Chapter 2

1.2K 87 22
                                    

Agak sedikit di part ini tulisannya, ada adegan 17+ nya

-:-

Tak sekalipun mataku terlepas dari Luke dan jalang itu-- maaf untuk bahasa yang kugunakan tapi emosiku sudah menyembul keluar. Mungkin kalian akan menyebutku maniak atau apa, tapi sungguh aku tak peduli. Luke adalah prioritasku untuk hal apapun, benar-benar akan kulepaskan semua demi Luke.

Aku terus menjaga jarak pandangku, walau mereka tertutupi sekalipun pantang untuku melewatkan apa yang mereka lakukan. Dan baru saja kulihat mereka berjalan ke luar, berdua dan terlihat kurang sadar-- mungkin karena terlalu banyak minum alkohol, terbukti; Charlotte bukan gadis baik. Aku curiga, kupinta izin pada Gwen untuk pergi sebentar lalu dia mengangguk. Langsung ku langkahkan kakiku cepat, menembus kerumunan, mengikuti mereka keluar dan menuju lorong. Kali ini tak hanya berpelukan, kulihat Luke ku mencium gadis sialan itu.

What the heck! Awas kau jalang, akan kulempar kau dari atas hotel.

Mereka berhenti di depan pintu hotel, aku menguntit dari balik dinding tapi karena tak tahan lagi aku berjalan maju-- dengan mengendap-endap. Kulepas high heels ku agar tak terdengar nyaring, beruntung karena mereka tak lekas menyadari keberadaan gadis dengan kaki telanjangnya berjalan menuju mereka. Aku semakin dekat, semakin jelas pula kulihat mereka berciuman. Luke membiarkan dirinya menyentuh pintu, dan gadis jalang itu menghimpit tubuh Luke. Aku geram, tanpa emosi yang tak bisa kukontrol aku menghantam kepala gadis itu dengan sepatuku. Aku sontak terkejut, tak sadar telah melakukan hal ini-- kadang aku melakukan hal serupa jika merasa terancam, tapi barusan adalah sebuah gerakan yang amat naluriah, benar-benar tanpa pikiran. Kulihat gadis jalang ini, dia menoleh ke arahku yang tepat berada di belakangnya. Dia meringis, memegang bagian belakang kepalanya yang mengeluarkan sedikit darah. Saat kukira ia akan menamparku atau mungkin membunuhku, gadis ini malah memejamkan matanya, lalu ambruk di bawah. Sekarang di depanku masih ada Luke, aku bersikap tegang, mulutku terbuka lebar, dan Luke menatapku sendu-- matanya hampir tertutup. Aku berkata padanya kalau aku tak sengaja, tapi yang Luke lakukan malah menarikku ke dalam kamar hotel.

Dia mendorongku ke atas kasur, membuka kancing kemejanya satu per satu. Aku mengerutkan kening, mencoba bangun tapi terlambat karena Luke cepat menindihku. Saat bibirnya berdekatan dengan wajahku, aku sadar bahwa Luke dalam pengaruh alkohol. Aku tak lekas mendorong tubuhnya, yang kulakukan adalah terus bertanya, sedikit bernada lirih, "Luke, ini tidak benar. Apa yang akan kau lakukan?" Dia tak mendengarkan. Mulutku bahkan disumpal oleh bibirnya-- bibirnya yang selama ini selalu membuatku penasaran, dan sekarang.. Oh God, ini sangat manis dan memabukan. Kudorong ia pelan saat bibirnya menyentuh permukaan leherku. Aku melenguh kegelian, di atasku Luke makin bernafas kasar. Terus menciumiku sampai belahan dadaku.

God, what will happen next?

Ketika ia menanggapiku pasif, matanya mengamati tubuhku-- aku di sana masih diam, benar-benar tak bergerak dan terus menatapnya. Jika kau ingin tau apa yang aku pikirkan adalah; apakah harus ini terjadi? Sekamar dengan Luke dan menjadi sasaran napsunya?. Selanjutnya apa yang membuatku begitu pasrah saat Luke membuka gaunku, aku sama sekali tak tau, yang jelas pipiku merona karena malu dan rendah. Jelas saja, hanya menggunankan bra dan celana dalam di depan seseorang yang kau sukai tentu memalukan. Aku diam beberapa detik menunggu pergerakan Luke, apakah kami akan benar-benar melakukannya? Ini sangat bertentangan dengan ajaran orang tuaku tapi aku tak peduli.

A boy who is gonna fuck me is Luke Hemmings, Luke freaking Hemmings.

Mataku melebar saat ia membuka celananya, di bagian bawah sana penis Luke sudah terlihat mengeras-- andai dia tau bahwa aku tak pernah melihat yang seperti ini di dalam hidupku selain di film-film porno, reaksiku sangat memalukan, lebih memalukan saat aku kekurangan uang di depan kasir supermarket. Lupakan soal itu. Luke kini membuka celana dalamku, melebarkan kedua kakiku dan menghisapku di bawah sana. Tubuhku menengang kegelian, hingga tiba saat kurasakan getaran di area kewanitaanku. Sialan, aku tak pernah melakukan ini, berciuman pun belum. Aku bernafas meneriakan nama Luke. Meremas bed cover hingga cairanku keluar semua.

Dia tak menunggu lama, langsung memaksa masuk ke dalam diriku. Napasnya terasa di sini, aku makin kesakitan saat Luke masuk semakin dalam. Tak bisa kukontrol airmataku yang sudah keluar, semua di luar kendaliku.

Luke menjadi orang lain di sini-- seseorang yang telah menembus diriku sejauh ini, mengguncangku dengan kasar meski kenyataannya aku adalah seorang virgin. Aku tahu Luke mungkin tidak sadar, tapi melihat wajahnya yang menikmati ini entah mengapa aku merasa tak keberatan. Lihat dia, bergerak cepat di atasku dengan mata yang sebentar terpejam dan terbuka kembali. Sedetik kemudian aku berteriak, melepaskan sesuatu yang tak bisa kutahan. Luke mengikutiku dengan sperma yang menyembur di dalamku.

Ugh, sial! He didn't wear a condom.

Baiklah, otakku berpikir keras. Aku tak akan hamil, meskipun hamil ini akan menjadi sangat membahagiakan karena aku akan mengandung anak seorang Luke Hemmings, meski sekali lagi kubilang bahwa aku tak akan hamil. Kulihat ini sebagai kesempatan bagus. He wouldn't leave me if i got pregnant.

Kulihat Luke yang ambruk di atasku. Dia berat tapi tak mengapa asal itu Luke. Kutarik perlahan tubuhku, mendorongnya dengan pelan sampai ia terguling ke samping. Aku bersandar, bernafas dan melihat keadaanku tanpa busana selain bra ku. Area wanitaku terasa perih saat aku berusaha menggerakan kakiku-- aku ingin duduk menekuk lutut tapi tak mungkin dalam keadaanku yang begini. Lebih baik kupikirkan semua agar Luke tetap menjadi milikku-- mengingat aku berada dalam posisi menguntungkan meski kutau sesuatu dari diriku telah direnggut. Aku tinggal mengatur sekenario seperti misalnya; dia memperkosaku dan tiga minggu kemudian akan ku katakan kalau aku hamil. Akan kupaksa Luke menikahiku sehabis ujian akhir, aku benar-benar akan melakukannya. Terdengar kurang waras, tapi itulah diriku, aku tak akan peduli, sungguh.

Luke, you are fucking mine!

.

.

.

Maaf buat smut yang nanggung gitu wkk btw keep vomments. Thank you! x

Fucking Mine (Luke Hemmings)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang