BAPAK CEO.

34 9 6
                                    

Pagi ini, SMA CENDANA tengah digegerkan dengan pertandingan tim basket Kijang dengan tim basket SMA KARTIKA yang akan di selenggarakan besok. Mereka semua tengah histeris karena tak sabar ingin menyaksikan Beni bertanding.

Tak hanya itu, mereka tengah mengantri tanda tangan dari Beni di halaman sekolah, mereka ingin kaos yang mereka kenakan nantinya lengkap dengan tanda tangan Beni. Tak sampai di situ, mereka pun juga tengah mengantri agar dapat berfoto dengan Beni. Khususnya para gadis.

Beni yang mulai kewalahan menghadapi fans nya pun mulai jengah dengan hal ini, Beni memberikan kode kepada Kenzo yang berada tak jauh darinya. Demi apapun Beni ingin keluar dari kerumunan para fansnya.

"WOIII, PERHATIAN SEMUANYA, YANG MAU NO WA NYA BENI, MERAPAT KE SINI!!!!" Teriak Kenzo yang langsung mengundang para fans Beni berlarian ke arahnya.

Sedangkan Beni langsung melarikan diri agar terbebas dari kerumunan itu, sedangkan Kenzo sedang membagikan no ponsel Beni kepada para fans Beni, kalian pikir semudah itu? Oh tentu tidak, yang Kenzo berikan adalah no ponsel Beni 2tahun yang lalu. Alias, sudah tidak aktif.

Gladis dan Raya menatap para kerumunan itu dengan heran. "Ck ck ck, bener-bener ya mereka, kayak nggak ada cowok selain Beni aja." Ucap Gladis.

"Kamu nggak ikut-ikutan?" Tanya Raya yang membuat Gladis membulatkan matanya.

"Sekata-kata kalau ngomong! Nggak mungkin lah gue kayak gitu, buang-buang waktu tau nggak!" Ketus Gladis yang mengundang tawa Raya.

"Hehehe, ya kan siapa tau."

"Gladis mana berani ikut begituan, kan ada gue di sini." Ucap David yang entah muncul dari mana.

Gladis memutar bola matanya malas. "Mulai deh mulai, eneg tau gue tuh!" Ketus Gladis yang tentunya tidak sesuai dengan isi hatinya.

"Eneg apa seneng?" Ledek David.

"Apa sih!, nggak mutu." Ucap Gladis yang masih bersikeras.

"Ciee ciee, aku jadi iri deh, bisa pacaran di sekolah." Ucap Raya.

"Apaan sih Ra, kita itu nggak pacaran." Ucap Gladis yang secara tidak langsung menorehkan luka di hati David.

David tersenyum simpul. "Kalian nggak masuk kelas?" Tanya David untuk mengalihkan pembicaraan.

"Iya juga ya, udah mau masuk." Ucap Gladis sambil melihat jam tangannya.

☁️☁️☁️

Cakra pergi ke perusahaan Arga tanpa sepengetahuan Arga, setelah beberapa kali karyawan kantor mengadukan hal yang tidak beres, membuat Cakra penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Cakra langsung menuju ke meja resepsionis. "Di mana papah Arga?" Tanya nya to the poin.

Resepsionis tersebut menyambutnya dengan tersenyum ramah. "Sebentar ya, saya akan menghubungi beliau terlebih dahulu."

"Gue tanya di mana dia?! Kasih tau ruangannya." Ucap Cakra dengan tegas.

"Ba-baik pak, ruangan pak Arga berada di lantai dua, di sana akan ada papan tulisan R. DIREKTUR UTAMA."

"Oke, makasih ya." Ucap Cakra sebelum pergi meninggalkan meja resepsionis.

Ia tak langsung menuju ruangan Arga, namun ia sedang mencari karyawan yang menjadi mata-matanya di perusahaan.

"Pak Cakra? Ini pak Cakra kan?" Ucap seorang karyawati yang ia cari-cari.

"Lo nggak malu? Manggil orang yang lebih muda dari lo dengan sebutan pak? Panggil gue Cakra."

CAKRARAYA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang