08

1.1K 143 7
                                    

Hari sudah menunjukkan pukul 09 pagi. Gadis itu berjalan dengan sedikit terburu-buru menuju meja kerjanya. Hari ini akan ada rapat penting antara atasannya dengan kolega bisnisnya.

Setelag selesai menyiapkan dokumennya, ia sedikit merapikan rambut merah muda sebahunya dan berjalan menuju ruang rapat untuk menyiapkan rapat yang sebentar lagi akan dimulai.

Lalu, ia terlihat berjalan dengan terburu-buru dan kembali lagi menuju meja kerjanya untuk mengambil id cardnya yang tertinggal lalu mengalungkannya di lehernya. Sebuah foto dan nama terukir di tanda pengenal itu. Haruno Sakura.

Sakura kini sudah bekerja di sebuah perusahaan besar yang bernama 'Akasuna company'. Gadis itu bekerja sebagai sekretaris dari COO (chief operating officer) perusahaan ini atau bisa dibilang direktur perusahaan ini.

Usahanya akhirnya tidak sia-sia. Setelah belajar mati-matian selama kuliah, ia akhirnya lulus dan menjadi lulusan terbaik di universitasnya. Lalu setelah itu, ia melamar pekerjaan di akasuna company dan langsung diterima. Setelah bekerja selama satu tahun sebagai karyawan biasa, dia langsung diangkat sebagai sekretaris dari orang yang merupakan pemimpin tertinggi kedua di perusahaan ini. Dan sekarang dia sudah menjabat sebagai sekretaris selama dua tahun.

Ia melangkahkan kembali kakinya menuju ruang rapat. Sakura meletakkan dokumen-dokumen yang akan menjadi bahasan rapat di tiap meja. Setelah itu ia kembali ke mejanya dan menunggu kedatangan atasannya itu.

Tak lama kemudian, derap langkah beberapa orang terdengar dan sakura sangat mengenal derap langkah itu. Itu adalah derap langkah dari orang yang sudah dua tahun ini menjadi atasannya.

Ia langsung berdiri untuk menyambut kedatangan atasannya itu. Orang yang ditunggu kini sudah datang. Dia adalah akasuna sasori, ditektur dari akasuna company. Pria tampan dengan wajah baby face itu melirik ke arah sakura yang kini membungkukkan badannya lalu dia pun menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya memasuki ruang kerjanya.

Meja kerja sakura tepat berada di depan ruang kerja sasori. Karena sebagai sekretaris, gadis itu tidak bisa jauh-jauh dari atasannya tersebut.

Bel yang berada di meja sakura berbunyi menandakan kalau gadis itu dipanggil oleh atasannya. Gadis itu langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan atasannya itu dan mengetuk pintu lalu terdengarlah suara seseorang yang mengatakan "masuk".

"Apa keperluan meeting sudah siap, sakura-san?" Tanya seorang pemuda tampan itu dengan senyum ramahnya. "Semuanya sudah saya siapkan, akasuna-sama." Mendengar itu pemuda yang bernama sasori itu pun langsung mengernyitkan dahinya. "Akasuna-sama? Bukankah sudah kubilang cukup panggil aku sasori saja, sakura-san?" Mendengar itu, sakura hanya menggigit bibir bawahnya karena canggung dengan situasi ini. Dia tahu jika pemuda dihadapannya itu hanya lebih tua dua tahun darinya, tapi bukan berarti dia bisa seenaknya memanggil nama pemuda itu sembarangan. "Maafkam saya, akasuna-sama. Tapi saya rasa itu tidak sopan." Ucap sakura sambil membungkukkan badannya. Sasori hanya bisa pasrah mendengar hal itu. Akhirnya dia kembali membicarakan hal yang berhubungan dengan pekerjaan dan melupakan perihal tentang nama panggilan tadi.

.

Kini mereka sedang berada di ruang rapat. Setelah sakura menjelaskan bahasan rapat, sasori memulai pembahasannya dengan para kolega bisnisnya. Dan hal itu berlangsung selama sekitar satu setengah jam.

Saat keluar dari ruang rapat, sakura terus mengekori bosnya itu. "Oh ya sakura-san, apa jadwalku malam ini?" Tanya sasori yang kini sudah membalikkan tubuhnya ke arah sakura. Sakura langsung mengecek di buku agendanya dan mendapati bahwa ada undangan pesta malam ini.

"Malam ini ada undangan pesta dari uch-" sakura memutuskan perkataannya dan membuat sasori mengangkat sebelah alisnya. "Sakura-san?" Sakura yang menghentikan kata-katanya kembali melanjutkan perkataannya tadi.

Why Break Up?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang