Seberkas cahaya yang terasa menusuk kelopak matanya, membuat lelap si gadis nampaknya jadi terganggu. Mengalihkan kepalanya kesana-kemari, bola mata yang masih tertutup itu pun terlihat bergerak gelisah, sampai akhirnya memutuskan untuk membuka mata; indera penciumannya lebih dulu sadar jika tubuh itu tidak sedang berada di kamarnya.
"Aigoo, kamjagiya--"
Suara yang Kang Hyewon buat segera setelah bangun perkara langit-langit yang terasa tak familiar itu mengejutkan Cha Jaemin yang hendak mengancing seragamnya. Tanpa peduli dengan keadaan baju yang masih tidak terpakai dengan benar itu, kepalanya tertoleh pada ranjang miliknya dan mendapati perempuan si pemilik rumah itu sudah duduk.
Dengan mata yang kini saling memandang, tatapan dia yang turun menuju badan, membuat Jaemin yang membelalak itu sadar jika kemejanya masih belum terkancing. Lantas segera membalik badan, tubuh bagian dada sampai perut yang tadi terekspos itu segera ditutupi sembari merutukki ingatan yang lupa jika ada perempuan yang tidur di kamarnya.
Jadi semalam, Jaehyun yang sepertinya harus segera kembali ke rumah selepas menerima telepon itu, tak sengaja melihat Jaemin --yang tanpa diketahuinya bersembunyi untuk menghindari Jaehyun dan dua orang tua lain-- Mengingat jika besok anak itu mesti melanjutkan hari, pria itu pun menawarkanuntuk pulang lebih dulu sementara Jeno biarlah Jiho dan Eunwoo yang menjaga.
Awalnya remaja itu menolak dengan alasan tak mau merepotkan Jaehyun. Tapi setelah berkali memberi pengertian jika mengantar mereka menuju rumah sama sekali tak membebani, barulah Jaemin menuruti bahkan sampai mengajak Hyewon ikut.
Akhirnya pulang dengan menggunakan mobil Jung Jaehyun, si gadis pemilik rumah yang saat itu menolak tawaran tadi berkata jika ia cukup segar untuk ikut menunggu Jeno siuman, nyatanya selelah itu tertidur hanya dengan sepuluh menit perjalanan.
Sebenarnya Jaemin juga sempat memejamkan mata, namun terbangun sesaat sebelum sampai, sementara Hyewon benar-benar tak bisa dibangunkan, sampai akhirnya dibawa ke rumah loteng dan ditidurkan di kamar Jaemin sampai pagi menjelang. Sementara si empunya kamar, memilih tidur di sofa karena tak ingin ada yang berpikir macam-macam soal ia dan si perempuan yang akan menghabiskan malam berdua selepas Jaehyun meninggalkan mereka.
"Aku ketiduran, ya?"
Gadis itu bertanya, tanpa nada terkejut bahkan setelah melihat sebagian tubuh Jaemin dari kemeja yang tadi belum dikancingi itu. Terus memandang pada punggung lelaki yang masih belum membalik diri itu, hanya kepala yang mengangguk sebagai tanda jika tebakan si perempuan benar.
"Ta-tapi yang menggendong Noona bukan aku. Aku-- aku sama sekali tidak menyentuhmu..." tak ada tanggapan dari Hyewon atas respon itu, Jaemin yang kemejanya sudah terkancing semua itu membalik diri. "Aku bahkan tidur di luar semalaman...."
Dari tempatnya duduk serta cahaya yang sudah cukup terang itu, Hyewon bisa melihat guratan merah samar diwajah si lelaki. Tapi lebih memilih untuk mengabaikannya; gadis itu takut suasana akan semakin canggung karenanya.
"Aku mengerti jadi tidak usah terlalu dipermasalahkan," kata Hyewon. "Dan tolong sampaikan terimakasihku pada Appa-mu nanti."
Langkah itu nyaris terpeleset, Jaemin yang semula berniat mengambil tas sekolah yang berada tak jauh dari Hyewon akhirnya jadi berposisi duduk di samping si perempuan untuk menghindari curiga atas salah tingkahnya.
"A-Appa?" Daripada merasa 'geli' atas pertanyaan tak masuk akal itu, wajahnya lebih menunjukkan heran. "Bukan. Beliau bukan Appa-ku. Jaehyun Samchon adalah Samchon dari temanku."
Kaget itu tak bisa disembunyikan. "Tapi si Jaehyun Samchon itu sangat mirip dengan kembaranmu. Jadi aku kira beliau Appa-mu..."
Sekarang Jaemin tergelak. "Mirip? Mirip darimananya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Appa✔
Fiksi PenggemarJaemin dan Jeno pikir keluarga yang mereka miliki sekarang sudah lebih dari cukup; keduanya sama sekali tak memerlukan sosok 'Ayah' dihidupnya. Sampai ketika Kota Seoul mempertemukan mereka dengan sosok yang bahkan tak pernah ada sejak sepasang kemb...