21

1.1K 138 3
                                    

Sakura memperhatikan ino yang sejak tadi terdiam. Sahabatnya itu kini masih tercengang setelah mendengar cerita Sakura secara detail. Jika tahu reaksi Ino akan begini, dia tidak akan mau menceritakan ini kepada gadis pirang itu. Entah kenapa Sakura merasa malu. Dia sangat tidak suka menceritakan hal seperti ini kepada orang lain. Walaupun sebenarnya Ino bukan orang lain namun tetap saja hal itu masih menjadi beban untuknya. Dia tidak mau terlihat menyedihkan.

Ino sepertinya sudah mulai tersadar dari acara melamunnya. Aquamarine berkilauan milik gadis itu kini telah berpusat kembali kepada emerald Sakura. Ino menghembuskan nafasnya kasar. Setelah mendengar cerita dari Sakura, entah kenapa kepala Ino terasa pusing. Permasalahan sahabatnya itu memang berat ternyata. Terutama saat sudah membahas tentang status.

Ino mengerti bagaimana perasaan Sakura. Jika saja dia adalah orang yang tidak punya perasaan dia mungkin akan mengatakan kalau Sakura tidak usah peduli dengan status, cukup jalani saja selama Sasuke tidak masalah. Tapi, walaupun itu bukan Sakura, sahabatnya sekalipun...Ino akan tetap mengerti bagaimana perasaan orang yang terjebak dalam dilema perbedaan status yang jauh. Itu sangat menyakitkan, karena kita tidak bisa berdiri sejajar dengan orang yang kita cintai. Namun, Ino merasa apa yang dilakukan sahabatnya itu bukanlah hal yang benar. Sahabatnya itu pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun kepada Uchiha Sasuke. Wajar saja si bungsu Uchiha itu masih mengikuti Sakura kemanapun.

Dicampakkan dengan alasan apapun merupakan hal yang menyakitkan bagi orang-orang yang sedang menjalani hubungan. Apalagi dicampakkan tanpa alasan. Di pihak Sakura, gadis itu tahu benar apa yang menjadi alasan mereka putus. Tapi di pihak Sasuke? Pria itu bertahun-tahun bahkan tidak tahu alasannya. Apa yang harus Ino katakan kepada sahabat pink-nya ini? Ino mungkin hanya akan memberinya sedikit nasehat namun dia juga tidak akan menekan Sakura.

Ino menggenggam tangan Sakura yang terkulai di atas meja. "Begini jidat, putus karena keadaan terutama tentang status adalah hal yang memang sangat menyakitkan." Sakura terus memandangi mata biru Ino dan fokus mendengarkan perkataan sahabatnya itu tanpa berniat menyela. "Aku memahami posisimu. Aku tahu kau gadis yang kuat. Kau sangat hebat sudah bertahan sampai sejauh ini." Ujar Ino. Senyum lebar kini sudah terbit di bibirnya. Senyum untuk menyemangati sahabatnya.

"Tapi ada yang ganjal disini..." Ino menggantung ucapannya. Sakura mengernyitkan dahinya dan memasang ekspresi bingung. "Ganjal?" Melihat ekspresi meminta penjelasan dari sahabatnya itu membuat Ino kembali melebarkan senyumnya. "Ya, ganjal. Kau dan Sasuke jelas belum berakhir." Sakura menegang mendengar itu. Apa maksudnya belum berakhir?

Ino tahu betul bahwa Sakura sedang menyimpang berjuta pertanyaan di kepala pink-nya itu. Dia menghela napas perlahan lalu kembali melanjutkan perkataannya. "Kenapa aku menyebut kalian belum berakhir? Karena kau belum menjelaskan semuanya kepada Sasuke."

"Tapi Ino, bagaimana aku bisa menjelaskan itu padanya? Sedangkan bercerita padamu saja butuh waktu yang begitu lama untukku. Bahkan itu masih terasa berat. Itu bukan hal yang baik untuk diceritakan." Sakura memasang raut wajah yang seolah meminta Ino untuk lebih memahami dirinya. Ino mendengus. Dia tahu, Sakura akan bereaksi seperti ini.

"Aku tahu jidat. Tapi, jika kau terus seperti ini, kau dan Sasuke tidak akan ada ujungnya. Dia akan terus berada disekitarmu dan terus akan merasa penasaran denganmu. Dia butuh jawaban. Sederhananya begini, coba kau putar balikkan posisi kalian berdua. Kau jadi Sasuke dan Sasuke jadi kau. Bagaimana kira-kira perasaan pria itu?"

Sakura diam. Matanya terlihat kosong, seperti sedang menerawang jauh ke tempat lain. Ino terus menunggu respon dari sahabatnya itu dengan sabar.

Sakura terhanyut dalam lamunannya. Ia menuruti perkataan Ino untuk memposisikan dirinya menjadi Uchiha Sasuke sekarang. Dia mengingat-ingat lagi semua hal yang terjadi pada mereka. Bagaimana...bagaimana saat di pohon besar dibelakang bukit sekolah itu, yang dicampakkan adalah dirinya bukan Sasuke. Dan yang mencampakkan adalah Sasuke bukan dirinya.

Why Break Up?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang