Chapter 4

1K 74 5
                                    

Sejam yang lalu aku mengakhiri percakapanku dengan Luke lewat KIK, ada perasaan berbunga hinggap di hatiku saat kurasakan aku tak ketakutan dengan kebohongan ini-- setidaknya, untuk sementara semuanya akan baik-baik saja. Pesan terakhir yang Luke kirim adalah dia sudah mengantuk dan ingin tidur, ditulis tanpa emoji, kira-kira seperti ini; "Sudah malam, aku mengantuk dan ingin tidur." Wajar saja, sekarang sudah lewat tengah malam. Tapi masih terus kubaca pesan-pesanku dengan Luke berulang-ulang. Kebanyakan yang mendominasi percakapan adalah aku, selalu bertanya apakah dia menyesal jika bertanggung jawab atas diriku dan Luke menjawab kalau ia tak tau, sebagian dari dirinya merasa berat dan tak merasa harus melakukan ini. Aku sempat putus asa, tapi Luke mengirimku dua pesan lainnya.

"Jika kau hamil, aku akan benar-benar bertanggung jawab. Kalau tidak, mungkin Ayahku tak mau mengakuiku lagi."

Melihat pesan Luke yang artinya rencanaku agar Luke tetap kuikat di sisiku akan berjalan bagus, kutengok jam dinding yang menggantung dan dalam beberapa menit aku tertidur.

-:-

"Greta!!"

Kristen dan Gwen memanggilku, aduh bagaimana ini?

"Temanmu memanggil, tuh." Luke yang berada di sampingku menepuk bahuku, menunjuk Gwen dan Kristen dengan dagunya.

Aku tertawa garing di sampingnya; sangat terlihat bodoh, berkata bahwa aku akan menemui mereka di kelas saja. Luke mengangguk, berjalan kembali denganku sampai ke gerbang sekolah. Tadi pagi, aku meminta Luke untuk berangkat sekolah bersama, awalnya aku hanya iseng, kukira juga ia akan mencari alasan untuk menolak tapi dengan balasan cepat dia mengatakan iya, semua orang mungkin bingung jika siswa populer seperti Luke mau jalan denganku-- gadis yang sama sekali tidak diketahui eksistensinya. Mungkin konsekuensinya akan banyak gadis yang mengamuk di sekolah ini karena aku baru saja berjalan dan uhm.. menggandeng Luke, well, jari kami hanya sedikit bersentuhan, tapi tetap saja-- mereka liar, gadis-gadis remaja Australia itu liar.

"Sakit!" Bajuku agak lusuh sesaat setelah Gwen mencubit lenganku, diikuti Kristen yang melotot dan kemudian duduk di depan kursiku. Mereka memberikan tatapan seorang pemburu pada kelinci.

Mereka berdua protes karena aku tak menghiraukan panggilannya, saat aku memberikan jawaban kalau aku tidak mendengar, mereka mencubitku gemas. "Kau dengar, Greta!"

Aku memutar bola mataku malas, mereka antusias saat menyadari aku jalan dengan Luke tadi. Kedua dari temanku tak henti-hentinya menanyakan bagaimana ini bisa terjadi?

"Magic," Kataku singkat.

"So, could you please make my crush love me back with your magic?" Aku tau Kristen menyindirku.

"Ok girls, I'm not telling you the reason about me and Luke. I mean not now," aku berniat bangun tapi ditahan oleh Gwen aku terduduk kembali.

"Come on, we are your bestfriend, Greta."

We had have sex already and going to have babies. That's the reason.

"Later, Gwen. Ok?"

"That's kinda annoying, Gret. Seem like you are hiding something from us-- uh yea where did you go when Amy's birthday?"

Pertanyaan Gwen membuatku tersentak, secepatnya segera kucarikan jawaban yang tepat. Tapi aku mulai gugup dengan pandangan Kristen dan Gwen yang mengintimidasi, "Uhm.. mmm.. i was sick and went home."

"What?!"

Aku kebingungan, jika diteruskan mereka akan terus mendesakku. Aku juga tak mungkin memberitahu mereka kejadian yang sebenarnya, tidak sekarang. Dan kali ini aku bersikap tegas, ku usir mereka untuk kembali ke kursi masing-masing dengan dorongan agak memaksa. Sedetik kemudian perhatianku teralih, Luke berjalan masuk ke kelas bersama teman-temannya. Kuperhatikan mereka sambil berbenah mengeluarkan buku pelajaran, mereka semua tertawa lalu salah satunya melihatku, "Luke, i saw you with Medew this morning." Ashton menunjuk wajahku, aku membuang muka. Berpura-pura membaca bukuku.

Fucking Mine (Luke Hemmings)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang