22; White Lily

276 52 2
                                    

“Permisi ...”

IYAAA!! Silahkan masuk!”

Kring!

Ceklek

Di depan sebuah toko bunga, di sinilah Beomgyu dan Luna berada sekarang. Alih-alih mengikuti pesta, mereka malah kabur dan memilih untuk menghabiskan waktu berdua bersama. Setelah semua permasalahan di antara keduanya tuntas, Beomgyu membawa sang pacar mengunjungi toko bunga langganan favoritenya.

“Oh, kau?”

Wanita paruh baya yang sepertinya adalah pemilik toko, nampak mengulas senyum saat melihat Beomgyu. Layaknya teman yang memang sudah lama saling mengenal. “Aku datang lagi setelah sekian lama,” Beomgyu terkekeh kecil.

“Yah ... Tumben sekali kau datang malam-malam begini,” sahut Bibi itu. “Ngomong-ngomong dia ...” Ia menunjuk Luna heran.

“Pacarku.” Beomgyu menjawab apa adanya. Luna pun bergegas membungkuk singkat untuk mengucapkan salam. “Halo, Bi ...” Sapanya sembari tersenyum hangat.

“Ah, hai!” Balas si bibi. “Kau sudah punya pacar rupanya. Pantas saja jadi jarang datang kemari.” Cibir bibi tersebut diselingi tawa kecil yang meledek, Beomgyu pun terkekeh. “Lihat dulu saja bunga-bunganya. Kalau ada yang ingin kalian beli, panggil aku di belakang, ya?” Ujar beliau kemudian pamit kembali ke belakang untuk menyelesaikan kegiatan yang sempat terhenti tadi.

“Itu Bibi Choi. Dia penjual bunga langgananku,” jelas Beomgyu. “Kau sering beli bunga? Untuk apa?” Luna tentu bingung.

“Setiap beberapa bulan sekali aku akan mengunjungi makam ibu dan kakakku. Bunga itu untuk mereka.”

Perkataan Beomgyu terdengar lugu namun sangat menyayat hati. Luna jadi menyesal sudah bertanya. Laki-laki itu jarang mengutarakan kesedihan, tapi diam-diam menanggungnya sendiri. Beomgyu yang baru berusia delapan belas tahun sudah harus kehilangan ibu dan kakaknya. Sungguh tragis.

“Luna, kemarilah!” Panggil Beomgyu, berhasil membuyarkan lamunan Luna. Yang dipanggil bergegas menghampiri.

“Kau tahu kenapa banyak orang memberikan mawar kepada orang yang mereka cintai? Atau mengutarakan perasaan menggunakan bunga mawar?” Tangan Beomgyu bergerak menyentuh satu persatu kelopak bunga mawar yang ada di hadapannya.

“Kenapa?” Pandangan Luna beralih mengikuti setiap gerakan tangan Beomgyu.

“Bunga mawar punya arti cinta dan kasih sayang. Oleh karena itu banyak orang memberikan bunga ini pada pasangan mereka.” Jelas Beomgyu. Luna tanpa sadar mengulas senyum. “Kalau begitu, apa kau akan memberikannya padaku juga?” Tanyanya bercanda.

“Aku tak akan memberimu mawar merah,”

“Oh? Kenapa? Kau tidak cinta padaku?”

Bukannya menjawab, Beomgyu malah berjalan ke arah lain lalu mengambil salah satu pot yang terbuat dari tanah liat. Di dalam pot itu, tertanam sebuah bunga berwarna putih yang cukup asing. “Dibandingkan mawar merah, aku akan memberikan lily putih untukmu.” Ucap Beomgyu kemudian menyodorkan pot tersebut pada Luna.

Sambil menerima pot bunga yang diberikan Beomgyu, mata Luna terlihat mengedip berulang kali. Pasalnya ia tidak mengerti makna macam-macam bunga, sekaligus penasaran dengan maksud Beomgyu memilih bunga itu. “Kenapa?” Tanyanya bingung.

Duality [Choi Beomgyu]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang