25. Baby Kick

2.9K 174 11
                                    

Selamat membaca :)

Erik sedang duduk sendiri di salah satu meja yang ada di bar. Di depannya ada 2 botol bir dan dua gelas, dia siapkan untuknya dan Wira. Dia melirik jam tangannya. Sudah jam 21.30 WIB. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Dia menoleh lalu berdecak kesal. "Gue kira gak bakalan datang lo," sungutnya sambil menuang bir dari botol ke gelas milik Wira yang sudah duduk di depannya.

"Sorry telat. Maklumlah papa muda. Sebelum kesini musti kelonin anak sama bini dulu sampe tidur. Baru deh gue bisa keluar," jawab Wira santai lalu meneguk minumannya.

Dia tidak mengada-ada. Sebelum berangkat ke bar ini, dia ngobrol panjang dengan Irene lewat telepon sampai wanita itu pamit untuk tidur.

"Gimana kabarnya Irene sama Si Kembar?" tanya Erik.

"Baik dong. Kan mereka punya papa siaga yang selalu stand by setiap saat," jawab Wira sambil membusungkan dadanya dengan bangga.

"Gaya lo! By the way, gue mau nikah."

Wira mengernyitkan kening. "Jangan mau-mau aja. Cari dulu lah ceweknya," ucapnya meledek, lalu mengambil rokok dan pemantik dari saku jaketnya. Setelah menyalakannya, dia menghisap asap batang putih itu lalu mengeluarkannya lewat hidung dan mulut.


"Udah ada," jawab Erik lalu meneguk sisa bir di gelas yang tinggal seperempat, lalu mengisinya lagi sampai penuh.

"Seriusan? Kok lo gak pernah ngenalin ke gue? Lo takut cewek lo naksir sama gue?" ledek Wira semakin petakilan.

"Gak lah. Gue bisa jamin yang ini gak bakalan kepincut sama lo."

Hal seperti itu memang kerap terjadi. Beberapa kali Erik mengenalkan pacarnya pada Wira dan berakhir sama. Wanita-wanita itu diam-diam mencari tahu nomor kontak Wira dan menghubunginya, berusaha menggoda Wira, bahkan mengajaknya bertemu di hotel. Tentu saja Wira tidak menanggapinya. Pantang baginya meniduri wanita sahabat sendiri.

"Siapa sih?" tanya Wira penasaran. Dia menunggu jawaban sambil meniupkan asap rokoknya ke wajah Erik.

Erik menggerakkan jari telunjuknya, memberi isyarat pada Wira untuk mendekatkan telinganya. Wira yang sudah terlanjur penasaran, memajukan badannya melewati meja lalu memiringkan kepalanya agar Erik bisa membisikkan nama pacarnya dengan jelas di telinganya.

"Amanda," ucap Erik dengan tegas.

Wira mundur lagi dan duduk dengan tegak. Dia berpikir sesaat untuk mencerna nama yang disebut Erik. "Amanda sekretaris bokap gue?" tanyanya belum yakin 100%.

Cara Terakhir Mendapatkanmu (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang