06.09 PM
Setelah dikirimi pesan singkat, Beomgyu benar-benar datang menjemput Luna sesuai yang ia katakan saat di sekolah. Ketika sampai di pinggir jalan, dapat Beomgyu lihat Luna yang kini sedang menunggu ditemani dengan Yeonjun di sebelahnya.
“Luna!” Panggil Beomgyu sembari menghentikan motor. “Naiklah!” Perintahnya kemudian.
Ketika terdengar suara Beomgyu menyebut namanya, Luna yang dipanggil pun langsung menoleh ke arah sumber suara. Senyum di kedua bibirnya seketika memudar digantikan ekspresi terkejut sekaligus pangling melihat si pelaku. Rambut yang dikuncir ponytail, telinga ditindik, menggunakan kalung, gelang tangan, bahkan cincin. Meskipun style pakaiannya tipikal style laki-laki jaman sekarang, celana panjang dengan kemeja flanel hitam dan kaos polos. Tapi tetap saja itu agak mengejutkan.
Sudah cukup untuk tertegunnya, Luna pun kembali beralih pada Yeonjun. “Aku pulang dulu, ya?” Pamitnya dibalas senyuman oleh Yeonjun.
Setelah berpamitan, Luna bergegas menghampiri Beomgyu di pinggir jalan. Bisa ia lihat dua laki-laki tersebut, Beomgyu dan Yeonjun—mereka saling memandang dingin satu sama lain entah kenapa. Meskipun hanya sekilas, Luna pikir keduanya belum saling mengenal.
Usai mengenakan helm, Luna pun segera naik ke atas motor. Dan di saat itu pula Beomgyu langsung menyalakan mesin motornya kemudian berlalu pergi.
Yeonjun masih di tempatnya dengan pandangan masih terfokus pada kepergian Luna. Sebenarnya ia tidak melamun, melainkan sedang mengingat-ingat sesuatu. Tato bergambar naga di dada kiri Beomgyu, yang tidak sengaja ia lihat saat insiden Luna terpeleset di kantin sekolah, persis seperti tato seseorang yang meninggal karena ditikam oleh kakak sepupunya dua tahun lalu.
“Apakah dia ... Adik Kim Taehyung itu?” Gumam Yeonjun.
+×+
“Luna, mau main-main sebentar lagi tidak?!” Beomgyu tiba-tiba bertanya di tengah perjalanan. Nada bicaranya sedikit naik karena masih berkendara. Bersamaan dengan pertanyaan itu, ia memelankan laju motornya.
“Memangnya mau main ke mana?” Luna menjawab.
“Ke suatu tempat. Mau tidak?” Balas Beomgyu masih mencoba merahasiakan.
“Ya sudah, boleh.”
Yah ... Tidak apa-apa lah, sekali-kali.
Setelah mendengar persetujuan dari Luna, Beomgyu pun kembali mempercepat laju motornya. Sebenarnya ia berencana membawa Luna ke markas The Bruiser, karena kebetulan teringat kalau tempatnya terletak tak jauh dari wilayah mereka berada sekarang.
Setelah Beomgyu menghentikan motornya, Luna mendadak jadi kebingungan. Pasalnya laki-laki itu berhenti di depan sebuah bangunan dengan banyak pria berwajah menyeramkan berada di sana.
“Ini dimana?” Luna turun dari motor dengan pergerakan ragu.
Beomgyu terkekeh sendiri melihat raut wajah pacar bohongannya itu. “Ini markas gengku. Kau tidak perlu takut.” Ungkap Beomgyu. Luna mulai merasa sedikit lega ditambah dengan fakta bahwa Beomgyu adalah ketuanya di geng, jadi ia merasa ada perlindungan.
“Kalau kau takut, kau bisa pegang tanganku.” Tawar Beomgyu kemudian ia mengulurkan tangan.
Yang diberikan tawaran justru terlihat bingung. Sembari menatap ke arah tangan Beomgyu yang masih setia terulur, Luna menelan salivanya pelan.
Saat tangan kanan Luna bergerak mulai menggenggam tangannya, Beomgyu tersenyum seperti seseorang yang baru saja memenangkan permainan. Yah, walaupun ada sedikit modus pada tawarannya tadi, tapi tidak apa lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duality [Choi Beomgyu]✓
Fanfiction❝Laki-laki yang terlihat polos itu ternyata seorang berandalan?❞ TXT Fanfiction, O2 Oktober 2022 © 𝗰𝗯𝗴𝘄𝗶𝗳𝗲