15; Make Me Love You

292 51 0
                                    

Berduaan bersama pacar memang lah hal biasa yang sering dilakukan oleh banyak pasangan. Termasuk Luna dan Beomgyu, meskipun sampai detik ini status mereka masih tetap pasangan pura-pura. Terjebak dalam sandiwara cinta sepihak yang telah disadari oleh keduanya, membuat baik Luna dan Beomgyu mau tidak mau harus berakting senatural mungkin di hadapan semua orang.

Sebenarnya menggunakan Beomgyu sebagai tameng untuk menunjukan pada Taehyun bahwa ia sudah melupakan cintanya, sedikit menimbulkan perasaan tidak enak di benak Luna. Apalagi ia tahu Beomgyu menyukainya, bahkan secara sukarela menawarkan diri agar dimanfaatkan. Agak bodoh memang. Tapi fenomena dimana seseorang tiba-tiba bodoh karena cinta sudah tidak mengherankan lagi.

“Kau sudah sarapan?” Luna mencoba membuka percakapan. Merasa tidak nyaman jika terus berdiam-diaman sejak tadi. Beomgyu yang semula memerhatikan sekeliling pun jadi menolehkan kepala ke arahnya. “Belum.” Balas dia apa adanya.

“Kenapa belum?”

“Yah ... Aku tidak pernah sempat memasak kalau pagi. Ditambah bangunku selalu kesiangan.”

Luna tentunya bingung. Jawaban Beomgyu terdengar seperti ia tinggal seorang diri sehingga harus masak sendirian setiap pagi. “Memangnya tidak ada yang memasakkanmu makanan? Ibumu misalnya.”

Bukannya segera menjawab, Beomgyu malah tersenyum. “Ibuku sudah meninggal.” Sontak Luna mendelik karena jawaban laki-laki itu. Di luar dugaannya sama sekali. “Maaf ...” Ucapnya agak gelagapan.

“Tidak papa.” Beomgyu tertawa kecil.

“Aku tidak tahu.” Luna merasakan sedih dan tidak enak dalam waktu yang bersamaan.

“Kalau begitu, seharusnya kau lebih mengenalku mulai sekarang. Kitakan pacaran.” Ujar Beomgyu.

Yah ... Meskipun cuma bohongan. Tapi tak dapat dipungkiri ini adalah salah satu trik Beomgyu agar ia bisa terus ada di dekat Luna. Dengan berpacaran bohongan, maka Luna dan Beomgyu harus selalu terlihat seperti sepasang kekasih sungguhan. Kemana-mana bersama, berinteraksi dengan lebih intens. Cara yang cukup efektif bukan untuk lebih mendekatkan hubungan?

Meski realitanya Beomgyu harus menerima kenyataan bahwa ia sebenarnya dimanfaatkan oleh gadis yang tengah berusaha melupakan cintanya karena terlanjur lelah. Beomgyu adalah objek penutup kesedihan gadis itu.

“Wajahmu merah.” Beomgyu terkekeh sendiri ketika memergoki pipi Luna yang sudah merah seperti kepiting rebus.

“Apa maksudmu?” Luna mencoba mengelak dengan memalingkan wajahnya.

Sial!

Kenapa juga Luna harus malu karena ucapan Beomgyu?

Beomgyu tertawa kecil kemudian mendekatkan dirinya pada Luna. “Kau malu?” Celetuknya membuat Luna seketika mendelik. “Tidak! Kenapa juga aku harus malu?” Elaknya tak mau kalah.

“Itu wajahmu merah.”

“Yha! Bisa berhenti menggodaku?!”

“Oke, oke. Aku akan berhenti.”

Akhirnya Beomgyu hanya bisa menurut dari pada harus dimarahi. Memilih opsi teraman, apalagi Luna sudah menunjukkan wajah kesal barusan. Padahal jika ia tahu, itu sebenarnya lebih ke ekspresi malu karena wajah kepergok memerah, Dari pada kesal akibat diledek ataupun digoda.

Yang bersangkutan terlihat masih sibuk mengipasi wajahnya sendiri dengan tangan. Berharap blush natural di kedua pipinya itu segera hilang karena ia harus berbicara serius dengan Beomgyu setelah ini.

Beberapa menit kemudian, Luna kembali memberanikan diri untuk mendongak dan menatap si lawan bicara. Dari mata ke mata, “Beom, terimakasih.” Ucapnya namun Beomgyu malah mengeryit heran. “Untuk apa?”

Duality [Choi Beomgyu]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang