasil menemukan gedung dengan alamat yang calon atasannya itu berikan, ia tak habis-habisnya dibuat tercengang; dari luar saja sudah terlihat memanjakan mata, dan semuanya jadi lebih menakjubkan lagi saat masuk.

"Ada yang bisa aku bantu, Nona?"

Sapaan dengan suara manis yang masuk ke telinga, mengalihkan perhatian Jiho dari papan nama mewah kantor barunya. Menoleh ke sumber suara, seorang wanita cantik bertubuh mungil terlihat tersenyum ramah padanya, mengundang langkah Jiho mendekat, ada sebuah papan hitam dengan nama 'Choi Hyojung' yang ditulis dengan warna perak serta keterangan resepsionis di sana.

"Aku ingin menemui Kim Myungjun Daepyonim*." ia menjeda kalimatnya. Mengingat hal-hal yang sering ia tonton di drama, wanita Okcheon ini benar-benar mempelajari banyak hal untuk bisa menyesuaikan diri di Seoul. "Tapi kalau tidak membuat janji, apakah bisa bertemu?"

Dia yang jadi lawan bicara terkekeh. "Untuk Nona Kim Jiho, Kim Myungjun Daepyo**  sudah meluangkan waktu khusus..."

Untuk sejenak, Jiho dibuat terkejut dengan Hyojung yang bisa mengetahui namanya. Tapi ketika ingat jika ia sengaja memakai name tag untuk memperjelas identitasnya, dalam hati wanita itu berbalik merutuki diri sendiri.

"Jadi Anda tidak perlu janji-- Oh! Daepyo!"

Lagi, atensi Jiho dipaksa dialihkan saat dengan gerakan tiba-tiba perempuan itu melambai pada satu sosok lelaki yang tak sampai lima detik lalu keluar dari lift. Tersenyum sampai memperlihatkan 'pipi apel' yang menggemaskan, walau yang muncul adalah pemilik dari firma hukum tersebut, tapi nampaknya tak ada kecanggungan antara pegawai dan atasan --seperti yang dirinya rasakan-- disana.

"Hyojung-ssi~" ia memanggil nama itu dengan nada flamboyan. "Kau masih sangat cantik seperti biasa," katanya sembari meraih jemari perempuan itu. "Terimakasih masih tetap bekerja keras walau di cuaca panas seperti ini," dan tanpa peringatan apapun, langsung mengecup punggung tangan si resepsionis.

Kemudian tak seperti Hyojung yang nampaknya sudah biasa diperlakukan demikian, Jiho terlihat menahan nafasnya. ia ingat apa yang Eunwoo katakan padanya saat makan malam penyambutan kala itu; Kim Myungjun sama sekali tak bermaksud melecehkan para pegawainya, dia hanya orang yang sangat ramah sampai terkesan memperlakukan semua orang dengan berlebihan.

"Ohahaha, mian Jiho-ssi," tanpa diperingatkan ia menyapa Jiho yang jelas terlihat memaksa senyumnya, tapi Myungjun sepertinya tak masalah dengan itu. "Aku sampai tidak menyadari jika kau ada disini..."

Kali ini tertawa hambar; mau bagaimana pun rasanya agak sedikit sulit melihat kelakuan berlebihan ini sebagai keramahannya.

"Dan kau sangat cantik sekali hari ini..." dia memperhatikan gadis itu dari bawah hingga atas. "Blouse coklat yang senada dengan celana kainmu sangat pas dipadukan dengan sepatu hitam dan ponytail rendahnya...."

Sungguh, komentar detailnya tentang penampilan Jiho dihari itu membuat perempuan ini merasa seperti bertemu dengan seseorang yang bekerja di bidang fashion ketimbang mengelola firma hukum seperti ini.

"Oh, jangan salah paham  Jiho-ssi. Aku hanya bermaksud mengingatkanmu jika penampilan juga sangat penting bagi seorang pengacara dan kau sepertinya sudah memenuhi itu."

Uri Appa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang