Luna memekik kesakitan karena tarikan paksa dari Taehyun yang membawanya pergi menuju koridor sekolah. Padahal tadinya Luna hendak kembali ke kantin untuk menjemput Jaerim. Ia hempaskan tangan Taehyun kasar membuat yang bersangkutan melepaskan pegangannya dan menoleh kaget ke arah Luna.
“Kau ini kenapa, sih? Tanganku sakit tahu!” Kesal Luna lalu mengusap-usap pergelangan tangannya sambil menatap Taehyun sebal.
Sang pelaku pun menarik nafas panjang kemudian berbalik badan menghadap Luna. “Maaf. Aku tidak sadar.” Ucapnya merasa bersalah.
Luna hanya mendengus. “Ada apa? Kau ingin membicarakan apa?” Ia memang sedang tidak ada mood untuk berbicara dengan Taehyun, apalagi basa-basi.
Ketika pertanyaan itu keluar dari mulut Luna, mendadak Taehyun menjadi lebih waspada. Ditolehkan kepalanya ke sana ke mari, mencoba memastikan kalau kini hanya ada mereka berdua sebelum ia akhirnya membuka mulut dan berbicara.
“Tidak. Hanya saja, aku tidak suka kau dekat-dekat dengan si Choi Beomgyu itu.” Ujar Taehyun langsung pada intinya.
Luna pun mengerutkan keningnya bingung. Kenapa tiba-tiba Taehyun membahas Beomgyu? Apalagi sampai melarang-larangnya dekat dengan laki-laki itu. Seakan tidak suka miliknya bersama orang lain. Taehyun tidak mungkin lupa dengan masa lalu mereka bukan? Soal perasaan Luna padanya dulu ...
Mendengarnya, Luna tersenyum miring. “Kenapa? Kau cemburu aku dekat dengannya? Yha! Kang Taehyun! Bukankah kau bilang kau tidak menyukaiku?” Tanyanya sembari memutar bola mata malas.
Pasalnya saat mereka masih duduk di bangku SMP, Luna pernah menyatakan perasaannya pada Taehyun. Tapi tentu saja dia ditolak. Gila memang Taehyun menolak perempuan yang jadi incaran banyak laki-laki di sekolahnya. Jika mereka tahu Taehyun sudah menolak Luna, ia pasti akan dimaki habis-habisan.
Yah, tapi namanya juga cinta. Jadi, tidak bisa dipaksakan. Taehyun tak pernah menganggap Luna lebih daripada sahabatnya. Sebagai pihak yang mencintai, Luna harus bisa menerima kenyataan itu. Walaupun pahit. Selalu menyakitkan rasanya jika diingat.
Awal yang klasik. Namun, di antara persahabatan seorang laki-laki dan perempuan, mana ada, sih yang salah satunya tidak jatuh cinta? Ya, mungkin ada yang tidak, tapi pasti kemungkinannya sangat kecil. Begitupun Luna. Ia adalah satu dari banyaknya perempuan yang mencintai sahabat laki-laki mereka sendiri.
Dulu? Entahlah.
Begini, untuk sekarang, Luna sudah melupakan cinta sepihaknya itu. Bahkan sejak kali ketiga Taehyun menolak perasaannya. Jika ditanya apakah ia masih mencintai Taehyun? Kemungkinan besar Luna akan menjawab tidak, tetapi jika Taehyun berubah lalu mengatakan ia mencintai Luna ... Itu mungkin akan sedikit berbeda ceritanya.
“Bukan begitu.” Taehyun mendecakkan lidahnya malas. “Menurutku dia bukan orang yang baik. Jadi aku tidak mau kau dekat-dekat dengannya.” Jelasnya.
Luna menatap Taehyun penuh selidik. “Atas dasar apa kau mengatakan Beomgyu bukan orang baik? Sok tahu.”
“Itu ... Hanya tebakkanku sih.”
“Sudahlah. Aku mau ke kantin. Dekat atau tidak dengan Beomgyu itu juga bukan urusanmu.”
Setelah berucap seperti itu, Luna pun pergi meninggalkan Taehyun sendirian di koridor sekolah. Padahal masih ada hal lain yang ingin laki-laki itu sampaikan padanya. Sambil menatap punggung Luna yang berlalu pergi, Taehyun hanya dapat menghela nafas panjang.
Baiklah, Taehyun rasa sepertinya Luna masih kesal karena dulu pernah ia tolak.
+×+
KAMU SEDANG MEMBACA
Duality [Choi Beomgyu]✓
Fanfiction❝Laki-laki yang terlihat polos itu ternyata seorang berandalan?❞ TXT Fanfiction, O2 Oktober 2022 © 𝗰𝗯𝗴𝘄𝗶𝗳𝗲