"Akasuna-san, anda terlambat." Sakura mendengar suara baritone sasuke yang terdengar sangat dingin. Lalu dia menoleh ke arah sasori sekarang. Ekspresi pria itu, entah kenapa tidak terlihat senang sekarang. Sakura sangat jarang melihat sasori memasang wajah seperti itu kecuali jika pemuda itu sedang dalam keadaan yang benar-benar tidak merasa nyaman.
"Maafkan saya Uchiha-san, kebetulan tadi saya terjebak macet." Setelah mengatakan itu dengan dingin, sasori langsung duduk di tempat yang telah disediakan, diikuti oleh sakura yang duduk disebelahnya.
Entah kenapa hawanya terasa sangat dingin sekarang. Padahal ini adalah musim panas. Rasanya, sakura sangat ingin pulang untuk mengambil mantelnya yang dia tinggalkan dirumah.
Sakura mulai menjelaskan materi-materi dari rapat dan orang yang ada di ruangan itu kini memfokuskan perhatian mereka pada gadis itu.
.
Setelah rapat selesai, sasori dan sakura keluar dari ruang rapat dengan ekspresi wajah yang sama-sama masam. Mereka berdua benar-benar membenci pria uchiha itu.
Bagaimana bisa sepanjang rapat pria itu terus-terusan menyudutkan pihak mereka terutama sakura.
.
1 jam yang lalu...
Sakura yang baru saja menyelesaikan presentasinya. "Jadi, apa lagi yang harus dilakukan, haruno?" Sakura langsung mengalihkan wajahnya untuk menatap sasuke sebelum akhirnya menjawab pertanyaan pria itu. "Yang akan kita lakukan selanjutnya adalah... kami akan mulai proyek membangun pusat perbelanjaan akasuna di sunagakure dengan bantuan dari perusahaan uchiha corporation sebagai kole-" "lalu apa keuntungan yang bisa kudapatkan dari itu?" Sakura terkesiap ketika pembicaraannya dipotong begitu saja, namun ia memilih untuk tetap tenang dan melanjutkan menjawab pertanyaan pria itu.
"Tentu saja, kami akan membagi keuntungan yang kami dapatkan dengan perusahaan anda, Uchiha-sama. Tentu saja kami akan membaginya secara adil, karena bantuan anda tidak sedikit disini. Dan juga, kami akan membantu anda untuk menjalankan proy-" "cukup, lalu jawab pertanyaan ini. Bagaimana jika ternyata proyek itu tidak berhasil. Itu hanya akan merugikan kami bukan?" Sakura menggigit bibir bawahnya. Dia sedikit jengkel sekarang. Pria itu terus-terusan memotong penjelasannya. Ia menoleh ke arah sasori dan ternyata sasori sudah memasang mata yang terlihat seperti akan mencabik sasuke hidup-hidup. Ternyata bukan hanya dirinya yang jengkel disini.
"Perusahaan kami adalah salah satu perusahaan terbesar di jepang, uchiha-sama. Itu karena keberhasilan kami dalam mencapai tujuan kami. Sebagian besar proyek kami tidak pernah mengalami kegagalan, jadi saya yakin jika proyek kali ini juga akan berhasil. Terutama, perusahaan anda juga ikut andil dalam proyek in-" --
"kenapa kau bisa begitu yakin, setidaknya pikirkanlah dulu konsekuensinya, haruno?" Lagi. Pria ini memotong penjelasan sakura lagi. Apa mau uchiha sasuke sebenarnya? "Uchiha-san. Biar saya yang menjelaskannya." Suara sasori terdengar sangat menyeramkan di telinga sakura sekarang. Pria itu sepertinya sudah naik pitam sekarang. Saat melakukan rapat seperti ini, dia tidak pernah melihat sasori begitu marah bahkan saat menghadapi lawan bicara yang lebih menyebalkan dari sasuke. Tapi kenapa sasori terlihat sangat menyeramkan sekarang?
"Saya sedang bertanya pada sekretaris anda. Saya akan menanyakan pertanyaan lain kepada anda nanti." Sasuke juga membalas dengan nada suara yang tak kalah menyeramkan. "Tidak apa, uchiha-san. Biar saya saja."
"Saya harus mendengarnya dari nona haruno. Dia yang membuat materi rapat ini, jadi beliau harus mempertanggungjawabkan isi dari peresentasinya." Sakura terlihat bingung sekarang. Dia sebenarnya ingin kembali menjawab pertanyaan sasuke, namun saat melihat raut wajah sasori sekarang entah kenapa dia lebih memilih menuruti kemauan bosnya itu. "Maaf uchiha-san, sepertinya akasuna-sama lebih ba-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Break Up?
Fanfiction"Sasuke-kun, ayo putus." senyum di bibir sasuke seketika langsung hilang saat mendengar kata-kata yang paling ditakutinya itu. Disclaimer : Masashi Kishimoto Rated : T Genre : Romance Pair : SasuSaku Terinspirasi dari drama korea 'Our Beloved Summer'