Bagas tersenyum senang. Bahkan sesekali dia terlihat seperti ingin mencubit layar ponselnya. Lebih tepatnya, sebuah foto dirinya dan juga Renata ketika di restoran tadi.Renata sangat menggemaskan, menurutnya. Tidak jarang Bagas ingin sekali mengigit pipi perempuan itu. Tapi hal tersebut tidak mungkin Bagas lakukan.
Padahal awalnya hanya ingin memfoto tangannya yang sedang menggenggam tangan mungil millik Renata sebagai bukti untuk Ibu Bagas, ternyata Bagas mendapat bonus berupa foto berdua dengan Renata. Beruntung sekali.
"Berkat Bunda aku jadi punya foto Rena," monolog Bagas. "Pasang di lockscreen ah." Bagas mensetting foto tersebut menjadi wallpaper ponselnya.
***
Dimas menaruh sebuah map ke atas meja Bagas. kemudian netranya melirik ke samping karena melihat sesuatu yang sangat menarik perhatiannya. "Bapak sama Rena punya hubungan?"
Bagas yang tadinya fokus melihat laporan langsung menatap Dimas dan mengikuti arah pandangnya, dimana ponsel Bagas menyala karena sebuah pesan masuk dan jelas terlihat fotonya bersama Renata.
Dengan sigap Bagas menarik dan mematikan handphonenya. Bagas merutuk dalam hati, kenapa dia menaruh ponselnya dengan sembarang seperti itu.
"Enggak seperti yang kamu bayangin." Dimas mengerutkan keningnya bingung. Bagas melihat ke arah pintu, memastikan tidak ada pegawai lainnya yang akan masuk ke dalam ruangannya.
"Kamu jangan kasih tahu siapa-siapa, ya. Sebenernya saya suka sama Renata, tapi saya nggak tahu gimana caranya supaya bikin Rena balik suka sama saya," kata Bagas. Wajahnya terlihat lesu.
Dimas menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia bingung harus bicara apa. Kenapa Pak Bagas enteng banget cerita soal kisah cintanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss and I
Fiction généraleBagas Aditama, pria dewasa yang sudah menginjak usia lebih dari Tiga puluh tahun. Diumurnya yang sudah kelewat matang ia belum menikah. Tepatnya, Bagas terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Namun, akhir-akhir ini Bunda nya selalu cerewet dengan perta...