O7; Fight

436 82 4
                                    

“Pacarmu lama sekali datangnya.”

Laki-laki berambut blonde yang dikenal dengan nama Jaeho itu duduk di sebelah Luna sambil tertawa mengejek. Luna bergumam menjawab ucapan Jaeho, namun tidak dapat terdengar jelas karena mulutnya tengah diikat dengan kain. Jaeho tersenyum miring pada dirinya sendiri kemudian menoleh ke salah satu anak buahnya yang memang ditugaskan untuk menjaga Luna sejak tadi. Hanya dengan satu gerakan dagu Jaeho, anak buah itu langsung mengangguk mengerti. Ia pun menghampiri Luna lalu melepaskan ikatan kain yang sejak tadi digunakan untuk menyumpal mulutnya.

“Bajingan gila! Siapa sebenarnya yang kau maksud?!” Maki Luna segera setelah ikatan kain di mulutnya dilepaskan.

“Ya, tentu saja pacarmu. Memang pacarmu ada berapa sampai-sampai kau sendiri tidak tahu orang yang kumaksud.”

“Aku tidak punya pacar brengsek!”

“Oh, benarkah? Jadi Choi Beomgyu ... Bukan pacarmu?”

Mendengar nama Beomgyu disebut, Luna tanpa sadar langsung terdiam. Otot-otot di wajahnya yang semula mengeras karena marah secara perlahan mulai mengendur. Kali ini yang terlintas di benaknya hanyalah berbagai pertanyaan kebingungan. Tentang bagaimana bisa Jaeho mengenal Beomgyu?

“Kau kenal Choi Beomgyu?” Tanya Luna penuh selidik. Ada sedikit keraguan di balik suaranya yang semakin lama terdengar semakin lirih.

Jaeho lantas tertawa melihat reaksi Luna yang menurutnya sangat sesuai ekspektasi. “Ya, Choi Beomgyu ketua The Bruiser. Si mortal killer dari daerah selatan. Bocah tengil menyebalkan yang sudah merebut anggotaku. Kau kenal dia bukan?”

Makin didengar rasanya Luna malah jadi semakin bingung. Banyak istilah yang tidak ia mengerti mengenai Beomgyu dari perkataan Jaeho barusan. Jangankan tahu, ia bahkan baru mengenal Beomgyu dua hari lalu.

“Apa? Kau ini bicara apa, sih?”

Jaeho terkekeh sendiri. “Ah ... Sayang sekali kalau ternyata kau bukan pacarnya.” Jaeho beranjak kemudian berjalan mendekati Luna. Ia cengkram paksa pipi gadis itu. “Berhubung kau cantik, perbuatanku ini tidak jadi sia-sia,” ucapnya sambil mendekatkan wajah ke arah Luna. Luna tentu saja langsung berontak dan membuang muka ketika sadar dengan apa yang sedang dilakukan Jaeho.

“Kalau Choi Beomgyu tidak datang, maka mulai hari ini kau adalah milikku.” Ujarnya berbisik. Ia hendak mencium Luna, namun ketika terdengar suara ramai mesin motor datang, atensinya jadi teralihkan oleh suara motor-motor itu. Ia pun secara otomatis berpaling.

Sedetik kemudian laki-laki itu menoleh lagi ke arah Luna setelah menyadari siapa yang baru saja tiba. “Rupanya dia datang.” Jaeho tersenyum miring.

Tak lama berselang, masuklah sekelompok orang ke dalam gudang markas geng Potasium dengan dipimpin oleh Beomgyu. Beberapa di antara mereka bahkan ada yang membawa senjata berupa alat pemukul, kayu, ataupun besi.

Luna menatap tak percaya pemandangan yang ia lihat sekarang. Mulutnya mendadak kaku. Yang ada di kepalanya kali ini hanyalah berbagai pertanyaan tentang Beomgyu dan segala hal di dirinya yang Luna masih tidak mengerti hingga kini. Beomgyu—Kenapa dia datang? Apa hubungannya dengan Jaeho? Mereka ada masalah apa?

“Choi Beomgyu! Akhirnya kau datang juga!” Jaeho menepuk tangan senang. Kakinya melangkah menghampiri Beomgyu dengan senyum begitu mengembang di wajah, seakan telah menunggu kedatangan laki-laki itu.

Melihat musuh yang sejak tadi ditunggu akhirnya tiba, para anggota geng Potasium pun segera berbaris di belakang Jaeho. Menunggu instruksi dan pertarungan yang sebenarnya dimulai.

Beomgyu melirik sekilas Luna yang saat ini hanya menatap nanar ke arahnya. Gadis itu masih terikat di sebuah kursi dengan beberapa bekas luka di wajahnya. Menjadikan Beomgyu semakin marah dan emosi, karena tidak seharusnya Luna menerima semua perlakuan kasar itu.

Duality [Choi Beomgyu]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang