23; Taerang & Gahnam High School

264 44 5
                                    

01.21 PM

Drrtt

Beomgyu terlihat mencoba mengabaikan pesan yang sejak tadi muncul di handphone–nya. Yeonjun—laki-laki itu menantang untuk melakukan duel satu lawan satu, tapi Beomgyu tidak tertarik. Niatnya ingin menitipkan Luna pada Soobin yang kebetulan sedang ada di markas, karena gadis itu bilang akan datang berkunjung. Pasalnya Beomgyu ingin pergi ke makam ibu dan kakaknya lebih dahulu.

Di hari selain hari libur, markas biasanya akan sepi karena hampir sebagian dari anggota The Bruiser sudah banyak yang dewasa dan bekerja. Begitupun yang masih bersekolah, mereka juga punya pekerjaan paruh waktu untuk tetap dilaksanakan.

“Soobin, kau sendirian?” Beomgyu berjalan menghampiri Soobin yang kini tengah sibuk memperbaiki motornya di halaman depan. “Oh? Ah! Tidak, ada Paksu juga di dalam.” Soobin mendongak. Ia meletakkan obeng yang ia pegang kemudian berdiri menghadap Beomgyu.

“Luna bilang akan berkunjung kemari. Titip dia sebentar jika aku belum kembali nanti.” Pinta Beomgyu.

“Memang kau mau ke mana?” Tanya Soobin penasaran.

“Ke makam.”

“Oh. Okey kalau begitu.”

“Ketua!”

Seorang laki-laki rambut oranye yang baru saja memanggil datang sambil membawa sepiring roti di tangannya. Ia adalah Paksu, salah satu anggota dari kelompok muda di The Bruiser. Beomgyu nampak menoleh ke arah Paksu lalu tersenyum membalas panggilannya.

“Kau tidak mau mampir?” Tanya Paksu meski mulutnya masih sibuk mengunyah roti.

“Aku akan mampir nanti. Tapi setelah pergi ke makam ibu dan kakakku.” Balas Beomgyu.

Drrtt

Handphone Beomgyu kembali bergetar, tanda ada notifikasi yang baru saja masuk. Tangannya lantas bergerak merogoh saku celana untuk mengambil handphone dan mengecek notifikasi tadi. Tak ada yang baru, masih pesan dari Yeonjun yang tidak penting menurut Beomgyu. Entah kenapa laki-laki itu seolah terobsesi untuk bertarung dengannya.

choi yeonjun
Aku tau kau punya banyak waktu luang untuk bermain-main

choi yeonjun
Datanglah ke lapangan pelatihan di jalan xx

choi yeonjun
Ayo kita bertarung satu lawan satu

choi yeonjun
Kau tidak mau?
Ah sayang sekali. Kalau begitu aku akan memilih opsi B

choi yeonjun
Tunggu saja

choi yeonjun
Choi Beomgyu😉

Soobin sempat melihat pop up pesan dari Yeonjun yang tertera di layar handphone Beomgyu, ia pikir ada yang baru saja terjadi di antara mereka. Ia kenal Yeonjun karena laki-laki itu adalah anggota salah satu geng yang cukup dikenal di kota mereka.

“Kau ada masalah dengan Choi Yeonjun?” Soobin berceletuk. Berhasil merebut perhatian Beomgyu ataupun Paksu di sekitarnya. Yang ditanya begitu cepat-cepat menggeleng. “Tidak. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba dia memintaku untuk duel.” Balas Beomgyu. Ia sendiri tidak mengerti dengan jalan pikiran Yeonjun. Apalagi sebenarnya yang laki-laki tersebut pikirkan. Padahal Beomgyu sudah berusaha untuk mengabaikannya setelah apa yang terjadi di antara mereka beberapa hari lalu.

“Choi Yeonjun ketua Devils?” Sahut Paksu.

“Ketua? Jadi, Choi Yeonjun itu ketua Devils sekarang?” Soobin menoleh.

“Iya,” Paksu mengangguk pelan. “Yeonjun secara otomatis diangkat menjadi ketua di Devils karena ia adalah adik sepupu Kim Hyunjae.” Sambungnya.

“Tunggu! Apa dia sudah ada di Devils sejak sebelum penusukan Ketua Kim? Kenapa dipertarungan dua tahun lalu aku tidak melihatnya?”

“Setahuku, Yeonjun belum bergabung dengan Devils saat masih di SMA Gahnam.”

SMA Taerang dan Gahnam memang memiliki beberapa persamaan, khususnya pada sistem yang dianut para muridnya. Seolah kedua sekolah itu bukan hanya tempat untuk menuntut ilmu. Melainkan untuk melahirkan para berandalan yang hobi membuat masalah. Walau tidak semuanya seperti itu. Tapi tidak sedikit yang memiliki kepribadian jelek, apalagi jika mereka cukup berkuasa.

Beomgyu mendadak jadi ikut penasaran dengan pembicaraan ini. “SMA Gahnam? Kalau begitu, apa dia terlibat juga dalam tawuran dua tahun lalu?”

Dua tahun lalu, salah satu murid fraksi dari SMA Taerang terlibat pertengkaran dengan seorang murid dari SMA Gahnam. Hanya masalah kesalahpahaman kecil, namun bisa merembet dan akhirnya menyeret seluruh siswa yang lain. Akibatnya terjadilah tawuran hebat antara murid-murid dari dua sekolah tersebut.

SMA Taerang berhasil memenangkan tawuran, namun SMA Gahnam tidak bisa menerima kekalahan. Tepat di esok harinya, mereka pun melakukan penyerangan ke SMA Taerang. Penyerangan itu pula lah yang menjadi penyebab pengeluaran Beomgyu dan beberapa siswa lain. Apalagi mereka tawuran ketika masih mengenakan seragam sekolah. Beomgyu diketahui sebagai orang yang berada di posisi puncak sekaligus pemimpin dari seluruh fraksi yang ada. Para siswa bisa ikut tawuran juga pasti karena atas perintahnya, pikir para guru seperti itu. Makannya ia dan beberapa siswa dari posisi lima teratas murid terkuat di SMA Taerang, dikeluarkan. Kecuali Soobin karena waktu itu dia sedang ijin tidak masuk sekolah.

“Kalau soal itu aku tidak tahu.” Paksu termenung. “Ketua, apakah Choi Yeonjun tahu kau adik ketua Kim? Dan karena alasan itulah dia mengganggumu?” Terkanya asal.

“Entahlah. Tapi darimana dia tahu aku adiknya? Sedangkan kami bukan saudara kandung, marga kami saja berbeda.” Beomgyu mengangkat bahu tanda ia pun juga tidak tahu.

“Mungkin bukan dari silsilah keluarga. Seperti ... Tanda lain dari dirimu dan kakakmu, dan hanya kalian berdua saja yang punya.” Tutur Soobin. Ucapannya sukses membuat Beomgyu jadi terdiam berpikir begitu juga Paksu.

Jujur saja ini adalah pembicaraan yang tidak disengaja dan Beomgyu tidak ingin terlalu memikirkannya. Lagi pula ia tidak tertarik soal Yeonjun ataupun sikap kekanak-kanakannya yang menyebalkan. Semakin dipikir, rasanya Beomgyu malah semakin kesal. Lebih baik ia memikirkan hal lain daripada itu.

“Aku pergi dulu. Jangan lupa pesanku tadi.” Pamit Beomgyu sekaligus mengingatkan Soobin akan permintaannya tadi.

“Ah, iya. Hati-hati.” Balas Soobin.

Kini tinggal lah Soobin dan Paksu berdua di markas mereka. Beberapa menit setelah kepergian Beomgyu, Paksu pamit ke dalam untuk melanjutkan pekerjaannya. Ia ada tugas sekolah yang belum dikerjakan.

Di waktu bersamaan, sebuah taksi baru saja berhenti di pinggir jalan. Berhasil membuat atensi Soobin jadi teralihkan karenanya. Ketika ia perhatikan, nampak Luna keluar dari taksi sambil membayar biaya perjalanannya pada si supir. Setelahnya, gadis itu langsung berjalan menuju markas The Bruiser yang terletak tak jauh dari jalan raya kota.

“Hai, Soobin!!”

Soobin membalas sapaan Luna dengan melambaikan tangan, tak lupa sambil tersenyum hangat juga. “Hai!”











































“Kalian berdua habisi laki-laki itu. Biar aku yang membawa pacarnya.

Oke.























































-TBC-

Duality [Choi Beomgyu]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang