05

1.3K 155 0
                                    

Sasuke perlahan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah langit ruangan yang berwarna putih. Ia menolehkan kepalanya dengan lemah dan mengedarkan matanya ke sekeliling ruangan.

Sasuke tahu tempat ini. Rumah sakit. Kenapa dia bisa ada di rumah sakit? Oh, dia baru ingat sekarang. Kemarin dia mencari sakura di cafe tempat gadis itu bekerja dan tidak mendapatkan apapun.

Sehari sebelumnya...

"Sakura? Tidak ada yang namanya sakura disini" sasuke ingat perkataan salah satu pekerja cafe yang dia tanyai tadi. Tidak ada yang namanya sakura disana.

Jika dia hanya sekedar tidak masuk, pasti pelayan itu tidak akan mengatakan kalimat seperti itu. Sepertinya sakura berhenti.

Kemungkinan besar, itu karena dirinya. Mungkin sakura benar-benar ingin menghilang dari pandangannya dan melupakan dirinya.

Setelah itu, sasuke pulang dengan tangan kosong. Berjalan dengan langkah gontai menyusuri jalanan yang dipenuhi keramaian. Saat itu tiba-tiba hujan mengguyur kota itu.

Saat semua orang sibuk berlari untuk berteduh, sasuke terus berjalan tanpa mempedulikan dirinya yang kin telah basah kuyup.

"Sakura benar-benar pergi." Dia bergumam sendiri. Mengabaikan orang-orang yang sedang berteduh kini menatapnya dengan tatapan merasa aneh dan heran.

"Aku masih tidak mengerti." Gumamnya lagi. Ya, dia masih tidak mengerti dengan perkataan sakura waktu gadis itu mengajaknya putus. 'Hanya ingin' mau dipikirkan bagaimanapun juga itu tidak masuk akal.

Apa dirinya semembosankan itu? Sehingga dia bisa dicampakkan dengan mudahnya seperti ini? Sasuke pikir dia selalu memperlakukan sakura dengan baik tapi sepertinya bagi gadis itu tidak.

Sasuke terus menyusuri jalanan dengan langkah gontai dibawah guyuran hujan deras. Tanpa ia sadari, dirinya sekarang sudah berada tepat didepan rumahnya.

.

Sasuke membuka pintu rumahnya dan berjalan masuk. Membuat mikoto yang tengah menonton tv langsung menolehkan kepalanya ke arah putranya itu.

"Ya ampun, sasuke-kun!" Mikoto segera berlari ke kamar untuk mengambil handuk dan kembali lagi mendekati putranya. Ia langsung mengelap rambut dan badan sasuke yang dilapisi baju yang masih basah.

"Kenapa kau tidak menelepon ibu nak? Nanti ibu akan menyuruh itachi untuk menjemputmu. Atau seharusnya kau naik bus saja." Ujar mikoto sambil memegangi kedua pipi sasuke.

Sasuke hanya menatap mikoto dengan tatapan datar dan sendunya sekaligus tanpa merespon perkataan ibunya. Melihat itu, dada mikoto terasa kembali sesak. Tidak ada ibu yang senang melihat keadaan anaknya seperti ini.

Sasuke langsung pergi begitu saja dengan langkah gontainya. Ia menaiki tangga dengan pelan, mikoto langsung menyusul putranya dan menarik tangan sasuke menuju kamar anak itu.

Ia menyiapkan air hangat di bath up agar sasuke bisa langsung mandi setelah ini. "Mandilah dulu, sasuke-kun. Ibu sudah menyiapkan air hangat untukmu." Ucap mikoto dengan lembut disertai senyum lembutnya.

Setelah itu, sasuke langsung masuk ke kamar mandi. Mikoto membuka lemari sasuke dan menyiapkan baju ganti putranya itu. Mikoto mendengar derap langkah yang mendekati kamar sasuke. Dia langsung menolehkan kepalanya ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Itachi-kun?" Itachi terlihat di depan pintu kamar sasuke, masih dengan setelan kerjanya. Itachi langsung memasuki kamar sasuke dan mendekati mikoto. "Ada apa kaa-san? Apa sasuke kehujanan?" Tanya itachi sambil memperhatikan lantai yang dipenuhi tetesan air.

Mendengar itu, mikoto yang awalnya tersenyum pada itachi mengubah wajahnya menjadi sendu lagi. Itachi cukup mengerti apa yang terjadi. Adiknya itu pasti masih patah hati karena putus dengan pacarnya.

Why Break Up?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang