8.Mimpi Buruk

3.3K 148 0
                                    

Sejak kepulangan Wira dari rumahnya, Irene mengurung diri di kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kepulangan Wira dari rumahnya, Irene mengurung diri di kamar. Dia menutup gorden rapat-rapat, mematikan lampu, dan membungkus seluruh tubuh hingga kepalanya dengan selimut. Dia menutup mata dengan paksa berusaha untuk tidur. Namun isi kepalanya terlalu berisik sampai ia tidak bisa tidur dengan tenang. Tubuhnya sudah sangat lelah, namun otaknya seperti menolak untuk istirahat.

Tok. Tok. Tok

Pintu kamarnya diketok tiga kali dari luar, namun Irene tidak menyahut apalagi membukakan pintu. Untungnya pintu kamarnya tidak dikunci.

Klek!

Lampu kamar dinyalakan, lalu Ibu berjalan mendekati ranjang. Selimut yang membungkus seluruh tubuh Irene disingkap oleh wanita itu dan dia melihat putrinya sedang berbaring dengan matanya terpejam tapi menggeliat gelisah dalam tidurnya.

"Irene?" Ibu memanggil anaknya dengan suara pelan.

Irene belum membuka mata. Peluh di dahinya terlihat sangat jelas. Ia mengigau seperti orang yang ketakutan dan kesakitan dalam waktu yang bersamaan.

"Kamu sakit, Nak?" Ibu duduk di tepi ranjang dengan khawatir lalu memegang kening Irene.

"Astaga!" Pekik Ibu saat memegang kening Irene. Suhu tubuhnya terasa sangat kontras saat bersentuhan dengan punggung tangannya.

"Pak! Bapak! Kemari Pak!" Ibu berteriak memanggil suaminya sambil menepuk-nepuk wajah Irene agar dia membuka mata.

Tak lama kemudian Bapak muncul dengan wajah panik. Mendengar teriakan histeris istrinya dari dapur, dia yakin ada sesuatu yang tidak beres.

"Ada apa, Buk?" serunya memasuki kamar.

"Irene, Pak!" Ibu sudah menangis. Ia masih berusaha menghentikan igauan Irene dengan cara menepuk-nepuk wajahnya.

Bapak menghampiri dengan berusaha tetap tenang, walaupun sebenarnya dia juga panik. "Tenang, Bu," ucap Bapak sembari mengambil alih posisi wanita itu.

Saat ini Bapak duduk di sebelah Irene, sementara Ibu duduk di dekat kakinya. Ibu menggosok-gosok telapak kaki Irene dengan panik.

"Irene.. Irene.. bangun Nak. Ini Bapak, Nak," panggil Bapak dengan lembut sambil mengusap keningnya dengan penuh kasih sayang.

Ngggh.. Ngghh..

Irene mengigau dengan napas ngos-ngosan seperti dikejar-kejar sesuatu yang mengerikan. Dia kelihatan sangat lelah dalam tidurnya. "Irene, bangun. Itu cuman mimpi buruk, Nak. Lawan ya," panggil Bapak tak putus-putus.

Cara Terakhir Mendapatkanmu (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang