29; I Miss You‼️

408 54 9
                                    

16+ content!

Ya tapi terserah sih kalo mau tetep baca wkwk
Anw, happy reading!




























Kedua mata yang semula terpejam itu perlahan mengerjap. Wangi vanilla dan bunga gardenia segar yang familier seketika terhirup ke dalam indera penciuman. Luna terbangun setelah beberapa menit tidak sadarkan diri.

Awalnya ia sempat bingung ketika mengamati sekeliling kamar dimana dirinya berada sekarang. Nampak asing. Saat tengah mencoba mengingat, seseorang tiba-tiba membuka pintu kamar. Alhasil konsentrasi Luna pun buyar.

Melihat figur tinggi yang datang menghampiri, Luna akhirnya teringat. Benar! Tadi pagi kan ia pergi ke apartemen Beomgyu untuk menemui laki-laki itu. Saat sedang bicara kepalanya mendadak pusing, lalu semua menjadi gelap. Setelahnya Luna tidak ingat lagi apa yang terjadi.

Beomgyu masuk ke dalam kamarnya untuk sekedar mengecek kondisi Luna, apakah ia sudah sadar atau belum. Kala dua pasang mata itu bertemu, baik Luna maupun Beomgyu keduanya sama-sama bungkam. Seolah tidak tahu harus mengucapkan apa. Luna memilih untuk tetap diam di tempat karena masih ingin mengamati sosok Beomgyu yang begitu ia rindukan.

Laki-laki itu mewarnai rambutnya yang semula berwarna merah bata menjadi hitam dengan gaya rambut di belah dua. Membuatnya terlihat lebih dewasa dan berkharisma secara bersamaan.

Soal pakaian, ia mengenakan kemeja putih polos tipis dengan dua kancing teratasnya dibiarkan terbuka, kemudian loose pants hitam sebagai bawahan. Jujur saja, Luna bahkan dapat melihat bentuk tubuh laki-laki itu dari balik kemeja yang sekarang ini dikenakan, saking tipisnya.

“Beomgyu ...” Lirih Luna sambil mendongak.

“Kau sepertinya kelelahan,” Beomgyu berbicara. Tatapan acuh di matanya sangat menjelaskan kalau ia sedang mencoba untuk terlihat tidak peduli. “Aku akan mengantarmu pulang. Tapi setelah ini, jangan cari aku lagi.” Sambungnya kemudian berbalik badan hendak pergi.

Cih!

Apakah itu masuk akal?

Melihat reaksinya, Luna pun dengan cepat berdiri. Ia tarik tangan Beomgyu kembali. Meski harus sedikit memaksa, namun akhirnya ia berhasil membuat Beomgyu duduk di pinggiran kasur. “Kenapa kau tidak pernah berkunjung saat aku sadar?” Todong Luna. Tangannya menahan kedua tangan Beomgyu agar laki-laki itu tidak melarikan diri.

“Aku tidak akan mengganggumu lagi.” Jawab Beomgyu. Setelah beberapa detik mencoba memikirkan alasan yang tepat. Ia harus terlihat seakan sudah tidak menyukai Luna lagi.

Luna dengan cepat menggeleng. “Kau tidak menggangguku.” Sanggahnya.

“Aku sudah membuatmu dalam bahaya—”

“Tidak, kau tidak. Itu adalah insiden. Kau bukan pelakunya. Justru kau datang untuk menyelamatkanku, ‘kan?”

Beomgyu terdiam, ia tidak tahu harus menjawab bagaimana lagi. Semakin lama bertatapan dengan Luna, tubuhnya seakan mulai menggila. Bahkan ia tak bisa melepas tatapan dari mata sendu gadis itu. “Kau tidak boleh ada di sini, Luna. Ayo, aku antarkan pulang.” Beomgyu berusaha mencari jalan teraman, ia ingin melawan perasaannya sendiri. Luna harus segera pergi dari pandangannya atau semua akan menjadi tidak terkontrol.

Namun, apa yang terjadi setelahnya benar-benar di luar perkiraan Beomgyu. Luna tidak mau menurut. Sambil menahan wajah Beomgyu dengan terburu-buru, ia daratkan bibirnya ke bibir laki-laki itu. Walau hanya sekedar menempel, tapi tetap saja hal tersebut membuat yang dicium kaget bukan main.

Beomgyu hanya mematung di tempat tanpa tahu harus berbuat apa. Matanya bahkan mengedip berulang kali. Ia mulai merasakan perasaan aneh yang menjalar di seluruh tubuhnya.

Luna mungkin sudah kehilangan akal karena melakukan ide Jaerim yang sempat ia pikir cukup gila. Mencium Beomgyu sebagai cara untuk mengetahui apakah laki-laki itu mencintainya atau tidak.

Flashback (chap 20)

“Cium dia. Jika kau dapat balasan, itu artinya dia mencintaimu.”

“Kau gila?!!”

Flashback end

Beberapa menit ciuman tersebut berlangsung, namun balasan yang diharapkan tak kunjung juga diterima. Merasa tak ada pergerakan sama sekali dari Beomgyu, perlahan Luna pun membuka kedua matanya. Sambil melepaskan tautan bibir mereka, ia tatap lekat mata Beomgyu.

“Maaf ...” Lirih Luna. Ia mundurkan wajahnya menjauh. “Aku seharusnya tidak berbuat seperti tadi.” Ucapnya kemudian menundukkan kepala menyesal.

Luna pikir Beomgyu marah karena telah mencium secara tiba-tiba. Pasalnya aura mata laki-laki itu tampak dingin dan datar. Namun, yang sebenarnya terjadi adalah Beomgyu terlalu terkejut, makannya ia sampai terpaku dan melamun.

Gadis berambut hitam itu terlihat menelan air ludahnya sendiri. Tak mau memperkeruh suasana, ia akhirnya memilih untuk agak menjauh saja. Perasaan aneh di seluruh tubuh Beomgyu terasa seperti meledak di waktu yang bersamaan. Ketika melihat Luna menunduk dan salah paham pada maksud tatapannya, kedua tangan Beomgyu dengan cepat menahan wajah Luna. Ia buat gadis itu menatapnya kembali.

Detik berikutnya, Luna tak kuasa menahan ekspresi kaget saat mulut Beomgyu bergerak dan mulai mengulum bibirnya dengan lembut. Kedua tangannya pun reflek langsung menahan di pundak laki-laki itu.

.
.
.

Cup

Cup

Beomgyu mengambil jeda sejenak. Ketika ciuman tersebut berhenti, mereka hanya saling memandang lekat satu sama lain, seolah tengah berbicara melalui tatapan itu. Namun, saat kembali dimulai, keduanya sudah saling memegang kendali. Tangan kiri Beomgyu yang semula memegang pipi Luna perlahan beralih ke punggung gadis itu.

Bruk

Luna tertidur kembali di atas kasur saat Beomgyu mendekat seolah memberikan arahan padanya agar berbaring. Maka ia lakukan segera. Ciuman terasa semakin intens di saat keduanya terus saling memberi balasan.

Entah mungkin karena sudah terlanjur hanyut dalam suasana, pikiran Luna jadi melayang. Ciuman itu berhasil membangkitkan gairahnya, ia sampai hampir bertindak ceroboh. Ketika menyadari tangan Luna mulai melepas satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan, Beomgyu dengan sigap segera menahan.

“Sebaiknya kita hentikan sampai sini.” Ucap Beomgyu usai menyudahi secara sepihak ciuman mereka. Ia bahkan buru-buru menjauh.

Karena pergerakannya yang tiba-tiba begitu, Luna pun sampai tersentak kaget. “K–kenapa?” Tanyanya bingung. Ia tahu ini pertanyaan bodoh, tapi tidak tahu kenapa kata itu lah yang reflek ia ucapkan.

“Aku takut lepas kendali.” Jawab Beomgyu jujur. Yah, bagaimana pun dia kan juga laki-laki. Ada saat dimana nafsunya tidak dapat dikontrol jika dihadapkan dengan lawan jenis.

Luna mendadak kehabisan kata-kata. Setelah mendudukkan diri dan menstabilkan nafas, ia memejamkan mata malu. “Maaf. Aku—” Ucapnya terbata. “Ah ... Memalukan sekali.” Gerutunya pada diri sendiri.

Kelakuannya tersebut berhasil mengundang tawa Beomgyu yang kini sedang mengamati. Sambil memandang wajah sang pacar, senyum di bibirnya perlahan mulai menghilang. Jujur, sebenarnya ia merasa bersalah setelah tiba-tiba menghilang tanpa kabar dan membuat gadis itu khawatir.

“Luna, ayo kita pergi ke luar negeri. Bersama.”













































-TBC-




























+ Hsjshsjskjshs mff klo tida ngefeel😞🙏🏻
+ Jangan lupa voment btw

Duality [Choi Beomgyu]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang