09.10 PM
Tegukan terakhir, sekaleng soda baru saja habis diminum oleh Beomgyu. Ia lirik sekilas jam dinding di ruangan utama markas, sudah menuju tengah malam sekaligus waktunya untuk mengantar Luna pulang.
“Luna ...” Beomgyu memanggil pelan. Berhasil menginterupsi seisi ruangan termasuk Luna yang saat ini sedang asik bermain kartu bersama anggota The Bruiser.
“Hm?” Balas Luna. Ia menyahut, tapi tanpa mengalihkan pandangan dari kartu-kartu di tangannya sama sekali.
Beomgyu meletakkan kaleng minuman di tangannya yang sudah kosong itu ke atas meja, lalu beranjak dan mengambil kunci motor. “Sudah malam. Ayo, kuantar pulang!” Ajaknya berhasil membuat Luna jadi menoleh. “Ah? Benarkah?”
Gadis itu merasa seperti baru saja sebentar bermain, makannya ia agak terkejut ketika mendengar ucapan Beomgyu. Ketika Luna lihat jam digital di handphonenya, ternyata benar sudah jam sembilan malam.
“Adik Bae sudah ingin pulang? Sayang sekali padahal permainannya belum selesai.” Keluh salah seorang anggota yang ucapannya tadi disambut pukulan oleh anggota lain di sebelahnya. “Kau ini! Lihatlah ini sudah jam berapa? Luna itu perempuan, tidak baik dia berada di luar sampai tengah malam.”
“Aduh ... Iya iya, aku mengerti.”
Luna tak bisa menahan tawa saat melihat pertengkaran kecil tersebut. “Maaf ya, teman-teman, aku harus pulang. Kapan-kapan aku akan mampir ke sini lagi.” Ucapnya kemudian berdiri dari sofa.
Beomgyu mengenakan jaketnya lalu berjalan keluar dari markas. Tak lupa sambil menguncir rambutnya yang cukup panjang itu agar tak mengganggu saat dikenakan helm.
Luna sempat dibuat terpukau selama beberapa detik karena momen tersebut. Wajah Beomgyu terlihat seperti sebuah pahatan seni yang sangat indah. Begitu sempurna, bahkan jika dilihat dari berbagai sisi. Pemandangan yang disayangkan kalau sampai Luna melewatkannya.
“Luna! Cepat naik!” Panggil Beomgyu mengejutkan.
Alhasil Luna pun gelagapan sendiri. Berharap saja Beomgyu tidak sadar kalau barusan ia malah memandanginya dengan ekspresi terpesona. “Ah, iya, iya.”
+×+
Luna langsung turun dari motor Beomgyu setelah mereka sampai di depan gerbang rumahnya. “Terimakasih sudah mengajakku main sebentar tadi.” Katanya berterima kasih.
“Aku senang kalau kau juga senang.” Beomgyu tersenyum. Seperti biasa. Laki-laki itu terlihat menemani Luna hingga sampai di depan pintu masuk rumahnya.
Luna tidak bereaksi apa-apa selain hanya menganggukkan kepala dan membalas tersenyum. Berhubung ia sudah benar-benar tiba di rumah, jadi ini saatnya untuk mengakhiri pembicaraan bukan?
Awalnya Beomgyu ingin langsung berpamitan pulang, tapi tiba-tiba saja pintu rumah Luna terbuka berhasil membuat perhatiannya teralih. Beberapa detik kemudian keluarlah seorang wanita paruh baya dengan diikuti oleh ...
Oh Taehyun?!
Sedang apa dia di rumah Luna malam-malam begini?
“Luna ...” Wanita itu terdengar memanggil Luna dengan suara lirih. Mungkin saja ia tengah khawatir, terlihat dari cara matanya menatap.
“Ibu? Ibu ... Sudah pulang?” Luna menyahut namun ekspresinya terlihat seperti orang yang sedang terkejut.
Beomgyu mendapatkan sebuah fakta baru di sini, bahwa wanita berambut pendek kecoklatan yang barusan keluar dari rumah Luna adalah ibu gadis itu. Ia pun segera membungkuk singkat untuk memberi salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duality [Choi Beomgyu]✓
Fanfic❝Laki-laki yang terlihat polos itu ternyata seorang berandalan?❞ TXT Fanfiction, O2 Oktober 2022 © 𝗰𝗯𝗴𝘄𝗶𝗳𝗲