Aku merapihkan meja kerjaku, segera memakai tasku. Jam kerja hari ini akhirnya selesai.
"Rena, ayo saya anter pulang," ucap Paka Bagas ketika keluar dari ruangannya.
"Makasih, Pak, atas tawarannya, tapi saya udah ada janji. Saya duluan, Pak. permisi." Aku segera meninggalkan kantor.
Hari ini rencananya setelah pulang kerja, aku akan makan malam bersama Andra.
"Hai, Dra. Sudah dari tadi?" tanyaku basa basi pada Andra yang sudah menunggu.
"Enggak, kok. Ayo langsung berangkat, sudah laper banget,nih." Andra membukakan pintu mobil untukku, lalu segera meluncur ke tempat makan.
Aku dan Andra sangat cocok. Ada saja bahan obrolan. Saling tertawa, menceritakan hal-hal lucu bahkan sampai masalah pekerjaan. Sudah sedekat itu.
***
Pak Bagas menghampiri meja kerjaku. "Kamu setelah pulang kerja ada acara nggak?"
"Nggak ada, Pak. kenapa, ya?"
"Setelah pulang kerja saya tunggu di mobil, ya," ucap Pak Bagas kemudian langsung masuk ke ruangannya kembali. Aku bahkan belum sempat bertanya lagi.
"Mau ngapain lagi? Jangan bilang nonton film setan lagi, nih. Hadeh," gumamku.
Setelah pulang kantor aku segera ke mobilnya Pak Bagas. Benar saja, Pak Bagas sudah duduk anteng di kursi kemudi—menungguku.
"Maaf ya, Pak, lama tadi ke toilet sebentar." Mobil pun melaju.
Aku tidak tahu Pak Bagas mau membawaku kemana, tapi ini bukan ke arah rumahku ataupun ke Apartemennya Pak Bagas. Ke arah bioskop juga sepertinya bukan.
Ini mau ke mana, sih?
Pak Bagas melambatkan laju mobilnya, kemudian berhenti. Bisa terlihat sebuah danau. Cukup jauh dari kantor, tapi tempat ini sangat bagus.
"Bapak kok bisa nemuin tempat ini, sih? tenang banget di sini," ucapku sambil menghirup udara malam.
"Rena," panggil Pak Bagas, aku menoleh ke samping.
"Ada yang mau saya omongin ke kamu." Raut wajah Pak Bagas terlihat serius.
"Kamu kerja sama saya sudah berapa lama, ya Ren?"
Aku berpikir. "Mau tiga tahun, Pak."
"Dan selama itu saya nutup rapat biar nggak ketahuan sama kamu." Aku mengernyitkan kening bingung. Tidak paham atas ucapan Pak Bagas.
"Rena, sudah tiga tahun sejak kamu datang ke kantor saya untuk pertama kali." Pak Bagas menjeda omongannya. "Dan sekarang saya memberanikan diri saya karena saya nggak mau kamu dimiliki orang lain."
"Maksud Bapak?"
"Saya jatuh cinta sama kamu, Renata."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss and I
Fiksi UmumBagas Aditama, pria dewasa yang sudah menginjak usia lebih dari Tiga puluh tahun. Diumurnya yang sudah kelewat matang ia belum menikah. Tepatnya, Bagas terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Namun, akhir-akhir ini Bunda nya selalu cerewet dengan perta...