18

996 111 0
                                    

"Kenapa lagi sekarang?!" Tanya ino dengan jengkel. Bagaimana dia tidak jengkel. Hari ini adalah hari minggu. Dia ingin menikmati kencan indahnya bersama dengan pacar kesayangannya, sai.

Namun sakura mengacaukan semuanya. Gadis itu tiba-tiba menelepon dirinya dan bilang kalau ini mendesak. Hal itu sampai membuat ino lari terbirit-birit menemui sakura di cafe tempat janjian mereka bertemu. Namun, saat dia masuk ke dalam cafe, dia malah menemukan gadis itu sedang merebahkan kepalanya di atas meja dan sakura tidak terlihat seperti orang yang mengalami situasi mendesak apapun.

"Ino, apa yang harus kulakukan?" Ino membuang napasnya kasar dan menghempaskan dirinya di atas kursi di depan sakura. "Kau kenapa lagi jidat?" Tanya ino lagi. Dia memelankan suaranya kali ini.

"Aku tidak tahu harus melakukan apa..." racau sakura. "Jika kau ingin meminta saranku, kau harus menceritakan masalahmu padaku. Kau bertanya padaku apa yang harus kau lakukan tapi kau terus menutupi masalahmu. Bagaimana aku bisa membantumu?!" Kesabaran ino sudah habis sekarang.

Lebih baik dia mengatakan itu kepada sakura sekarang. Dia sudah lelah menghadapi sifat tertutup gadis itu pada dirinya. Sekarang, jika sakura ingin bercerita, ino akan mendengarkan gadis itu. Namun jika tidak, itu juga terserah sakura. Ino sudah lelah menghadapi gadis itu sekarang.

Sakura yang mendengar perkataan ino pun langsung tersadar. Ino benar, harusnya dia bercerita kepada ino. Mungkin itu juga akan meringankan beban dirinya.

"Ini tentang sasuke." Kata sakura. Ino langsung membuang muka mendengar itu. "Sasuke lagi?" Sakura menganggukkan kepalanya lemah. "Kalau begitu coba ceritakan padaku, mulai dari apa alasanmu putus dengan pria itu!" Sakura awalnya terdiam, dia sebenarnya masih enggan untuk menceritakan itu, namun dia memilih untuk mengutarakan semuanya kepada ino sekarang.

.

8 tahun yang lalu...

1 tahun sebelum putus.

Sakura mematut dirinya didepan cermin. Memperhatikan apa penampilannya sudah terlihat cantik. Sakura memakai sebuah gaun one piece berwarna merah muda bermotif kotak-kotak.

Hari ini, dia akan berkencan dengan sasuke. Mereka akan pergi piknik berdua. Dia sangat bahagia. Sakura mengambil tas selempang kecilnya yang tadi diletakkannya di atas meja.

Praang!!!

Terdengar suara pecahan kaca dari ruang tengah rumahnya. Sakura yang kaget mendengar itu langsung berlari keluar kamarnya.

"Berhentilah menangis, mebuki!!!" Sakura melihat pemandangan yang mengerikan, dimana ibunya kini sedang terduduk di lantai seperti habis didorong oleh ayahnya dengan air mata yang mengalir deras membasahi pipinya. Dan ayahnya sedang menatap ibunya dengan sangat dingin, pria itu menjangkau vas bunga yang ada di atas meja yang tidak jauh dari tempatnya berdiri dan hendak melempar benda itu namun terhenti saat suara sakura menghentikannya.

"Apa yang ayah lakukan?" Kizashi langsung menolehkan kepalanya ke arah sakura. "Ibumu ini sangat berisik, sakura! Dia terus-terusan menangis dan membuatku kesal. Wanita ini tidak ingin aku menikah lagi!" Sakura yang mendengar itu membelalakkan matanya. "Menikah lagi?" Sakura tidak habis pikir, bagaimana bisa ayahnya itu dengan mudahnya mengatakan kalau dia akan menikah lagi.

"Apa maksud ayah? Bagaimana bisa ayah berkata seperti itu?!" Tanya sakura dengan meninggikan suaranya. Gadis itu mulai kesal sekarang. "Kenapa kau juga tidak suka?! Kau tahu, aku dipecat kemarin! Dan aku harus mencari pekerjaan baru lagi dan itu sangat sulit! Aku tidak bisa hidup bersama ibumu yang sakit-sakitan! Aku juga tidak punya uang untuk membiayaimu dan adikmu! Aku tidak sanggup hidup miskin lebih dari ini! Jadi harusnya kau setuju aku menikah lagi, wanita itu sangat kaya! Dia akan membantu perekonomian keluarga kita jika aku mau menikah dengannya! Kau tenang saja aku tidak akan menceraikan ibumu."

Why Break Up?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang