19; Far from Him

263 45 5
                                    

Cuaca pagi ini terasa dingin dan menusuk kulit. Aku berjalan cepat menuju ujung bangunan ruang kelas tiga diikuti oleh Taehyun. “Aku tidak bisa.” Ucapku cepat. Setelah kejadian beberapa saat lalu, aku bertekad untuk menjelaskan semuanya pada Taehyun.

Ketika aku berbalik, ia terlihat memelankan langkah. Tatapannya datar, namun menatap lurus ke arahku.

“Kenapa? Karena laki-laki itu?”

“Namanya Beomgyu,” selaku.

“Aku tidak peduli siapa namanya. Kau ... Benar-benar mencintainya?”

Kedua mata itu nampak sayu secara perlahan, disertai dengan nada bicara yang memelan. Aku membuang muka sejenak sambil menelan air ludahku sendiri. Aku tahu ini akan terasa sangat aneh, ketika menyadari bahwa perasaanku mulai terbagi. Melepaskan adalah jalan satu-satunya. Lagipun sudah sejak lama aku berniat melakukannya. Jadi, aku yakin aku pasti bisa.

“Iya.” Aku mengangguk menjawab pertanyaannya.

Taehyun lantas terdiam. Pandangannya kini tertuju padaku, tepat di mata. Seolah mencoba mencari kebohongan yang tersembunyi di baliknya. Kami pun hanya saling diam sambil menatap satu sama lain selama beberapa detik.

“Baiklah, aku mengerti,” ujar Taehyun kemudian. Sambil melepas pandangan, ia membuang nafas kasar. “Aku memang terlambat sejak awal.” Sambungnya.

“Bagaimanapun kita adalah sahabat dan harapanku kita akan selalu bisa menjadi seperti itu. Jangan jauhi aku, Luna. Kau benar-benar menyiksaku saat melakukannya.”

“Maaf ...” Lirihku. Merasa bersalah karena beberapa hari terakhir ini telah bersikap kasar padanya.

“Dan ... Jika suatu hari perasaanmu kembali, kau bisa datang padaku. Karena aku akan selalu ada di sini, menunggumu.”

Kalimat itu—terdengar sangat sedih dan menyakitkan. Sampai-sampai rasanya dadaku sesak. Ada sedikit perasaan menyesal yang muncul di benakku, namun tidak lebih banyak daripada sebelumnya. Sebagian dari hatiku terus mengungkit tentang Beomgyu. Membuat rasa itu sedikit demi sedikit mulai terkubur.

“Terimakasih.” Aku mencoba tersenyum untuk mencairkan suasana. Dan syukurnya Taehyun juga balas tersenyum. “Terimakasih kembali.” Ucapnya.

~~~

Hari-hari berikutnya, aku dan Beomgyu jadi semakin jauh. Entah kenapa aku merasa ia seperti tengah menjauh dariku. Setiap kali kami berpapasan, ia akan langsung berpaling atau memutar arah. Jelas sekali kalau ia tengah berusaha menghindar. Namun, aku tidak tahu apa alasan dia bersikap seperti itu.

Beomgyu juga sering absen di sekolah. Aku jadi semakin mengkhawatirkannya. Ditambah dengan kenyataan bahwa ia berusaha menjauh dan fakta itu menggangguku. Aku jadi teringat ucapannya saat sebelum kami menjalin hubungan pura-pura karena Taehyun. Tentang pernyataan bahwa ia akan menjauh sendiri jika sudah merasa lelah. Jadi, apakah sekarang ia sudah lelah?

Tapi kenapa?

Kami bahkan baru pacaran sungguhan selama dua hari. Dan tidak ada hal aneh yang terjadi sebelumnya. Bicara soal ini aku jadi teringat perkataan Yeonjun. Dia bilang Beomgyu dan Inha menjadi cukup dekat akhir-akhir ini. Hal tersebut memunculkan spekulasi kalau ia menjauh karena ada perasaan dengan perempuan lain. Meski sebenarnya aku tidak terlalu yakin.

Tapi apa itu mungkin?

~~~

11.32 AM

“Kau datang, ‘kan, nanti malam?”

Di depan sebuah vanding machine, di sinilah aku dan Jaerim berada sekarang. Menatap kosong ke arahnya sembari bersandar malas. “Entahlah. Mungkin,” jawabku asal.

Duality [Choi Beomgyu]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang