Chapter 1

2.4K 123 20
                                    

Greta Medew

Sydney 12.30 pm

Siang ini aku berjalan sendiri dengan menenteng satu buku yang belum tamat kubaca, saat di lorong terbuka sekolah, kutemukan Luke-- pria yang hampir lama kutaksir. Aku berjalan melewatinya, berpura-pura tak peduli meskipun jantungku berdetak cepat-- sangat cepat, ya kau tau, semacam rasa gugup saat kau akan mencoba menyapa mantan pacarmu. Aku segugup itu? Benarkah? Dan kutebak iya. Luke berdiri di depan dinding bersama temannya-- teman perempuannya. Tentu mataku panas, ingin meninju perempuan pirang kurus itu-- sungguh, akan kulakukan itu jika aku mendapat dukungan. Dan sekarang, oh baiklah gadis itu merapat ke dinding dan membiarkan Luke mengunci dirinya, terlihat sangat kampungan tapi tidak dengan Luke. Aku terus berjalan, saat sampai kurasa aku melawatinya mataku tetap mengawasi mereka berdua.

Baby, why you do this to me? You better punch her in the face baby.

"Hey, Greta." Kudengar satu suara dari belakang, kurasakan juga satu tangan melingkari bahu belakangku. Dia Dylan, saudara lelaki ku. Kami kembar, hanya beda dua menit atau mungkin lebih. Dia agak aneh meskipun mempunyai wajah lebih baik dariku; kulitnya bahkan lebih putih, hidungnya terlihat sangat runcing, dahinya juga terlihat bagus-- tipikal pria yang cocok menjadi perempuan.

Aku mendengus, mengabaikannya yang terkekeh.

"Still being a loser, huh?" Jika saja Dylan bukan satu-satunya orang yang akan melindungiku, sudah kupastikan akan kuracuni dia sejak umur 5 tahun.

"Shut up already, you fuccboi." Aku melepaskan tangan Dylan yang melingkar di sekitaran bahuku. Dylan sangat tau jika aku sangat punya obsesi terlebih pada si seksi Luke, Luke-ku yang seksi. Tapi dia juga kadang sangat ember, mulutnya seperti anak perempuan sungguhan yang ingin kutampar sampai merah-merah. Kadang, saking kejamnya Dylan bisa saja berteriak di rumah seperti ini; "Luke itu tampan dan sangat populer, sedangkan kau apa?"

Ini menjadi cambuk sadar diriku, aku tau aku tak cantik-- benar-benar gadis biasa yang akan belajar ketika bel masuk berbunyi, makan ketika istirahat sekolah dan pulang saat semua pelajaran usai. Sedangkan Luke itu vokalis sebuah Band, seharusnya aku juga harus tau diri dengan pria yang harus kutaksir. Lucu rasanya jika membayangkan Luke bersanding denganku. Seperti Dylan bilang, aku ini apa?

A fat girl, with short legs and dark eyes. It's me.

Tapi siapa yang tau? Jika takdir Luke adalah gadis aneh sepertiku, apa yang bisa mereka perbuat? Mengejeku saja tidak cukup untuk membuatku kabur dan berhenti mencoba mendapatkan Luke-- meski nyatanya aku tak pernah benar-benar mencoba berbicara dengannya. Payah.

Saat di kelas beginipun mataku tetap tertuju pada Luke, melihat bagaimana dia memperhatikan Guru, saat tangannya mencatat pelajaran dan saat Luke mengajukan pertanyaan dengan suaranya yang seksi. Aku tersenyum seperti orang gila sekarang, tak kupedulikan sikutan Gwen yang menyentuh lengan kananku. Meski kudengar ia mencibir diriku, tapi tetap saja Luke lebih memenangkan perhatianku. Oh god, lihat bibirnya yang kemerahan itu, sudah berapa banyak gadis beruntung yang telah merasakannya? Tiba-tiba saja pikiranku berubah liar tentang Luke, bisa dibilang Luke adalah sumber pikiran kotorku.

How fucking sexy he is, God could you please make him fuck me now?

Aku menjerit tertahan saat Gwen mencubit pipiku dengan kuku panjangnya, aku tanyakan apa masalahnya padaku dan dia berkata padaku bel berbunyi dan aku terus saja melamun. Aku meminta maaf padanya, kuambil tasku dan berjalan keluar. Tapi sebelum itu ku intip Luke di kursinya, dia sudah tak ada di kursinya. Aku ikut keluar kelas dengan tarikan pelan Gwen.

-:-

"Kristen tidak akan datang." Gwen memberi tahuku, sebelumnya aku juga sudah menanyakan itu pada Kristen dan ia bilang memang tidak akan datang. Ya wajar saja, Kristen menyukai Jack sejak ia jadi shopmore tapi tiba-tiba saja Jack berpacaran dengan Amy dan membuat Kristen patah hati sampai belum bisa move on. Malam ini, ulang tahun Amy. Teman sekelas diundang semua tapi Kristen tidak akan datang, aku tau penderitaan temanku itu, aku bahkan ingat saat ia menangis sesegukan datang ke rumahku karena mendengar kabar Amy dan Jack berpacaran.

Fucking Mine (Luke Hemmings)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang