"Cingudeul, perhatikan langkah kalian. Jangan sampai terpisah," seru Dong-hyuck. Dia berbalik menghadap rombongan yang dibawanya menyusuri jalan setapak. Mereka yang mendengar hanya bergumam bersahutan tidak jelas, sebagian lainnya tertawa gemas melihat tingkah Dong-hyuck.
"Kau seperti guru TK saja," celetuk Hendery, lelaki tampan tersebut tepat berada di belakang Dong-hyuck yang sudah kembali menghadap depan.
"Tidak, aku lagi menggiring sekumpulan anak itik tau," seloroh Dong-hyuck yang langsung disambut seruan protes.
Dong-hyuck berlari menghindar dari Renjun dan Jeno yang bersiap menyalurkan ketidaksetujuan mereka, setidaknya dengan menarik pipi Dong-hyuck yang terlihat makin mengembang saat dia tertawa. Pelarian Dong-hyuck membawa mereka sampai pada tujuan. Kaki ketiganya masih berlarian mengitari pantai berpasir putih bersamaan gelak tawa renyah yang cukup merdu merasuki indra pendengaran.
Sementara yang lain memasuki kawasan pantai Jungmun Saekdal dengan santai, kondisi pantai yang tidak terlalu ramai membuat senyum di wajah tampan mereka makin merekah. Sudah barang tentu momen yang sangat menguntungkan, sebab mereka tidak perlu khawatir dengan adanya orang-orang asing yang akan merecoki acara liburan mereka.
Semburat jingga yang mulai menggores langit membuat beberapa dari mereka langsung mengeluarkan peranti untuk memotret, beberapa lainnya memilih duduk sembari menatap guratan alam tersebut, menikmati dan merekamnya dengan netra masing-masing. Sisanya bergabung bersama Dong-hyuck yang sudah berhasil menyeret tubuh kekar Jeno hingga kuyup, bermain air.
"Hyuck," Doyoung memanggil Dong-hyuck, dia mengambil duduk di samping sang adik yang tengah mengatur napas. Dong-hyuck baru saja menepi, mengistirahatkan tubuhnya yang kelimpungan mengikuti kehebohan yang dibuatnya sendiri.
"Hmm? Waeyo Hyung?" Dong-hyuck yang semula menatap keributan member beralih pada Doyoung. Bibirnya masih menyisakan senyum, lengkap dengan binar matanya yang berkali-kali lebih indah saat ini. Doyoung bahkan tanpa sadar tersenyum hanya dengan manatap wajah bahagia Dong-hyuck.
"Boleh peluk?"
Dong-hyuck mengernyit, matanya mengamati penampilan hyung-nya yang masih kering. "Waeyo? Bajuku basah Hyung."
"Tsk, terus kenapa?" Tanpa menunggu balasan, Doyoung sudah meraih tubuh yang lebih muda, melingkarkan lengannya di tubuh dan menumpukan dagunya di bahu Dong-hyuck.
Merasakan pelukan erat Doyong membuat tangan Dong-hyuck tergerak membalas, dia mengusap punggung hyung-nya dengan lembut.
"Kamu tau Hyuck, aku ingin memarahimu. Bisakah kamu memberi aku, memberi kami kesempatan untuk ikut tau apa yang mengusikmu? Apa yang sering membebanimu? Hyung tau harusnya nggak memaksamu begini, tapi hyung terlalu takut. Hyung khawatir. Hyung nggak mau kamu menanggung semua beban berat sendirian, kamu sering ikut nanggung bebanku, keresahanku ataupun yang lain. Jadi bisa nggak kamu juga berbagi dengan kami?" Doyoung perlahan melepas pelukannya, matanya memandang Dong-hyuck yang langsung tertunduk.
Dong-hyuck tidak terlalu menyukai arah pembicaraan mereka, dia tidak suka suasana sendu.
Doyoung menggenggam kedua telapak tangan Dong-hyuck, detik berikutnya sebuah usapan di bahu membuat kepala Dong-hyuck terangkat. Kun sudah berada di sisinya dengan senyum tipis.
"Kamu tau Chan-ie, kamu berharga bagi kami. Meski aku nggak selalu bertemu denganmu, aku akan dengan yakin bilang kalau Lee Haechan sangat berarti dalam hidup Kun-ge. Kami semua nggak mau kamu terluka, sedikitpun. Kami mau kamu juga mengandalkan kami sebagaimana kami mengandalkanmu, kamu mengerti maksud gege kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Off Cam | Haechan
Fanfic"Becoming an idol is not as easy as it looks." @fingerluv Start : 10/07/2022 End : 25/04/2023