Seperti kebiasaanku di hari-hari sebelumnya, melihat Luke yang sedang mengerjakan soal dengan wajah serius membuatku tak henti mengimajinasikan hal-hal indah dengannya. Aku berani bertaruh, mungkin separuh anak perempuan di sekolah menyukai Luke sama sepertiku tapi perbedaannya adalah aku yang menang. Aku mendapatkan Luke.
"Greta!!" Suara Kristen dari pintu masuk terdengar, dia baru saja mengikuti pelajaran berbeda dariku dan Gwen. Saat bel istirahat berbunyi langsung saja ia berteriak seperti itu. Aku bersungut padanya, ia menghampiriku dengan nafaa tersengal lalu bertanya macam-macam soal kejadian kemarin— saat Luke memelukku.
"Kau benar berpacaran dengan Luke?" Gwen ikut nimbrung, aku melirik Luke sejenak di bangkunya. Dia melirik ke sini, ya Tuhan mungkinkah dia melihatku sebagai gadis yang menjijikan karena menyebarkan fakta kalau aku dan dia berpacaran?
"Be-belum kok." Aku mengibaskan tanganku kaku, mereka berdua mengerutkan kening. Tapi sebelum mereka mengajukan pertanyaan yang lebih membuatku tersudut, tiba-tiba Luke berdiri di samping mejaku.
"Makan siang bersama, Greta?"
Luke asked me to have lunch together? Really? Baby, are you sick?
"Hah?"
Luke melirik Gwen dan Kristen canggung, tapi cepat ia tutupi dengan menarik tanganku lamban, "Makan siang bersamaku?"
Aku mengangguk, meninggalkan Gwen dan Kristen yang menganga tak percaya.
"Mereka tak tau kan kalau kau hamil?" Aku menggeleng.
Luke merapatkan kursinya mendekat, kulirik sekitar kantin dan sesuai dugaanku kalau mereka sedang berbisik. Terutama anak perempuannya, memandangku penuh kebencian seaakan ingin melemparku ke kandang macan dan membiarkanku mati di sana.
"Jangan hiraukan." Sambil melahap chicken katsu nya, Luke tak membiarkanku menghiraukan mereka. Aku mengangangguk dan memakan makananku.
Baru kuselesaikan makananku dan berniat bangkit dari kursiku bersama Luke, seorang gadis berjalan menginjak kakiku. Dia meminta maaf, tapi tak terlihat tulus. Kuanggukan kepalaku dan berkata padanya bahwa aku memaafkannya. Luke juga sempat bertanya tentang keadanku, sekali lagi kukatakan padanya kalau aku tak apa, tak usah khawatir.
Ugh dia menginjak tepat di jempol kakiku. Sedikit sakit.
Kutebak bahwa gadis tadi cemburu dengan aku yang makan bersama Luke, tau bahwa aku merasa terganggu kusampaikan ini pada Luke, untuk tidak usah berdekatan denganku di sekolah. Dia menolak, dia harus bertanggung jawab. Begitu kata Luke.
Aku tersenyum, begitupun Luke.
"Maaf telah menempatkanmu pada situasi sulit, Greta."
No, sorry for keeping the secret that I'm actually not pregnant Luke. Sorry for keeping you around me, around someone like me. Someone unwanted like me. Luke I'm really sorry.
-:-
Aku merebut surat kehamilanku dari Dylan, dia mengerutkan alisnya. Meminta penjelasan padaku.
God. What do i do??
"Kau hamil?" Dylan tertawa renyah, "are you kidding me, weirdo?"
Bibirku bergerak ingin mengeluarkan sesuatu tapi terhalang saat kupikir ini bukan saat yang tepat untuk memberi tahu Dylan. Aku memutar otakku, mencari cara agar semua tetap menjadi rahasia. Tapi bagaimana? Dylan menemukan surat ini tergeletak di kamarku.
"Alright, Greta. Aku akan bertanya pada Leah saja—"
"Do-don't!" Segera kutarik tangan Dylan, mencegahnya keluar dari kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fucking Mine (Luke Hemmings)
FanfictionGadis nekat bernama Greta yang berani membuat kebohongan besar untuk mendapatkan seorang Luke Hemmings. "You cummed inside, Luke." Greta hamil? Copyright © 2015 by NamLayli