Flashback on
Kedua orangtua Irene sedang menghadiri pesta pernikahan saudara sepupu Irene di daerah Bekasi. Irene tidak bisa ikut hadir karena harus sekolah. Jadilah dia ditinggal di rumah sendirian.
Acara selesai sudah malam hari dan kedua orangtua itu harus tetap pulang malam ini meskipun harus menempuh perjalanan cukup jauh karena tidak ada yang menemani Irene di rumah.
"Pak.. kok jalannya nggak enak gini?" ucap Ibu saat merasakan ban sepeda motor yang mereka kendarai agak oleng. Mereka sedang melewati jalan kecil yang sepi.
"Iya, Bu. Sepertinya bannya kempes. Bapak cek dulu ya." Bapak lalu menepikan motornya ke bahu jalan untuk memeriksa kondisi ban motornya. Situasi jalan di sekitar mereka tampak lengang dan gelap.
"Pak, perasaan Ibu kok tiba-tiba nggak enak ya," ucap Ibu cemas sambil menoleh ke kiri dan ke kanan.
"Hush.. Jangan ngomong gitu, Bu," ucap Bapak sambil memeriksa ban depan dan belakang motornya.
"Oalah Bu.. kempes."
Ban belakang motor kempes karena tertusuk paku di jalan. Sialnya tidak ada bengkel atau tambal ban di sekitar jalan itu. Maka terpaksa mereka harus mendorong motor sampai menemukan bengkel atau tambal ban yang masih buka.
Brumm.. brumm.. brumm.
Tiba-tiba suara geberan motor dengan knalpot racing terdengar bersahut-sahutan dari kejauhan memecah keheningan di ruas jalan itu. Suara berisik itu semakin lama terdengar semakin jelas.
"Pak.. Ibu takut begal Pak." Suara Ibu bergetar ketakutan. Tangannya merangkul lengan Bapak kuat-kuat.
"Ibu tenang, ya. Ada Bapak. Ibu jangan takut," ucap Bapak mengusap tangan Ibu yang merangkul lengannya. Ia berusaha tenang agar memberi rasa aman pada istrinya, meskipun dia sendiri juga sedang takut.
Dua buah motor yang berkendara dengan ugal-ugalan terlihat mendekat ke arah mereka. Ternyata pengendara motor itu adalah 3 orang anak-anak berandal yang sedang mabuk. Mereka berhenti di dekat Bapak dan Ibu, lalu salah satu pemuda yang menjadi penumpang turun dari motor dan merampas tas yang didekap erat oleh Ibu.
"Hei! Jangan macam-macam kalian!" bentak Bapak sambil menahan lengan pemuda itu. Tanpa aba-aba Bapak memutar lengannya dan membantingnya ke aspal. Untungnya Bapak membekali diri dengan ilmu bela diri yang cukup.
"Kakek tua sialan!" erang pemuda itu sambil berusaha bangkit dari posisinya yang terbujur pasrah di aspal. "Woi! Jangan ngeliatin aja lu berdua! Bantuin gue anjing!" teriaknya pada kedua rekannya yang masih stand by diatas motor masing-masing.
Kedua pemuda itu lalu turun dari atas motor dan mendekati arena pertandingan. Bapak sudah memasang sikap kuda-kuda, bersiap menghadapi serangan.
"Goblok! Ngurus dua orang tua bangkotan gini aja nggak bisa lu." Kedua pemuda itu menyerang Bapak secara bersamaan. Bapak pun berusaha bertahan sekuat tenaga. Fisiknya yang sudah tua dan sudah lama tidak mengeluarkan ilmu bela diri membuatnya agak kewalahan menghadapi dua orang sekaligus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cara Terakhir Mendapatkanmu (REVISI)
RomanceSebulan menjelang pernikahan Irene dan Eliot, Wira mendatangi Irene untuk menyatakan cinta yang kesekian kalinya. Dan lagi-lagi ditolak. Merasa putus asa dengan penolakan Irene, Wira gelap mata dan akhirnya memperkosa Irene. Seminggu menjelang perni...