Chapter 9

613 56 6
                                    

Bangku yang kududuki berdecit saat kugerakan tubuhku mendekat ke arah Luke dan teman-temannya yang hanya berjarak dua meja dariku. Tujuanku kali ini bukan Luke, tapi seseorang yang sedang duduk di sebelah Luke- Calum yang sedang tertawa dan mengejek Asthon karena Ashton menyukai tante-tante jomblo. Aku mendengarnya- semua percakapan mereka, atau mungkin saat ini aku boleh dipanggil seorang penguping. Tapi keadaanku dalam skala sangat-sangat-sangat bahaya, aku takut mulut Calum tak bisa dikontrol dan ia membicarakan soal kemarin- saat aku dan dia terkurung, lalu kami jatuh dan masalah 'keperempuananku' itu. Sebenarnya Calum boleh saja menceritakan separuhnya, seperti saat aku memegangi tangganya atau saat ia menghina dadaku yang kecil, tapi kumohon jangan sampai ia mengatakan kalau ia melihat bulatan darah di rok seorang perempuan dan perempuan itu adalah aku- Greta Medew.

"Kau mau bergabung Medew?" Calum menyadari kelakuan anehku, selanjutnya Luke juga ikut menoleh ke arahku. Ia tak bereaksi, hanya memandangku. Kubalas ajakan Calum dengan senyuman canggung, lalu menggelengkan kepalaku pelan. Aku bangkit dan berjalan ke luar kelas karena sudah bel, tapi sebelum aku sampai ke depan, aku tersandung meja. Mereka, Calum-Ashton-Michael tertawa. Aku menundukkan kepalaku malu, kuintip Luke dari ekor mataku dan kulihat jelas kalau ia tidak tertawa, melainkan tatapannya nanar seperti ingin membantu dan memarahiku. Pandangannya sama saat kuingat aku jatuh dari sepeda dan Leah datang membantu, selanjutnya ia balik memarahiku karena katanya ia tak suka melihatku terluka- kejadiannya hampir lima tahun lalu.

Gwen berada di belakangku, ia terus menarik-narik tanganku untuk segera makan di kantin. Tapi aku menolak dengan tetap berdiri di balik dinding, ekhem menunggu Calum keluar. Ia pergi dengan dengusan dan cibiran, aku juga menggerutu saat ia tak henti mengataiku tak setia kawan.

"Kau sedang apa?"

Dari balik pintu aku hampir terlonjak jatuh, Calum berdiri tepat di belakangku. Diriku yang diam beberapa saat mengingatkanku bahwa aku perlu Calum, segera kulirik samping kanan dan kiri tak lupa depan dan juga belakang untuk memastikan bahwa tak ada yang melihat.

"Hey!" Calum berontak saat kutarik paksa, badannya yang dua kali lebih besar dariku membuatku harus ekstra menarik Calum menjauh dari kerumunan ramai. "Hentikan, Medew!"

Aku diam, melepaskan tangannya dan membenarkan rambutku yang lengket di sekitar pipiku. Aku menatapnya, lalu mulai kubicarakan hal-hal yang menggangguku bahwa Calum jangan memberi tahu siapapun soal kemarin, tidak pada Ashton, Michael atau jangan pernah- benar-benar jangan pernah mengatakan apapun pada Luke.

"Jadi ini alasanmu membawaku kemari?" Aku mengiyakan, lalu mengatakannya lagi berulang-ulang sampai ia mengerti- meskipun kukira ia memang sudah mengerti, tapi siapa tau saja Calum tidak mau menurut. Itu ancaman besar.

"Aku bukan pria penggosip." Seperti dia yang kemarin, membiarkanku menatap punggungnya yang menjauh tanpa kata-kata. Hatiku entah mengapa segera mempercayai orang itu, ia yang meminjamkan hoodie nya untuk hal-hal memalukan. Calum menjauh dari pandanganku, tapi kepercayaanku tertinggal padanya.

-:-

"Leah, a-aku uhuk.. tidak ma-mau!" Aku kehabisan nafas, menggigil dan berkeringat. Kuhentakan tangan Leah kasar saat ia mau membawaku ke rumah sakit, aku menolak- tentu saja, aku muak dengan pencucian darah dan obat-obatan itu. Aku lelah harus bolak-balik ke rumah sakit, lelah saat Dokter menancapkan peralatan medisny di tubuhku. Aku juga perlu istirahat dari kegiatan obat-berobatku, dan sekarang aku telah punya Luke. Meskipun Ibu sudah mati dan Ayah tak bisa menenangkanku di saat aku kalut karena sesak nafas, setidaknya ada Luke yang membuatku semangat. Aku bisa hidup tanpa bantuan medis.

"Kau tidak bisa, Greta! Kumohon menurut padaku, atau kau mau kuberi tau Luke soal semuanya?" Leah berdiri di samping ranjangku menangis, aku mengerti dia. Dia hanya menggertak, aku tau posisinya sekarang sudah seperti Ayah dan Ibuku. Mengingat nalurinya yang tulus, aku melunak. Malam ini juga ia membawaku ke rumah sakit, aku hampir mati.

Fucking Mine (Luke Hemmings)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang