+ aku up karena kemaren gak up hehe
Di taman sekolah, Luna berjalan menghampiri Jaerim masih sambil menangis sesenggukan. Tak ada alasan lain selain Taehyun yang menjadi penyebab air matanya itu memaksa untuk terus keluar.
Sudah sejak lama Luna selalu berharap Taehyun akan membuka hati. Tapi yang terjadi justru malah sebaliknya. Luna pikir peluang dirinya untuk mendapatkan Taehyun cukup besar, mengingat mereka berdua sudah lama saling mengenal. Namun faktanya Taehyun bahkan tidak pernah melihat Luna sebagai perempuan lain yang mungkin akan dicintainya, selain seorang sahabat masa kecil.
~~~
Melihat Luna yang datang sambil menangis, Jaerim tentu saja terkejut. Tangannya yang semula bergerak ingin menyuapkan biskuit ke dalam mulut tanpa sadar diurungkan.
Luna mendudukkan dirinya pada kursi di seberang Jaerim sambil mengusap air matanya dengan kasar. “Menyebalkan! Kenapa sih, yang namanya Kang Taehyun itu selalu menyebalkan?!” Gerutunya kesal.
Jaerim akhirnya mengerti alasan kenapa kawannya itu datang sambil menangis. Penyebabnya selalu sama. Siklus yang tidak pernah berubah sejak dulu.
“Taehyun menolakmu? Kau habis menyatakan perasaan untuk yang kesekian kali padanya lagi?” Tebak Jaerim namun Luna justru mendecak sebal. “Menyatakan perasaan kepalamu! Aku sudah tidak menyukainya, ya!” Gadis itu mengelak. Membuat Jaerim yang dikatai begitu langsung mengedipkan mata kaget.
“Waw ... Waw ... Tolong sabar sedikit. Kalau bukan karena dia menolakmu, lalu kenapa kau menangis?”
“Dia menyebalkan. Tiba-tiba melarangku dekat dengan orang lain padahal dia bukan siapa-siapa.”
Padahal dia bukan siapa-siapa, terdengar seperti berharap sebaliknya.
“Kau masih menyukainya?” Celetuk Jaerim.
Luna secara otomatis menoleh karena pertanyaan itu. “Tidak.” Balas Luna cepat. Masih bersikeras membantah meskipun kenyataannya sudah sangat jelas.
“Tidak perlu berbohong kalau masih menyukainya. Aku paham, kok. Memang tidak mudah melupakan orang yang pernah kita cintai.” Jaerim terkekeh sendiri. Tanpa sadar ia jadi ikut kepikiran.
Meskipun mulut Luna mengatakan bahwa ia sudah tidak mengharapkan Taehyun lagi, namun yang terlihat di mata gadis itu justru sebaliknya. Jaerim tidak pernah mau membahas masalah itu karena pasti akan menyakiti perasaan Luna. Dia tahu Luna masih sangat menginginkan Taehyun di saat cintanya bertepuk sebelah tangan.
Jaerim menghela napasnya kasar kemudian menggigit biskuit yang sedari tadi ia pegang di tangannya. “Sudahlah. Lebih baik lupakan saja Taehyun. Menurutku Choi Beomgyu tidak terlalu buruk. Atau Yeonjun?” Mendadak topik pembicaraan berubah.
Luna yang semula terdiam seketika memalingkan wajah malas karena ucapan Jaerim. “Apa-apaan kau ini ...” Kesalnya dengan suara lirih kemudian menyamankan posisi duduk.
“Aku kasihan melihat kau terus mengharapkan seseorang yang bahkan tidak pernah melihatmu.” Jaerim membalas dengan ucapan kejamnya. Terasa benar-benar menusuk Luna.
“Pilihlah salah satu di antara mereka. Kalau kau tidak mau, buat aku saja.” Sambung Jaerim membuat Luna semakin jengah padanya.
Yah ... Walaupun ucapan Jaerim tidak sepenuhnya salah. Terjebak di perasaan yang sama selama bertahun-tahun tanpa terlihat sedikitpun kemungkinan perubahan akan terjadi. Namun terkadang kita tidak pernah tahu karena hatilah yang memilih. Melupakan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dan akan selalu ada pasang surut perasaan yang terjadi saat masa-masa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duality [Choi Beomgyu]✓
Hayran Kurgu❝Laki-laki yang terlihat polos itu ternyata seorang berandalan?❞ TXT Fanfiction, O2 Oktober 2022 © 𝗰𝗯𝗴𝘄𝗶𝗳𝗲