9. Dejavu

2.5K 156 3
                                    

Siang ini Eliot dan Irene meluangkan waktu berdua untuk membeli cincin kawin mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini Eliot dan Irene meluangkan waktu berdua untuk membeli cincin kawin mereka.

"Mas, kamu yakin kita beli cincin kawinnya di mall ini? Di toko perhiasan biasa aja yuk, Mas. Pasti mahal deh disini," pinta Irene membujuk Eliot agar membeli cincin di toko perhiasan biasa.

Ia merasa tidak enak hati dengan semua pengorbanan Eliot untuknya. Dia tahu kalau semua biaya pernikahan yang dikeluarkan pria itu selama ini berasal dari tabungan pribadinya. Tidak mungkin orangtuanya ikut membantu meringankan biayanya karena untuk memberi restu saja mereka tidak sudi.

Irene sebenarnya sangat ingin turut berpartisipasi membiayai pernikahan mereka. Tapi Eliot melarang keras hal itu. Saat Irene meminta agar acara resepsi pernikahannya dibuat sederhana pun, Eliot menolak. Katanya, dia ingin membuat pesta pernikahan sekali seumur hidup yang sangat berkesan untuk wanitanya.

"Udah ayuk turun. Gak usah banyak protes ya. Nurut aja sama calon suami," ucap Eliot sambil mencolek puncak hidung bangir Irene.

Akhirnya Irene tidak punya pilihan selain menuruti keinginan Eliot. Mereka pun memasuki gedung mall termewah di Jakarta untuk mencari cincin kawin yang pas untuk mereka.

"Selamat siang, ada yang bisa dibantu?" sapa karyawan toko yang mengenakan setelan jas warna hitam lengkap dengan sarung tangan warna senada.

"Tolong bantu calon istri saya untuk memilih cincin kawin untuk kami," pinta Eliot.

"Bagaimana dengan yang ini, Bu? Ini cincin koleksi terbaru di toko kami. Cincin ini melambangkan kesetiaan terhadap pasangan," ucap karyawan toko dengan ramah sambil menunjukkan sepasang cincin rose gold minimalis pada Irene.

Irene memperhatikan sepasang cincin yang ditunjukkan oleh karyawan toko itu. Dari kilat matanya terlihat jelas kalau dia sangat menyukai cincin itu. Bahkan dia sempat mencobanya di jari manisnya dan ia tersenyum lebar melihat betapa indahnya cincin itu terpasang di jarinya.

Namun, saat dia melihat price tag yang menggantung di cincin itu, matanya terbuka lebar. 'Mahal banget,' jeritnya dalam hati.

Dia buru-buru melepas cincin itu dan mengembalikannya ke dalam kotak. Pemandangan itu tidak lepas dari perhatian Eliot. Dia melihat jelas bagaimana sumringahnya senyum wanitanya itu saat memakai cincin itu di jarinya.

"Emm.. ada model lain? Saya kurang suka," ucap Irene berbohong pada karyawan toko.

"Saya mau yang itu, Pak. Silakan diukur dan diukir inisial nama saya dan calon istri saya disana ya," sanggah Eliot.

Dia tahu kalau Irene menahan diri untuk mengambil cincin itu karena harganya yang mahal. Namun bagi Eliot, harga bukanlah masalah karena ia sudah mempersiapkan semuanya sebelum memberanikan diri melamar pujaan hatinya.

"Mas, tapi ini—"

"Cincin itu cantik banget di tangan kamu. Mas suka. Ambil itu aja ya," bujuk Eliot.

Cara Terakhir Mendapatkanmu (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang