Secret : The Sun

563 92 28
                                    

"Kenapa?"

"Kau masih bertanya kenapa?"

"Hmm?"

"Aku yang seharusnya bertanya kepadamu, kenapa?"
"Kenapa kau datang?"
"Kenapa kau menyetujui keinginannya?"
"Kenapa kau harus mengikuti perintahnya?"
"Kenapa kau tidak bersenang-senang saja di Jepang?"
"Kenapa kau harus kembali?"

"Aku merindukanmu..."

"Jangan bermain-main denganku, Jisoo!"

"Aku tidak bermain-main. Aku sungguh merind..."

"Diam!"

"Apakah seorang adik tidak boleh merindukan kakaknya?"

"Walau kau memakai marga keluarga ayahku, bukan berarti kau adalah adikku... Aku tidak akan sudi mempunyai saudara bajingan sepertimu!"

"Bagaimana pun kau mengelak dan tidak menganggapku, tetap saja kita berdua terlahir dari rahim yang sama..."

"Dan kau sendiri tidak tahu siapa ayah kandungmu. Kau itu terlahir hanya karena sebuah kecelakaan. Kau tidak diinginkan di dalam keluarga. Kehadiranmu saja sudah membawa kesialan bagiku, di keluargaku, kau tahu itu!"

"Sebegitukah kau membenciku?"

"Iya! Aku membencimu!"

"Tapi aku menyayangimu, noona"

Irene terkesiap mendengar Jisoo memanggilnya seperti itu. Dia tidak ingin percaya lagi kepada lelaki di depannya ini. Semua cara sudah dilakukannya, agar Jisoo tidak kembali ke Seoul. Tapi tetap saja, lelaki bermata teduh itu kembali ke negara ini dan merusak semua rencana yang sudah disusun.

"Aku tidak akan pernah percaya lagi kepadamu. Setelah apa yang terjadi di Jepang. Bukankah sudah kubilang, kau akan aman jika berada disana. Semua yang kau inginkan akan kuberi..."

"Termasuk tubuhmu bukan..."

Plakk

"Kau menjebakku, brengsek!"

Jisoo tersenyum sinis setelah mendapat tamparan keras dari kakaknya. "Aku tidak pernah menjebakmu. Kau sendiri yang masuk dalam perangkapmu..."

"Ingat Jisoo, jangan pernah lagi membahas itu! Dan akan kupastikan, mengirimmu kembali ke Jepang!"

Setelah ucapannya terakhir itu, Irene pergi meninggalkan Jisoo, yang masih tersenyum seperti tadi.

Lelaki itu masih berdiri disana, memikirkan kehidupannya yang begitu rumit. Padahal dirinya selama ini hanya diam menjalani hidup. Tidak pernah menganggu ataupun mengusik kehidupan orang lain. Atau memang benar yang dikatakan Irene tadi, kehadirannya saja di dunia ini, sudah membuat kesialan bagi orang lain.

Huft...

Menghela nafas beratnya, Jisoo membalikkan badan hendak masuk ke dalam pesta lagi. Namun matanya langsung bertemu dengan mata seorang wanita yang berdiri beberapa langkah di depan.

Wanita itu berjalan mendekat, walau tampak ragu, dia mulai mengeluarkan suara. "J-jisoo..."

"Hmm?"

"A-aku minta maaf..."

"Kau mengenalku?"

Jennie, wanita itu tertegun mendengar pertanyaan Jisoo. Dia menatap kedua mata teduh itu tidak percaya. Jennie yakin sekali bahwa, lelaki yang berdiri di depannya adalah lelaki yang selama beberapa bulan ini dia cari. Lelaki yang memiliki suara berat nan merdu, yang begitu dia sukai. Lelaki yang sudah mencuri perhatiannya sejak pertemuan pertama kali. Lelaki dengan sejuta pesona dan kharisma yang dimiliki. Sehingga dirinya terpikat, terjerat dan terjebak oleh permainannya sendiri.

Songs From The Heart (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang