19

1K 117 2
                                    

Rahang sakura mengeras mendengar jumlah hutang yang ditinggalkan ayahnya itu begitu besar. Para rentenir itu mengatakan jika hutang itu tidak dibayar, mereka akan menyita rumah mereka nanti.

Sakura yang mendengar itu, akhirnya membuat keputusan untuk menggadaikan sertifikat rumah mereka dibank dan akan membayarnya dalam kurun waktu 3 tahun.

Kini sakura menambah daftar pekerjaan paruh waktunya. Dia juga bekerja di restoran 24 jam dan bekerja di tengah malam. Hal itu sampai membuat gadis itu sering ketiduran dikelas dan mendapat teguran dari guru.

Sasuke kadang merasa heran kenapa gadis itu sering tertidur akhir-akhir ini. Namun dia mencoba memahami keadaan sakura.

Sakura merasa bersalah kepada sasuke. Gadis itu tidak pernah bercerita kepada sasuke kalau dia juga bekerja di tengah malam. Dia tidak mau membuat sasuke khawatir. Bahkan mungkin pria itu akan nekat menungguinya bekerja jam berapapun itu.

.

"Sakura, kau terlihat sangat lelah akhir-akhir ini." Sakurs hanya tersenyum mendengar pernyataan sasuke. "Ah, akhir-akhir ini kau lihat kan sasuke-kun, pelanggan kami bertambah banyak!" Jawab sakura. "Ya, benar juga sih." Kata sasuke. "Pokoknya, jangan lupa beristirahat." Ucap sasuke sambil menepuk kepala gadisnya itu.

"Tentu saja!" Jawab sakura sambil mengepalkan tangannya.

Mereka kini sedang duduk dibawah pohon besar yang berada di atas bukit sambil memakan bekal makan siang mereka.

Sesekali, sakura akan menyuapi sasuke yang tengah sibuk membaca buku. Kadang sakura gemas sendiri dengan pria itu, harusnya dia tahu kapan waktu yang tepat untuk membaca buku. Sekarang kan waktunya makan. Pikir sakura sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

.

"Sakura, mau kerumahku ya?" Pinta sasuke sambil menggenggam kedua tangan gadis itu. Sakura terus menolak permintaan sasuke itu. Kenapa dia menolaknya? Pertama, dia harus bekerja. Kedua? Gadis itu malu bertemu keluarga sasuke secepat ini. Apa sebenarnya tujuan pemuda itu membawa gadis itu kerumahnya.

"Aku harus bekerja, sasuke-kunn." Sasuke yang mendengar itu langsung berlari ke arah dapur cafe. Gadis itu mengikuti kemana sasuke pergi. Ternyata pemuda itu sedang mendatangi bosnya. Mata sakura membelalak keluar melihat itu. Bagaimana bisa pria itu bisa begitu berani bicara dengan bos sakura seperti itu?

Bos sakura terlihat tertawa kecil mendengar permintaan pemuda itu dan kemudian menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan sasuke. Senyum kemenangan terbit dari bibir pemuda itu, dia langsung melayangkan tatapannya kepada sakura dan sakura hanya bisa pasrah pada akhirnya.

.

Sakura yang berdiri disebelah sasuke, menatap mansion mewah didepannya dengan terperangah. Dia lalu melihat ke arah sasuke. Wah pria ini benar-benar hidup di dunia yang berbeda. Pikir sakura.

Sasuke memandang sakura dengan tatapan bertanya. "Ada apa?" Tanya pria itu. Sakura hanya menggelengkan kepalanya. Sebelum mereka masuk, sakura langsung merapikan rambutnya dan menepuk-nepuk pakaiannya dengan gugup. Sasuke yang menyadari kegugupan gadis itu langsung menggenggam tangan sakura. Lalu dia merapikan poni gadis itu. "Kau sangat cantik." Puji sasuke dan itu sontak membuat sakura salah tingkah dan memukul dada pria itu. "Berhenti bicara begitu, sasuke-kun!" Ucap sakura. Sasuke terkekeh melihat hal itu. Reaksi gadis ini memang selalu membuat dirinya terhibur.

Sakura memegang erat bungkusan kue yang dia buat sendiri untuk keluarga sasuke. Kini kegugupannya sudah sedikit menghilang karena perkataan kekasihnya itu tadi.

Why Break Up?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang