Satu bucket bunga anyelir putih, Beomgyu letakkan di atas makam sang ibu. Setelah menaburkan bunga serta menyiram tanah kuburan orang tercintanya, Beomgyu pun beranjak berdiri. Sebelum pergi ia sempatkan untuk memanjatkan doa. Setelah selesai ia mulai melangkah mundur menjauh. Hendak pergi, namun lagi-lagi pandangannya tertuju ke arah makam sang ibu dan kakak. Beomgyu merindukan dua orang tersayangnya itu.
Semilir angin pemakaman terasa semakin kencang, apalagi sekarang sudah mulai masuk musim dingin. Rambut Beomgyu bergerak sedikit demi sedikit karena tertiup angin. Matanya yang memandang lurus ke depan menyipit sebab terpaan udara. Beomgyu sempat menunduk singkat dengan tatapan sendu, sebelum akhirnya berbalik badan dan berjalan menuju keluar area pemakaman.
~~~
Mesin motornya segera dimatikan, Beomgyu pun bergegas turun dari motor. Usai melepas helm dari kepala, laki-laki itu terlihat mengambil handphone dari saku celana yang ia kenakan. Niatnya ingin membuka pesan dari Luna yang belum sempat ia lihat tadi. Tetapi saat tiba di halaman markas, Beomgyu justru dibuat terkejut bukan main.
Barang-barang di depan bangunan markas sudah banyak yang hancur dan berantakan. Bahkan Paksu—ia terlihat terbaring dengan luka memar dan darah di wajahnya akibat pukulan. Melihat hal tersebut, Beomgyu buru-buru berlari menghampiri Paksu lalu membantunya mendudukkan diri.
“Paksu! Apa yang sudah terjadi?” Tanya Beomgyu panik. Wajah temannya nampak begitu kacau sekarang, ia khawatir.
“Wakil ketua Choi dan pacar ketua,” Paksu berucap namun terhenti karena menahan sakit. “Pemimpin Potasium, Zeus, dan Devils menyerang kami bertiga secara bersamaan. Mereka juga menculik kak Soobin dan pacar ketua,” jelasnya berhasil menyulut emosi dalam diri Beomgyu. Wajah laki-laki itu mulai mengeras, disertai dengan rasa amarah yang meluap-luap.
“Ketua, cepat tolong mereka berdua. Mereka dalam bahaya!” Paksu mengingatkan.
Di saat bersamaan, sebuah notifikasi muncul lagi di handphone Beomgyu. Cepat-cepat ia cek pemberitahuan tersebut, siapa tahu tebakkannya benar dengan apa yang terlintas di pikirannya. Dan ketika Beomgyu cek, ia justru mendapatkan pesan dari sebuah akun anonim yang mengirimkan foto Soobin dan Luna tengah disekap. Beomgyu jadi semakin geram.
Beomgyu gulir layar handphone–nya mencari sebuah nomor. Setelah benda itu berada di telinganya dan telepon tersambung, sorot mata Beomgyu berubah.
Tut
“Ya? Ketua?”
“Kumpulkan semua anggota yang tidak sibuk. Soobin dan markas baru saja diserang.”
“APA?!!”
+×+
Di sebuah gudang lama terbengkalai dekat jalan masuk hutan, The Bruiser baru saja tiba dengan kendaraan masing-masing. Akun tak dikenal yang memberi foto Soobin dan Luna juga mengirim sebuah lokasi di pesan terakhirnya. Berbekal panduan dari GPS, Beomgyu pun membawa teman-temannya menuju ke lokasi tersebut. Dan akhirnya sampailah mereka di tempat tujuan.
Ketika Beomgyu masuk, terlihat puluhan orang dengan empat pakaian berbeda sudah berkumpul menunggu kedatangannya. Potasium, Zeus, Devils dan Gahura. Beomgyu mengenal keempat geng itu. Namun ia tetap tenang meskipun tahu mereka semua akan bermain keroyokan. Di pojok ruangan, dapat Beomgyu lihat Luna yang tengah terikat di sebuah tiang kayu. Sedangkan Soobin, laki-laki itu nampak seperti baru saja dipukuli oleh beberapa orang yang kini menahan tubuhnya.
Han Junhyung, ketua geng Gahura, penguasa Selatan kota Seoul. Reputasinya cukup bagus, mengingat ia adalah seorang petarung kuat sekaligus pemimpin dari beberapa geng di daerah Selatan. Junhyung berada di generasi yang sama dengan Taehyung, kakak Beomgyu. Bedanya adalah ia berasal dari SMA Gahnam, sedangkan Taehyung dari SMA Taerang.
“Choi Beomgyu! Akhirnya kau datang juga!” Junhyung tersenyum sumringah dan mengangkat kedua tangan seakan sedang menyambut seorang teman lama. “Sudah lama aku ingin bertemu denganmu.” Ia berdiri dari duduknya kemudian berjalan menuju ke hadapan Beomgyu.
“Kau seharusnya tidak ikut campur urusan kami.” Ujar Beomgyu pelan. Sorot mata yang tajam itu, siapa sangka Luna akan melihatnya lagi.
“Kenapa tidak? Zeus berada di bawah kekuasaan Gahura. Selama itu, apapun masalah mereka, maka aku berhak untuk ikut campur,” Junhyung tersenyum smirk. “Ngomong-ngomong kau lumayan mirip dengan kakakmu. Sebenarnya tidak terlalu mirip, tapi mirip. Entahlah, aku ini bicara apa.” Sambungnya sembari mendekatkan kepala mengamati wajah Beomgyu lebih dekat.
“Kau bajingan!” Maki Beomgyu.
“HO! Cara bicaramu mirip dengannya!” Junhyung menunjuk Beomgyu seolah ia terkejut oleh ucapan kasarnya.
Faktanya Beomgyu sudah tidak tahan lagi. Orang di depannya saat ini benar-benar membuat jengkel dan emosi. Beomgyu memang agak sensitif jika ada orang lain yang mengungkit soal Taehyung. Tapi pria berambut kuning itu malah menjadi-jadi.
“SOOBIN!! Masih kuat bertarung atau tidak?!” Tanya Beomgyu pada Soobin. Ia berteriak, membuat semua mata jadi tertuju ke arah Soobin secara bersamaan.
“Ah ... Aku tidak sabar menghajar orang-orang brengsek ini!” Soobin tersenyum miring.
“Kalau begitu,” Beomgyu menghentikan ucapannya sejenak lalu menegakkan tubuh mengambil posisi siap. Tangan kanannya mulai mengangkat perlahan ke atas. Dan ketika jari telunjuk Beomgyu bergerak memberi instruksi, semua anggota The Bruiser pun berlari maju.
“Pilihan yang bagus,” ucap Junhyung pelan seolah senang pertarungan ini terjadi. “SERANG MEREKA!!!” Teriaknya memberi perintah lalu mundur dan mencari tempat ternyaman untuk menonton dari kejauhan.
“HANCURKAN MEREKAAA!!”
“HAAAAAAA!!!!”
Bugh!
Brak!
Tawuran satu lawan empat pun dimulai.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Duality [Choi Beomgyu]✓
Fanfiction❝Laki-laki yang terlihat polos itu ternyata seorang berandalan?❞ TXT Fanfiction, O2 Oktober 2022 © 𝗰𝗯𝗴𝘄𝗶𝗳𝗲