Rebel

8.3K 600 13
                                    

Angin berembus pelan, semilir yang tetap terasa dingin ketika menyentuh kulit. Dong-hyuck bisa merasakannya ketika membuka pintu balkon, namun niatnya tak urung untuk duduk di kursi tempat biasa Johnny menikmati kopi pagi. Dia terdiam, pandangannya lurus menatap kumpulan lampu dari gedung-gedung di seberang sungai Han. Sesekali telinganya dapat mendengar deru mobil dan klakson dari jalanan yang berada tidak jauh dari gedung apartemen, meski jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, nyatanya Seoul tidak benar-benar tidur. Masih saja ada orang-orang berkeliaran entah mencari atau melakukan apa.

 Masih saja ada orang-orang berkeliaran entah mencari atau melakukan apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dong-hyuck meraih satu dari dua kaleng bir yang  turut dia bawa. Membuka dan menyesapnya perlahan, dia terpejam merasakan sensasi rasa pahit yang mulai mengaliri kerongkongan. Meneguk beberapa kali minuman beralkohol tersebut dengan pandangan yang kini menerawang jauh, sejauh pikirannya yang mulai melanglang buana.

Suara pintu tergeser menyentak Dong-hyuck kembali ke dunia nyata, dia segera menoleh dan didapatinya Jungwoo yang mendekat. Dong-hyuck menyandarkan punggungnya, tidak berniat menyambut kedatangan hyung uwu-nya.

"Sedang apa Chan?" Jungwoo mendudukkan diri di kursi sebelah.

"Hanya menikmati malam dengan bulan dan bintang," balas Dong-hyuck puitis, lebih ke-asal-asalan sih.

"Kamu buta? Nggak lihat langitnya hitam pekat begitu? Mana ada bulan bintang," celoteh Jungwoo menanggapi jawaban aneh Dong-hyuck.

"Hyung sendiri kenapa di sini? Mana pake pakaian lengkap gitu." Wajar dia bertanya, Jungwoo menetap di apartemen lantai sepuluh bersama Taeil, Mark, Sungchan dan Shotaro, kok sekarang malah ada di sini.

"Aku habis pergi ketemu teman sama Doyoung hyung, eh si hyung malah teler. Jadilah kuantar kemari," terang Jungwoo menjelaskan alasan keberadaannya dan alasan kenapa dia mengenakan pakaian untuk pergi.

"Dan aku masih males pulang," tukas Jungwoo sebelum Dong-hyuck kembali bertanya.

Dong-hyuck mengatupkan bibirnya yang tadi sudah terbuka, mengangguk mengerti dan kembali menyesap minumannya. Keduanya sama-sama diam, untuk beberapa waktu mereka memang seperti itu. Mereka memang terkenal banyak tingkah dan cerewet, entah di depan kamera ataupun dalam kehidupan sehari-hari, tapi tidak jarang juga mereka hanya akan duduk diam. Tampak tenang dari luar, walau kenyataannya sedang berkelana menyelami pikiran yang dipenuhi banyak hal.

"Hyuck, bisa tolong masuk nggak?" pinta Jungwoo tiba-tiba membuat Dong-hyuck menoleh dan mengernyit.

Seolah tau apa maksud ekspresi itu, Jungwoo berkata, "pengin nyebat."

Dia sudah mengeluarkan bungkus rokok lengkap dengan korek api. Mulutnya sudah terasa asam sejak tadi, tapi dia tidak bisa merokok jika ada orang lain, apalagi anggota. Dia tau rokok lebih berbahaya bagi perokok pasif dibanding perokok aktif.

"Nggak bisa," ujar Dong-hyuck singkat tanpa ada tanda-tanda akan beranjak. Dia malah dengan santai menandaskan minumannya membuat Jungwoo mendengkus.

"Hyung lagi ada masalah?" tanya Dong-hyuck gamblang. Dia tau hyung-nya ini perokok, tapi dia juga tau lelaki tukang lawak ini akan lebih sering melakukannya jika sedang lelah atau ada masalah. Intinya Jungwoo sering merokok untuk melampiaskan stresnya dan Dong-hyuck ingin tau penyebabnya kali ini.

Off Cam | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang