Ting!
Dahinya mengerut, punggung itu secara otomatis menegak. “Kak Soobin dan The Bruiser butuh bantuan.” Ucapnya usai membaca pesan yang baru saja masuk. Yoon Chul, ia adalah salah satu adik kelas Soobin di SMA Taerang. Mereka memang cukup dekat dan akrab, apalagi setelah murid-murid terbagi menjadi dua fraksi.
Yoon Chul beranjak dari tempat duduknya. Tangannya bergerak mematikan handphone. “Kalian bersedia membantu, ‘kan?” Ia bertanya pada beberapa siswa yang kini sedang bersamanya.
“Tentu saja. Tapi apa menurutmu jumlah kita tidak terlalu sedikit?” Jungseok menyahut.
Ya, benar. Meskipun Yoon Chul dan kawan-kawan datang membantu, namun jumlah mereka masih terlalu sedikit. Soobin bilang ia melawan empat geng sekaligus, dan tentunya ini terhitung kurang.
Yoon Chul lantas terdiam. Mencoba memutar otak, berpikir darimana lagi ia bisa mendapat bantuan. Mendadak sebuah ide terlintas di pikirannya. Yoon Chul tahu kemana ia harus pergi.
“Jungseok, apa kau tahu dimana markas si murid baru?”
~~~
Rooftop sekolah memang tempat favorit siswa yang paling sering digunakan untuk bolos dan beristirahat. Di sana juga, tempat yang biasa Hueningkai dan para pengikutnya tempati kala menghabiskan waktu di sekolah.
Semua bermula saat Hueningkai mencoba memanjat posisi. Ia menantang Bang Yedam yang berada di urutan ketiga orang terkuat di SMA Taerang. Usai berhasil mengalahkan Yedam, ia berpikiran untuk membentuk kelompok miliknya sendiri. Hueningkai pun mulai mengajak murid-murid kelas satu, sebagian anak kelas dua, dan tiga agar bergabung dengannya. Kelompoknya semakin besar usai mengumumkan duel pada Soobin, orang yang berada di posisi teratas setelah Beomgyu dikeluarkan dari SMA Taerang.
Murid-murid akhirnya terbelah menjadi dua bagian. Bagian satu adalah para siswa yang memutuskan bergabung dengan Hueningkai. Sedangkan bagian yang lain memutuskan untuk tetap netral dan berdiri bebas.
Kreett
Suara pintu menuju rooftop terdengar baru saja dibuka, berhasil membuat semua orang yang tengah bersantai di sana jadi menoleh. Hueningkai terlihat berbaring santai di atas sofa sambil memejamkan mata. Hal seperti ini memang selalu ia lakukan di saat menunggu waktu sekolah selesai.
“Aku kemari ingin meminta bantuan pada kalian,” Yoon Chul bicara langsung pada intinya. Ia memutuskan untuk mendatangi markas fraksi Hueningkai karena tahu laki-laki itu punya banyak pengikut sekarang.
Hueningkai membuka matanya. Ia agak terganggu oleh suara Yoon Chul yang terdengar cukup nyaring, padahal sebelumnya ia sudah hampir benar-benar tertidur.
“Soobin butuh bantuan kita karena The Bruiser kalah jumlah.” Sambung Yoon Chul.
“Hei! Menurutmu kau siapa tiba-tiba datang dan bicara seperti itu?” Hueningkai mendudukkan dirinya sembari menatap kesal ke arah Yoon Chul. “Mereka anggotaku, atas dasar apa kau mengajak mereka untuk membantu dalam permasalahan temanmu?”
“Aku tahu. Tapi untuk saat ini kami butuh bantuan kalian semua.” Balas Yoon Chul memohon. Karena sebagian murid kelas dua dan tiga yang ia kenal telah memilih untuk bergabung ke kelompok Hueningkai. Maka ia tak punya cara lain.
Beberapa di antara mereka nampak menoleh satu sama lain, seolah berpikir untuk membantu namun risau dengan si pemimpin yang mungkin saja tidak akan setuju. Banyak di antara mereka yang mengenal dan cukup dekat dengan Soobin. Relasi laki-laki itu memang cukup luas. Ditambah ia punya sikap yang hangat, membuat siapapun di dekatnya pasti akan merasa nyaman.
Hueningkai mendengus. “Aku tidak mau ikut campur urusan kalian,” balasnya tegas. Ia memang tidak ada keinginan untuk membantu, apalagi masalah mereka tak ada hubungan dengannya.
Yoon Chul masih berdiri di tempatnya dengan ekspresi lesu. Jika dia tidak mendapatkan bantuan dari lebih banyak orang, maka tak ada cara lain selain ia dan beberapa temannya saja yang akan pergi. Sambil menatap wajah beberapa siswa yang cukup kenal dengan Soobin, Yoon Chul seolah berkata melalui matanya. Kalimat bujukan tak selalu harus diutarakan.
“Huening, jika kami pergi, apakah tidak apa-apa?” Seseorang tiba-tiba berceletuk. Berhasil merebut atensi semua orang yang ada di sekitar. Laki-laki dengan beberapa kalung besi di lehernya itu bertanya ragu.
“Aku ikut!” Seorang lagi di sebelahnya menyahut. “Jika kau tidak mau ikut campur, maka ijinkanlah kami pergi.”
Yoon Chul seketika mengukir senyum. Benarkan keputusannya. Mereka pasti akan membantu.
Huening menatap satu persatu wajah anggotanya yang terlihat penuh harap itu. Sejujurnya tidak apa-apa jika mereka ingin membantu. Tapi ia tetap tak akan pergi. “Terserah kalian saja.” Jawabnya malas sambil menidurkan tubuh kembali pada sofa. Sontak semua anak buahnya tersenyum mendengar ucapan itu.
“Terimakasih, Huening. Ayo, teman-teman!”
“Dimana Soobin dan The Bruiser sekarang?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Duality [Choi Beomgyu]✓
Fanfiction❝Laki-laki yang terlihat polos itu ternyata seorang berandalan?❞ TXT Fanfiction, O2 Oktober 2022 © 𝗰𝗯𝗴𝘄𝗶𝗳𝗲