Dongdong Bros

5.7K 535 13
                                    

Langit ibu kota Korea Selatan berawan, angin yang berhembus terasa dingin meski sekarang tepat tengah hari. Orang-orang yang berada di luar terlihat mengenakan pakaian hangat mereka, Seoul makin memperlihatkan tanda-tanda musim dingin di awal bulan Desember.

Usai merapikan jaket dan mengenakan maskernya, Johnny keluar dari mobil dan mengekori Hae-min memasuki restoran. Sedangkan di dalam mobil yang baru saja di kendarai oleh Hae-min itu masih ada Dong-hyuck dan Doyoung. Suasana dalam mobil hitam yang mengantar Dong-hyuck ke rumah sakit itu kini hening.

Dong-hyuck sedang terlelap, di samping kirinya ada Doyoung yang merelakan bahunya sebagai sandaran sang adik. Setelah diskusi akhirnya Johnny dan Doyoung yang menemani Dong-hyuck ke rumah sakit, sementara Taeyong tetap melanjutkan latihan bersama anggota yang lain.

Doyoung menatap Dong-hyuck lamat-lamat, wajah adiknya itu tenang dan manis sekali jika sedang tidur, sangat berbeda dengan raut tengilnya ketika terbangun. Apalagi kelakuannya yang selalu berhasil membuat Doyoung naik darah.

Doyoung reflek menghela napas mengingatnya.

Pandangan Doyoung beralih pada tangan kanan Dong-hyuck yang mengenakan arm sling. Beruntung, setelah diperiksa ternyata pergelangan tangan Dong-hyuck tidak patah dan hanya terkilir, berita buruknya ternyata jari telunjuk yang patah. Entah bagaimana posisi Dong-hyuck jatuh hingga membuat ruas tengah jarinya patah.

Doyoung teringat, Dokter mengatakan untuk pemulihan paling cepat membutuhkan waktu tiga sampai empat minggu, sedangkan mereka akan mulai mengisi acara tidak lebih dari dua minggu lagi. Mau tidak mau Dong-hyuck harus absen dari penampilan kali ini, mengingat bagaimana keras kepala Dong-hyuck, bocah itu bisa jadi akan protes.

Lamunan Doyoung terpecah ketika merasakan getaran dari dalam tasnya. Dengan gerakan perlahan dia merogoh tasnya dan mengambil ponsel yang tentu saja sumber dari getaran itu.

"Oh!" Doyoung berseru pelan. Ternyata bukan ponselnya, melainkan ponsel ber-case merah milik Dong-hyuck.

Alis Doyoung bertaut begitu melihat panggilan masuk yang terpampang di layar.

"Sseuregi?" guman Doyoung.

"Sasaeng kah?" sambungnya bingung. Dong-hyuck tidak mungkin menyebut orang lain sebagai "sampah" sembarangan, kan?

Satu hal yang langsung terlintas di otaknya adalah fans fanatik, alias sasaeng. Bukan tanpa alasan, semua anggota NCT atau mungkin semua idol pasti pernah ditelepon oleh sasaeng dan itu sangat mengganggu. Tapi untuk apa juga Dong-hyuck menyimpan nomor sasaeng?

Panggilan dengan ID caller yang sama kembali masuk setelah tadi terputus. Doyoung ragu, apakah harus mengangkatnya atau menolak. Tapi bagaimana jika itu bukan dari sasaeng atau sebaliknya? Dia tidak ada hak untuk menerima. Ah, Doyoung akan membiarkan saja sampai itu berhenti.

Doyoung kembali mengamati Dong-hyuck yang masih anteng, sebenarnya belakangan dia sedang begitu mengawasi pergerakan Dong-hyuck. Entah bocah beruang itu menyadari atau tidak. Doyoung cukup peka untuk menangkap gelagat aneh Dong-hyuck, apalagi jika mereka sudah keluar dari Asrama. Sikap Dong-hyuck memang sekilas biasa saja, tapi Doyoung bisa melihat bagaimana pandangan Dong-hyuck diam-diam mengedar memeriksa keadaan sekitar, seolah memastikan semua aman.

Dan mendapati ada sebuah nomor dengan nama aneh menghubungi Dong-hyuck rasanya menambah kecurigaan Doyoung yang menduga salah satu adiknya itu sedang ada masalah. Sebelumnya Doyoung beberapa kali memergoki Dong-hyuck yang memasang raut tegang ketika memeriksa ponselnya. Doyoung tidak ingin berspekulasi buruk, tapi jelas dia tidak bisa lagi berpositif thinking sekarang.

Lagi-lagi pandangan Doyoung teralihkan pada benda canggih di tangannya ketika getaran panjang yang tadi terasa kini berganti dengan getar pendek, yang sepertinya notifikasi pesan masuk.

Off Cam | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang