Raut yang sekarang terpasang diwajah Jaemin dan Jeno saat akhirnya sampai di kamar rumah sakit tujuan, adalah bingung. Pertama, karena mereka yang datang dengan nafas terengah itu jadi pusat perhatian. Kedua, karena tak menyangka akan ada banyak orang selain Ibu mereka yang mengabari. Ketiga, sosok orang tua yang terbaring di ranjang sana begitu asing bagi si kembar.
Perlu setidaknya sepuluh sampai dua puluh detik bagi keduanya untuk bisa mencerna situasi saat itu; berterimakasihlah pada Jung Sungchan dan 'Paman Jaehyun', karena ketika bertemu pandang dengan orang-orang tersebutlah, si kembar sadar jika sekarang mereka tengah berada diantara keluarga Jung, si konglomerat pemilik JH&Co.
Itu berarti sosok yang baru saja keluar dari kamar mandi adalah Jung Insung --yang walaupun fotonya pernah Jaemin minta dari Sungchan, tetapi akibat resolusi yang tidak terlalu bagus; rupa aslinya jadi agak berbeda-- maka pria ringkih dan tua yang ada di ranjang rumah sakit dengan posisi duduk setengah berbaring di sana...
"Yang barusan datang itu..." matanya memang mengarah pada Jaemin dan Jeno, tapi pandangnya kosong menegaskan jika penglihatannya mungkin sudah tak seawas yang lain. "Apa anaknya Jaehyun? Cucuku?"
Itu merupakan kata yang cukup asing bagi keduanya. Kakeknya di Okcheon lebih suka memanggil si kembar langsung dengan nama dan jika memperkenalkan pada orang lain, selalu menyebut mereka sebagai 'Anak Jiho' atau 'Keponakan Doyoung', tapi bukan berarti pria tua itu tak menyayangi Jaemin dan Jeno yang seenaknya hadir tanpa pertanggungjawaban; Kakek Kim hanya tak pandai mengungkapkan emosinya, persis seperti anak lelaki sulungnya.
Makanya, saat mendengar pria tua di sana menyebut mereka begitu, ada rasa hangat yang datang menghinggapi hati. Tak peduli bagaimana masa lalu Tuan Jung, tak peduli apa sang kakek benar-benar menginginkan Jaemin dan Jeno; kedua anak itu hanya senang mengetahui jika mereka ternyata tak benar-benar sendirian. Setelah Jung Sungchan waktu itu, sekarang ada kakek yang --setidaknya terdengar-- mengakui keberadaan mereka.
"Jeno dan Jaemin, itu nama mereka, Aboeji."
Suara Jaehyun terdengar begitu tenang, mengundang senyum sumringah si pria paruh baya sampai di titik tangannya yang merentang dengan sendirinya, meminta tanpa kata pada Jaemin dan Jeno untuk memeluknya.
Sementara dua anak kembar tersebut saling pandang. Tak tahu harus melakukan apa dengan sambutan sehangat ini.
"Kemarilah, kemarilah cucuku..."
Suara seraknya mengintrupsi kedua anak itu untuk kembali menatap si tua. Sekian detik kemudian beralih pada Ibu mereka dan satu anggukkan yang diberikan Jiho untuk jawaban atas pertanyaan tanpa kata itu, lantas tak langsung membuat keduanya beranjak dari tempat berdiri. Masih terus merasa canggung dengan suasana asing ini, sampai sebuah tangan lain merangkul dari belakang.
Menubrukkan dada bidangnya pada punggung Jaemin dan Jeno, Jung Sungchan dengan senyum lebarnya menggiring dua kakaknya itu untuk berjalan mendekat. "Kenapa malah diam saja? Haraboeji sudah merindukan kalian lho, Hyung."
Kata panggilan terakhir itu terdengar seperti sengaja Sungchan keraskan. Mengundang senyum Jaehyun bahkan sang kakek yang nampaknya juga bisa merasakan betapa akurnya ketiga cucunya itu.
"Astaga, kalian sudah sebesar ini, ya..."
Sang pria tua mendekap cucu kembarnya begitu dua tubuh itu sudah terasa menempelinya. Mengelus punggung Jeno dan Jaemin lembut, pandang matanya masih kosong dengan titik fokus yang sama dan barulah kedua anak itu sadar jika Tuan Jung benar-benar sudah kehilangan penglihatannya.
"Tentu saja Haraboeji, kami ini 'kan satu sekolah. No-Min Hyung juga berada satu tahun di atasku--"
Satu deheman keras dari sisi lain, membuat kalimat Sungchan terhenti. Semuanya menoleh kearah Insung yang duduk di sofa, yang saat ini sedang mengusap tenggorokannya sebelum sesaat meminum teh hangat di meja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Appa✔
FanfictionJaemin dan Jeno pikir keluarga yang mereka miliki sekarang sudah lebih dari cukup; keduanya sama sekali tak memerlukan sosok 'Ayah' dihidupnya. Sampai ketika Kota Seoul mempertemukan mereka dengan sosok yang bahkan tak pernah ada sejak sepasang kemb...