5.Anak Durhaka

4.1K 211 0
                                    

Pukul 03

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 03.00 waktu Qatar, Irene beranjak dari tempat tidur dengan sangat berhati-hati. Dia tidak ingin membuat sedikit pun suara atau pergerakan yang akan membangunkan Wira dari tidurnya.

Dengan langkah terseok-seok, sembari menahan rasa perih di daerah sensitifnya, Irene memakai baju, lalu membawa koper dan menenteng sepatu  di tangan. Dia sengaja keluar dari kamar tanpa alas kaki agar tidak ada suara dari langkah kakinya.

Dia pun berhasil keluar dari kamar itu. Merasa lega tapi juga sesak karena dia tahu bahwa dirinya tidak akan sama lagi setelah ini.

Pukul 05.00 waktu Qatar, Wira bangun dari tidurnya. Saat ia membuka mata dan melihat ke sebelahnya, ia sudah kehilangan Irene.

"Shit!"

Dia segera beranjak dari tidurnya, memakai kembali pakaiannya yang berserak di lantai kamar hotel, lalu menelepon asisten pribadinya.

"Jam berapa keberangkatannya ke Jakarta?" todongnya tanpa mengucapkan kata-kata pembuka terlebih dahulu.

"Sudah berangkat dari 1 jam lalu, Bos. Penerbangannya jam 4 pagi," jawab asistennya dari seberang telepon.

"Kampret! Kenapa lo gak kasih tahu gue kalau keberangkatannya sepagi itu. Gara-gara lo, gue harus kecolongan lagi," semprot Wira pada asisten sekaligus sahabatnya itu. "Lo gak dapat bonus bulan ini," ucap Wira lalu menutup teleponnya sepihak.

“Arrgh!” Wira menggeram kesal pada dirinya sendiri karena kelupaan sesuatu. Dia menelepon asistennya lagi.

"Iya, Bos?" Hanya dalam satu kali nada sambung, telepon langsung diangkat oleh Si Asisten.

"Pesan tiket ke Jakarta sekarang!" Perintahnya lalu kembali menutup panggilan secara sepihak.

#

Sementara itu Bandara Soekarno Hatta.

"Mas, aku udah menuju parkiran ya," ucap Irene melalui telepon. Dia sedang berjalan bersama rombongan pramugari lainnya.

Tin!

Melihat Irene yang celingak-celinguk mencari mobilnya, Eliot membunyikan klakson agar Irene mengetahui keberadaannya. Mereka pun saling melambaikan tangan. Kemudian Irene menghampirinya. Eliot yang masih berseragam pilot pun keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk calon istrinya.

"Apa kabar, Sayang?" tanya Eliot saat mereka cipika-cipiki di sebelah pintu masuk mobil.

"Baik, Mas," balas Irene.

Cara Terakhir Mendapatkanmu (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang