"Hyung aaa." Dong-hyuck menyodorkan tangannya yang memegang sendok kecil berisi es krim ke depan mulut Johnny. Johnny terdiam sejenak sebelum membuka mulutnya dan menerima kudapan berperisa cokelat itu menyentuh indra perasanya.
"Anak pintar," seru Dong-hyuck dengan riang, yang sayangnya tidak cukup untuk mengubah raut datar yang sedari tadi ditunjukkan Johnny. Dong-hyuck agak kesal dengan itu, tapi dia berusaha kalem dengan kembali menyantap es krimnya yang hanya tersisa sedikit.
Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru ruang latihan dance, para rekan anggota dan staf sudah ada dimana-mana. Mereka masih asik berbincang ataupun sibuk dengan diri sendiri. Mereka, semua anggota NCT sebenarnya berkumpul hanya untuk mendengarkan arahan terakhir sebelum comeback dan segala rangkaian promosi yang akan dilaksanakan lusa. Kini mereka masih menunggu beberapa orang yang belum datang.
Mata Dong-hyuck menangkap tatapan Doyoung yang duduk tidak jauh darinya. Dia sontak menaikkan alisnya.
"Apa liat-liat? Naksir?" sentak Dong-hyuck tiba-tiba membuat Doyoung serta-merta memalingkan wajah. Doyoung mencibir tentu saja, ingin berdebat tapi segan karena posisi Dong-hyuck yang menempel dengan Johnny.
Bukan apa, tapi Doyoung sedari tadi memang memperhatikan Dong-hyuck karena hanya dia satu-satunya orang yang berani mendekati Johnny. Masalahnya sejak Johnny datang, auranya benar-benar tidak bersahabat menurut Doyoung. Baginya ada sesuatu yang membuat Johnny terkesan sangat mengintimitasi saat ini. Keadaan Johnny benar-benar membuat orang lain merasa perlu berhati-hati di dekatnya.
Dong-hyuck bangkit dari duduknya, berniat membuang bungkus ek krimnya yang sudah kosong. Namun begitu berdiri, dia dibuat terkejut oleh seseorang yang baru saja masuk. Matanya memicing memastikan apa yang dia lihat. Dia mendesah, dia tidak salah mengenali seorang perempuan yang kini bergabung dalam perbincangan beberapa staf. Dari postur tubuh, gaya rambut dan berpakaian, bahkan kacamata yang dipakai perempuan itu Dong-hyuck ingat semuanya.
Tiba-tiba dia merasa gusar hingga tanpa sadar meremat cup plastik di tangannya. Untuk apa perempuan penguntit itu ada di sini? Berbagai asumsi satu persatu muncul di kepalanya. Banyak, dan semua mengarahkannya pada kemungkinan yang buruk.
"Haechan!" panggilan dari Jeno yang masih berada di ambang pintu menyadarkan Dong-hyuck.
Dong-hyuck tersenyum dan melangkah mendekat, dia bisa melihat Jeno beradu tatap dengan Jaemin. Dia tau, kedua sobatnya pasti menyadari tatapannya yang tadi terlalu fokus pada perempuan itu.
"Ada apa?" tanya Jeno seketika Dong-hyuck menghampirinya setelah membuang sampah.
"Apa? Nggak ada apa-apa," balas Dong-hyuck yang langsung mendapat decakan dari Jeno dan Jaemin, disusul dengan delikan tajam.
Dong-hyuck terkekeh sebelum kemudian memasang raut serius. Dia yang berdiri di tengah merangkul leher Jeno dan Jaemin, mangarahkan kepala mereka untuk saling memangkas jarak.
"Kalian tau ... ," Dong-hyuck menjeda ucapannya, berniat memancing rasa penasaran kedua sobat sepantarannya. Jeno dan Jaemin yang sudah kepalang ingin tahu mendengarkan dengan saksama.
"Aku saaangat merindukan kalian." Dong-hyuck berucap cepat, secepat tangannya yang menarik kedua sisinya mengakibatkan mereka berakhir berpelukan.
Pelukan mereka makin erat saat Jeno turut mengerahkan tenaganya, yang sebenarnya terbilang berlebihan hingga membuat Dong-hyuck sedikit sesak.
"ARRGH NA JAEMIN!" Dong-hyuck memekik keras yang membuat rengkuhan mereka terlepas, reflek karena telinga Jeno dan Jaemin langsung berdenging mendengar suara melengking Dong-hyuck. Dong-hyuck sendiri langsung berjongkok, menunduk dengan tangan kanannya bergerak menuju sisi lehernya yang basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Off Cam | Haechan
Fanfiction"Becoming an idol is not as easy as it looks." @fingerluv Start : 10/07/2022 End : 25/04/2023